Jangan Salah Kaprah: Bukannya Menjaga Kesehatan Mental, Cara Ini Justru Membuatmu Menyakiti Hati Orang Lain!

13 Juli 2022 14:25 WIB
Kita tidak boleh mengartikan kesehatan mental secara salah kaprah. Kamu perlu menghindari melakukan hal ini, karena bukannya menjaga mentalmu, kamu bisa menyakiti hati orang lain.
Kita tidak boleh mengartikan kesehatan mental secara salah kaprah. Kamu perlu menghindari melakukan hal ini, karena bukannya menjaga mentalmu, kamu bisa menyakiti hati orang lain. ( unsplash.com)

Sonora.ID - Beberapa orang kadang salah kaprah mengartikan kesehatan mental, yang justru dengan cara itu, mereka seringkali menyakiti hati orang lain.

Padahal, semua orang tentu tak mau membuat orang sakit hati, hanya dengan dalih 'menjaga kesehatan mental' mereka sendiri.

Namun, sayangnya, cara yang salah kaprah ini kerapkali justru dipromosikan oleh banyak influencer di sosial media, dibalut dalam konten yang menarik, namun sejatinya tak memenuhi standar otoritas keilmuan di bidang mental ataupun psikologi.

Kita sering mendengar 'jauhi orang-orang toxic!' yang kerap dikatakan para influencer, bukan?

Namun, pernahkah kita merunut kembali pikiran kita, bahwa mungkin dengan kecenderungan kita menilai orang-orang punya potensi menjadi toxic dan dengan mudahnya kita menjauhi mereka, kita sama saja membangun tembok besar yang menghalangi interaksi kita dengan sekitar?

Baca Juga: IDI : Hidup Sehat Adalah Hak Asasi Setiap Manusia

Maka, untuk merevisi kembali pemahaman kita soal usaha menjaga kesehatan mental dengan benar, kamu bisa menyimak beberapa penjelasan berikut.

Menjauhi Orang Toxic Memang Benar, Tapi Kita Harus Jadi Pribadi yang Toleran

Tak ada yang salah dengan ceramah influencer dan artis bahwa kita memang harus menjauhi mereka yang toxic.

Namun, perlu digarisbawahi, pemahaman seperti ini selalu membutuhkan penyeimbang, supaya kita tak menjadi orang yang mudah membuat fatwa dan berprasangka buruk dengan orang lain.

Setelah tahu bahwa orang toxic memang perlu dijauhi, yang perlu kita lakukan bukan semata melacak mana orang-orang toxic dan mana yang bukan.

Di samping itu, yang harus kita lakukan juga memperbesar ruang toleransi dalam diri kita.

Dengan melakukan hal tersebut, maka kita telah menerapkan apa yang disebut Pramoedya Ananta Toer sebagai 'adil sejak dalam pikiran'.

Selain menjauhi orang-orang toxic yang membuat mental kita sehat, kita juga ingin sekali, bukan, menjadi orang yang toleran sehingga kehadiran kita diharapkan oleh orang lain?

Baca Juga: Cita Citata Stop Main Medsos, Alasannya Bikin Kamu Pengin Ikut!

Stres Tidak Selalu Salah

Semua orang pernah mengalami stres, dan itu sama sekali bukan kehinaan.

Maksudnya, ketika kita stres, jangan terburu-buru membuat diagnosa mandiri dengan menyatakan bahwa mental kita tidak sehat.

Selain justru akan menurunkan kesehatan mental dan gairah psikologismu, sikap yang seperti itu justru membuat pribadimu amat rentan terhadap masalah.

Akibat rentan dengan masalah, biasanya, kita akan jadi orang yang sulit bergaul dengan orang lain, mudah tersinggung, dan bahkan sering mengucapkan kata-kata yang tanpa kita sadari bisa menyakiti hati mereka.

Ingat, stres itu biasa saja.

Orang bekerja kelelahan, pelajar dan mahasiswa mengerjakan tugas terlalu banyak, dan mereka semua juga mengalami stres.

Tapi perlu dicatat, keadaan lelah dan stres tak selalu menjadi alamat bahwa kamu punya mental bermasalah.

Mungkin, kamu kadang hanya perlu memberi jeda sesekali, beristirahat atau bertamasya, guna membuat tenagamu pulih untuk menjalani hari esok dengan lebih baik lagi.

Baca Juga: Jarang Diketahui, Ternyata ini Manfaat Buku Gambar untuk Orang Dewasa bagi Kesehatan Mental

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm