Sonora.ID - Pedangdut Denada sempat merasakan kesedihan karena putri semata wayangnya, Aisha Aurum, didiagnosis leukimia pada anak..

Namun kini Denada bisa bernafas lega karena setelah 3 tahun lamanya putri Denada menjalani perawatan intensif di Singapura, Aisha dinyatakan sembuh dari leukimia.

Melansir Medical News Today, leukemia mempengaruhi sel darah, paling sering, sel darah putih. Sel darah putih biasanya berkembang dari sel induk di sumsum tulang. Ketika sel-sel ini tumbuh secara tidak normal, leukemia terjadi.

Diagnosis leukemia bisa menakutkan, tetapi tingkat kelangsungan hidup terus meningkat. Artikel ini membahas gejala awal leukemia pada anak, cara mengenali gejalanya, dan apa yang perlu diketahui tentangnya.

Banyak gejala awal leukemia pada anak-anak juga merupakan gejala umum, penyakit anak yang kurang serius.

Baca Juga: Ibu-ibu Awas Jangan Terlalu Higienis, Hidup Terlalu Bersih Ternyata Bisa Sebabkan Leukimia pada Anak

Mereka dapat termasuk penyakit seperti flu, kelelahan, kurang nafsu makan, sakit kepala, dan infeksi yang sering.

Leukemia bisa menjadi kronis, di mana gejalanya bisa berkembang perlahan, atau bisa juga akut, di mana gejalanya bisa muncul dengan sangat cepat.

Menurut National Cancer Institute di Amerika Serikat, ini adalah jenis kanker yang paling umum pada anak-anak dan remaja, terhitung1 dari 3Sumber Tepercayakanker yang mempengaruhi kelompok usia ini.

Ini mempengaruhi lebih banyak pria daripada wanita, meskipun tidak dengan margin yang besar.

Leukemia anak juga sedikit lebih umum di antara anak-anak Hispanik dan anak-anak yang berkulit putih daripada di antara anak-anak Afrika-Amerika dan Asia-Amerika.

Baca Juga: Leukemia Serang Anak-Anak, Jajanan Favorit Si Kecil Ini Jadi Penyebabnya, Hindari Mulai Sekarang

Anak-anak dengan leukemia memiliki jumlah sel darah putih yang tinggi, tetapi sebagian besar sel-sel ini tidak berfungsi dengan benar. Ini karena sel-sel abnormal menggantikan sel darah putih yang sehat.

Sel darah putih membantu melindungi tubuh dengan melawan infeksi. Untuk alasan ini, infeksi berulang atau persisten dapat mengindikasikan bahwa seorang anak tidak memiliki cukup sel darah putih yang sehat.

Mengutip CNN, studi yang diterbitkan pada tahun 2018 di jurnal Nature Reviews Cancer menemukan bahwa leukemialimfoblastik akut (ALL), jenis kanker anak yang paling umum, dapat terjadi melalui proses mutasi genetik dan paparan infeksi.

Kurangnya paparan kuman dan virus di awal kehidupan seorang anak dinilai dapat berpotensi merusak sistem kekebalan tubuh anak.

Mel Greaves, penulis penelitian yang merupakan profesor di Institute of Cancer Research menyebut kanker ini bisa dicegah.

Baca Juga: Risiko Leukimia pada Anak Meningkat Jika Rumah Terlalu Bersih

Greaves percaya bahwa ketika bayi terpapar infeksi tak berbahaya selama tahun pertama, maka sistem kekebalannya akan diperkuat.

Selama 30 tahun belakangan ia melakukan peninjauan terhadap berbagai penelitian mengenai genetika, biologi sel, epidemiologi, imunologi, dan pemodelan hewan dari leukemia pada masa kanak-kanak, akhirnya Greaves mencapai kesimpulan.

"Penelitian ini secara kuat menunjukkan bahwa (kanker ini) memiliki penyebab biologis yang jelas, dan dipicu oleh berbagai infeksi pada anak-anak yang cenderung memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum siap," tuturnya dalam sebuah pernyataan.