Pentingnya Ruang Ekspresi Bagi Anak Untuk Menyalurkan Emosinya

2 Maret 2022 11:57 WIB
Sekelompok anak pada usia eksplorasi sedang bermain.
Sekelompok anak pada usia eksplorasi sedang bermain. ( freepik)

Menurut Child Development Institute, pada tahap ini, sebisa mungkin luangkan waktu untuk berbicara dengan anak untuk mendapatkan informasi dan pemahaman.

Untuk memahami mereka, orang tua bisa mengajukan pertanyaan yang memancing mereka untuk membagikan perasaannya.

Anak kecil lebih sedikit menggunakan bahasa verbal, tapi banyak mengungkapkan emosinya dengan bahasa tubuh.

Untuk mengatasi hal ini, ajarkan anak lebih banyak perihal ekspresi. 

Bisa dimulai dari menjelaskan bahwa mengangguk berarti setuju dan menggeleng yang berarti sebaliknya.

Selain itu, tanyakan alasan yang membuat mereka menangis. Biarkan mereka menjawab dan menjelaskan secara perlahan.

Mita Warnita pun juga membagikan pengalamannya, “Kalau aku sih lebih ke yang banyak ngobrol, ya, talking terus sama dia. Misalnya kalau dia lagi seneng atau sedih harus diungkapin, jangan disimpen.” 

Dari pemaparannya, bisa disimpulkan bahwa kunci utamanya adalah komunikasi. Anak-anak harus dibiasakan terbuka kepada kedua orang tuanya.

Selain komunikasi, orang tua juga dapat memberikan rasa nyaman kepada anak dengan afeksi fisik hingga tawaran aktivitas.

Hal ini juga dilakukan oleh Roni Sagala. Menurutnya, sebagai seorang ayah yang tidak bisa banyak menghabiskan waktu bersama anak karena harus bekerja, aktivitas bersama dapat mendekatkannya pada anak.

Baca Juga: Bentuk Karakter Anak yang Baik, Orang Tua Diminta Hindari Kekerasan

Melalui hal itu, baik di dalam rumah maupun di luar rumah, ia lebih bisa memahami apa yang disukai dan tidak disukai anak. Termasuk dalam hal bagaimana anak mengungkapkan emosinya.

“Kadang kalau di rumah kan dia nggak terbuka, karena takut duluan. Jadi kalau saya nanggepnya itu memang harus diajak keluar, saat pikiran mereka fresh, mereka bisa mengungkapkan “Bah, kayaknya pengen ini ini gimana sih caranya, Bah.””

Sebagai sosok ayah yang jarang  berkomunikasi dengan anak, hal ini mungkin saja terjadi. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan berbeda untuk setiap anak yang masih belum mampu berekspresi.

Sebagai contoh, ketika anak menangis, cobalah untuk mendengarkannya dan bertanya “Kamu udah selesai belum sedihnya?”. Dengan begitu, anak akan lebih merasa dihargai, dibandingkan jika kita membentak dan melarangnya untuk tak menangis.

Ada anak yang mungkin lebih nyaman mengungkapkan rasa marahnya dengan diam, ada pula yang meledak-ledak.

Jadi, orang tua harus memahami bahwa menangani penyampaian emosi yang berbeda ini juga harus berbeda.

Hal terpenting adalah, jangan halangi anak dalam mengekspresikannya, kecuali hal yang ia lakukan dapat membahayakan dirinya atau orang lain.

Simak lebih lanjut cara memahami ekspresi dan emosi anak dalam siniar Obrolan Meja Makan bertajuk Berikan Ruang Ekspresi Bagi Anak Untuk Menyalurkan Emosinya” di Spotify atau melalui tautan https://dik.si/omm_ruaekspresi. Dan ikuti obralan perihal parenting lainnya yang akan tayang setiap hari Senin dan Kamis.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm