Sonora.ID - Melalui perkataan yang disebar dari mulut ke mulut, beberapa hal atau teori yang berkaitan dengan haid acap kali dipercaya oleh kebanyakan masyarakat.
Sayangnya, informasi tersebut lebih sering salah sehingga memunculkan berbagai mitos tentang menstruasi atau haid yang tak perlu.
Hal tersebut tentunya harus segera di hentikan agar tak menjadi pembodohan massal yang terus berputar.
Apa saja mitos tentang haid tersebut? Merangkum dari Healthline dan Medical News Today, berikut informasi lengkapnya.
Baca Juga: Ladies, 6 Makanan Ini Harus Dihindari saat Haid! Bisa Perburuk PMS
Mitos tentang menstruasi
1. Berhubungan seks saat haid tidak akan menyebabkan kehamilan
Memang benar bahwa pada kebanyakan perempuan, menstruasi adalah periode di mana mereka paling tidak subur.
Akan tetapi, sperma dapat hidup di dalam saluran genital wanita hingga 5 hari. Beberapa sumber bahkan menyebut bisa sampai 7 hari.
Jadi, melakukan hubungan seks vaginal tanpa kondom selama menstruasi juga menyebabkan kehamilan apabila sperma bertahan cukup lama dan membuahi sel telur.
2. Haid jatuh pada tanggal yang sama tiap bulannya
Beredar luas bahwa siklus menstruasi seorang wanita akan terus berlangsung selama 28 hari.
Namun, beberapa siklus wanita jauh lebih lama, mulai dari 29 hingga 35 hari, sedangkan ada pula yang lain yang bisa lebih pendek.
Keadaan seperti perjalanan, perubahan berat badan, perasaan, dan obat-obatan semua dapat mempengaruhi waktu menstruasi wanita.
Jadi, haid setiap wanita selalu "tepat waktu" dan akan jatuh di tanggal yang sama merupakan salah satu mitos tentang menstruasi yang harus setop dipercaya.
Baca Juga: Hasrat Seksual Tak Terbendung saat Menstruasi? Tenang, Ini Tips Aman Bercinta saat Haid
3. Darah haid adalah darah kotor
Darah haid bukanlah cairan tubuh yang ditolak atau cara tubuh membuang racun. Darah haid ini terdiri dari sedikit darah, jaringan rahim, lapisan cairan tubuh, dan bakteri.
Secara sederhana, darah haid memang bukan darah yang mengalir tanpa henti melalui pembuluh darah.
Namun, darah haid adalah darah yang kurang terkonsentrasi dan memiliki lebih sedikit sel darah daripada darah biasa.
4. Tampon atau menstrual cup dapat merusak keperawanan
Memasukkan tampon ke dalam vagina tidak akan merusak selaput dara yang dianggap sebagai sebuah tanda keperawanan di masyarakat.
Padahal, selaput dara adalah selaput elastis yang melapisi lubang vagina dan biasanya tidak menutupi lubang vagina.
Justru jika selaput dara menutup vagina, maka akan menghalangi darah menstruasi dan jenis cairan lain untuk keluar dari tubuh.
Kondisi tersebut nyatanya berbahaya dan membutuhkan pertolongan medis dengan dibedah untuk memperbaikinya.
Baca Juga: 2 Cara Mengetahui Masa Subur setelah Haid, Para Wanita Wajib Ingat!
5. Tidak boleh keramas saat haid
Beberapa orang berpikir bahwa keramas selama menstruasi tidak aman karena dianggap dapat merangsang pendarahan atau menghentikan haid lebih cepat sehingga memberi efek buruk.
Kenyataannya, mandi dapat membuat badan lebih bersih dan meningkatkan mood sehingga membantu mengatasi gejala PMS yang dialami.
Demikian beberapa mitos tentang menstruasi yang mungkin masih Anda percayai hingga saat ini. Semoga bermanfaat!