Jadi Tanggung Jawab Semua Pihak, Jangan Biarkan Tengkes Renggut Masa Depan Anak

5 Agustus 2022 13:45 WIB
Ilustrasi stunting
Ilustrasi stunting ( Kompas.com)

Sehingga hal ini tidak disarankan untuk dilakukan secara mandiri oleh orangtua. Pengukuran perlu dilakukan secara rutin oleh tenaga kesehatan agar hasil penilaian lebih terstandar.

Dan jika hasil pengukuran masih dibawah standar maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Hal ini dapat dilakukan oleh fasilitas kesehatan (faskes) tingkat primer dalam jangka waktu dua sampai empat minggu.

Apabila penanganan pada faskes primer tidak menunjukkan perkembangan maka anak dapat dirujuk ke dokter spesialis anak.

Melansir dari Kompas.id (04/08/2022), pemerintah juga menjalankan beberapa strategi untuk mengatasi masalah gizi buruk dan tengkes pada balita. Hal ini diungkapkan oleh Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, strategi yang dilakukan antara lain, pemberdayaan keluarga dan masyarakat, meningkatkan kualitas dan cakupan deteksi dini di tingkat masyakarat, meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan dan gizi, penguatan sistem kewaspadaan dini melalui surveilans kesehatan dan gizi, meningkatkan kerjasama dengan lintas program, meningkatkan dukungan dan peran serta pemerintah daerah melalui dukungan kebijakan dan pembiayaan serta deteksi dini, rujukan kasus tengkes, dan pemantauan pasca rujukan.

Selain itu pemerintah juga tengah melakukan intervensi tengkes sebelum dan setelah kelahiran dengan memastikan gizi cukup pada ibu hamil dan memberikan tablet penambah darah selama masa kehamilan.

Sementara itu intevensi pasca kelahiran dilakukan dengan meningkatkan asupan makanan bergizi pada anak, terutama pemberian nutrisi yang kaya akan protein hewani.

Piprim menuturkan bahwa sejumlah riset menunjukkan adanya keterkaitan antara status tengkes dan kekurangan asupan protein hewani pada anak.

Anak dengan tengkes ternyata memiliki asupan protein hewani yang lebih rendah dari pada anak yang sehat serta ditemukan bahwa kadar asam amino pada anak tengkes juga lebih rendah daripada anak yang sehat.

Padahal asam amino dapat merangsang protein mTORC1 yang memiliki peran dalam proses pertumbuhan tulang, pertumbuhan otot dan fungsi imun.

Baca Juga: Pemerintah Maksimalkan Perlindungan Anak dan Disabilitas yang Terdampak Pandemi

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm