Opening ASEAN Paragames 2022, Kebanggaan Indonesia Berjuang untuk Kesetaraan Terpancar dari Solo

1 Agustus 2022 09:20 WIB
Defile atlet saat pembukaan Asean Para Games 2022 di Stadion Manahan, Solo, jawa Tengah, Sabtu, 30 Juli 2022. Agoes Rudianto/INASPOC
Defile atlet saat pembukaan Asean Para Games 2022 di Stadion Manahan, Solo, jawa Tengah, Sabtu, 30 Juli 2022. Agoes Rudianto/INASPOC ( Diskominfo Ska - Media Center APG XI 2022)

ASEAN Paragames adalah event yang melekat dengan penyelenggaraan ASEAN Games. Biasanya digelar dua pekan setelah event ASEAN Games berakhir. Pada ASEAN Games 2021, Vietnam yang menjadi tuan rumah melepas kewajibannya untuk menggelar ASEAN Paragames.

Indonesia kemudian tampil sebagai penggantinya dengan Solo dan tiga kabupaten/kota lainnya yakni Surakarta, Karanganyar, dan Semarang menjadi tuan rumah.

Alasannya sederhana, komunitas olahraga disabilitas di Indonesia perlu ruang untuk berkompetisi dan bangkit lagi pascapandemi. Apalagi sebelumnya, pada 2021 Filipina juga batal menggelar ASEAN Paragames.

“Selamat malam semua, good evening. Welcome to Solo. Terima kasih atas kepercayaan menunjuk Solo sebagai tuan rumah ASEAN Paragames ke-11, pada 2022 ini,” sapa Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka saat membuka pidatonya di upacara pembukaan ASEAN Paragames Solo 2022.

Pria yang akrab dipanggil Mas Wali oleh masyarakat Solo dan sekitarnya ini mengenakan pakaian kebesaran tradisional keraton Solo dan datang ke podium dengan menunggang kuda, sebagai bagian dari kejutan untuk memeriahkan acara itu.

Setelah membuka pidatonya, Gibran menggugah warga Solo untuk merasakan kebanggaan sebagai tuan rumah penyelenggaraan ASEAN Paragames 2022.

“Warga Solo saya mau bertanya, bangga tidak jadi tuan rumah ASEAN Paragames untuk kedua kalinya,” pertanyaan ini disambut riuh para penonton. Gibran Kembali mengingatkan bahwa Solo sebelumnya juga pernah sukses menyelenggarakan ASEAN Paragames yaitu pada 2011.

Dalam tujuh hari ke depan, 1.248 atlet akan berkompetisi mengharumkan nama negara masing-masing.

Mereka akan berkompetisi dalam 924 event untuk berjuang memperebutkan 453 medali. Presiden of ASEAN Para Sports Federation (APSF) Maj Gen. Osoth Bhavilai, mengaku sangat menantikan momen-momen tersebut.

Baca Juga: Wapres Ma'ruf Amin Harapkan Indonesia Jadi Juara Umum ASEAN Para Games XI 2022

“Selama empat tahun lamanya, keluarga olahraga paralimpiade menantikan momen ini. Dan sekarang momen itu telah datang, Kita berharap momen ini dapat memperbarui solidaritas dan persahabatan kita dan juga menginspirasi, menambah kekuatan kita melalui olahraga untuk menikmati momen-momen di ASEAN Paragames. Terima kasih Solo, terima kasih Indonesia untuk momen ini,” ucap Osoth Bhavilai.

“Saya ingin menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan rasa terima kasih saya kepada pemerintah Indonesia untuk komitmennya yang kokoh untuk mewujudkan ASEAN Paragames ke-11 di sini, di Solo,” sambung dia.

Osoth tampil di pertengahan acara setelah Gibran memberikan kata sambutan. Sebelum itu, tampil juga Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Namun, kali ini orang nomor satu di Jawa Tengah itu tidak berdiri di podium untuk berpidato, melainkan ikut mengambil peran dalam pertunjukan seni yang ditampilkan.

Ganjar membawa gendang Bersama dua lainnya untuk berinteraksi secara komikal dengan pelawak Dodit Mulyanto dan penyanyi Endah Laras yang ada di atas panggung. Mulanya hanya suara gendang yang terdengar dipukul tidak beraturan. Penonton pun heboh setelah lampu sorot diarahkan ke tiga orang yang berdiri di seberang lapangan. Ternyata salah satunya adalah Ganjar yang berdiri di tengah memukul-mukul gendang. Setelah itu, Endah Laras dan Ardha Krisna Pratama, penyanyi cilik disabilitas netra bersuara merdu, mengalunkan “Bengawan Solo”. Penyanyi disabilitas netra Putri Ariani juga sebelumnya tampil membuka acara untuk menyanyikan ‘Indonesia Raya’.

Dalam acara ini, desain tata letak kursi penonton dan area pertunjukan terbilang unik. Jika biasanya lapangan hijau yang dijadikan pusat atraksi, di upacara pembukaan ASEAN Paragames Solo 2022, bagian lapangan sepakbola itu dijadikan tempat penonton dengan kursi-kursi yang ditata dalam enam grup. Panggung utama dibuat seperti sebuah layar dalam pertunjukkan wayang. Sekitar 1/3 bagian di tribun Stadion berkapasitas 20 ribu orang itu pun dibiarkan kosong tanpa penonton.

Pada parade kontingen, rombongan masing-masing negara dikawal oleh karakter tokoh wayang, seperti Bima, Arjuna, Rama, Rahwana, Punokawan, Gatot Kaca dan Sriwedari. Kamboja menjadi negara pertama berjalan dalam parade yang menampilkan 11 negara peserta. Selanjutnya, Lao PDR, Malaysia, Myanmar, dan Filipina. Disusul Singapura, Thailand, Timor Leste, Vietnam kemudian Indonesia menjadi penutup iring-iringan parade tersebut.

Baca Juga: Menko PMK: Kita Optimis Menjadi Juara Umum ASEAN Para Games ke-XI

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm