Bagikan :
Sonora.ID – Berikut ini adalah 10 negara dengan tingkat literasi atau pendidikan terendah pada tahun 2022 seperti yang dilansir dari worldpopulationreview.com.
Literasi atau kemampuan dalam membaca dan menulis bisa dibilang sebagai satu-satunya faktor terpenting dalam menentukan perjalanan karier seseorang.
Bagi mereka yang bisa membaca dan menulis dengan tingkat pendidikan yang tinggi, jangkauan pekerjaan yang memungkinkan sangat luas.
Namun, bagi mereka yang tak bisa membaca dan menulis, pilihan pekerjaan sangat terbatas bahkan tidak sampai upah minimum.
Baca Juga: 3 Negara Paling Gaptek, Gak Ada ATM dan Sedikit Orang yang Ngerti Internet
Secara keseluruhan, tingkat melek huruf global memang cukup tinggi.
Tingkat melek huruf untuk semua pria dan wanita yang berusia minimal 15 tahun adalah 86,3%.
Laki-laki berusia 15 tahun ke atas memiliki tingkat melek huruf 90%, sedangkan perempuan hanya sedikit tertinggal di 82,7%.
Namun, ada perbedaan besar antar negara. Negara maju hampir selalu memiliki tingkat melek huruf orang dewasa 96% atau lebih baik.
Sebaliknya, negara-negara kurang berkembang mengelola tingkat melek huruf rata-rata hanya 65%.
Indonesia sendiri memiliki tingkat melek huruf sebesar 95,44%.
Perbandingan literasi antar negara secara langsung cenderung tidak tepat.
Hal ini terutama disebabkan oleh dua faktor: banyak negara tidak melaporkan literasi mereka setiap tahun, dan banyak negara memiliki definisi yang tidak sesuai tentang apa yang memenuhi syarat sebagai literasi.
Berikut ini daftar 10 negara yang paling buta huruf di dunia sepanjang tahun 2022:
Baca Juga: Peace and Love, Ini Daftar 9 Negara Paling Damai di Dunia, Mau Pindah?
Kemiskinan dan buta huruf cenderung berjalan beriringan. Pendidikan seringkali kurang tersedia di daerah-daerah yang dilanda kemiskinan.
Terlebih lagi, bahkan ketika pendidikan tersedia, keluarga yang berjuang mungkin membutuhkan anak-anak mereka untuk bekerja dan mencari uang daripada pergi ke sekolah.
Sebagian besar negara dengan tingkat literasi terendah berada di Asia Selatan, Asia Barat, dan Afrika sub-Sahara—wilayah yang juga termasuk sebagian besar negara termiskin di dunia.
Ada juga kesenjangan gender dalam literasi: Dari sekitar 781 juta orang dewasa di seluruh dunia yang tidak dapat membaca atau menulis, hampir dua pertiganya adalah perempuan.
Kesenjangan ini terutama terlihat di negara-negara kurang berkembang, di mana perempuan sering diharapkan untuk tinggal di rumah dan merawat rumah dan anak-anak sementara laki-laki pergi bekerja.
