Pemkot Makassar Bentuk Satgas Khusus Guna Cegah PMK Hewan Ternak

20 Mei 2022 16:15 WIB
Evy Aprialty, Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Makassar
Evy Aprialty, Kepala Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) Makassar ( Sonora.ID)

Makassar, Sonora.ID - Pemerintah melalui Dinas Perikanan dan Pertanian (DP2) membentuk Satuan Tugas (Satgas) khusus.

Tugasnya, menangani wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak agar tidak menyebar di Makassar.

Kepala DP2, Evy Aprialty mewaspadai faktor risiko penularan melalui sejumlah pintu masuk Makassar. Misalnya, di jalur darat dan perairan.

"Sejauh ini kami rutin lakukan pengawasan. Ini antisipasi masuknya hewan ke Makassar pada jam tertentu," ujarnya saat ditemui di Balaikota, Kamis (19/5/2022).

Dia menambahkan, pengawasan semakin diintensifkan terutama jelang Hari Raya Idul Adha 2022. Tujuannya, mengantisipasi hal yang tidak diinginkan.

Baca Juga: Cegah Penyakit Mulut dan Kuku, Sapi di Sumsel Bakal Disuntik Vaksin

Evy melaporkan pendataan hewan kurban di tahun lalu. Tercatat, ada 8.000 lebih hewan ternak berupa sapi yang masuk Makassar.

Sementara kambing, ada lebih dari 2.000 ekor. Ada pun lokasi penyembelihan sebanyak 600 titik.

"Covid sudah terkendali dan ekonomi membaik, saya perkirakan jumlah hewan kurban yang dibutuhkan Makassar akan lebih tinggi lagi," ungkapnya.

Pemerintah telah menunjuk drh. Agung PJ Wahyuda sebagai ketua satgas penanggulangan PMK di Makassar.

Dia menjelaskan, penyebab penyakit tersebut virus RNA. Ini bisa menyebar baik melalui tinja, air liur dan ingus hewan ternak.

Selain itu, bisa menyebar lewat udara, bahkan baju dan sepatu orang yang pernah kontak langsung dengan hewan yang terpapar virus tersebut.

Daya tahan virus ini jika berada di tanah atau rumput kering dan jerami 26 hingga 200 hari. Sementara dalam daging, virusnya bisa bertahan hingga tiga hari.

Baca Juga: Antisipasi PMK, Pemkot Pontianak Uji Sampel 13 Ekor Sapi di Empat Kecamatan 

Agung menambahkan, tanda klinis hewan ternak yang terjangkit PMK seperti demam, luka pada mulut seperti sariawan, luka pada kaki hingga puting susu.

Hewan ternak bersangkutan malas makan dan jika sedang hamil maka akan mengalami keguguran.

"Sayangnya untuk pengobatan virus ini tidak ada. Tapi tanda klinisnya bisa diobati," ungkapnya.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm