Inilah Isi Perjanjian Hudaibiyah, Kesepakatan Nabi Muhammad SAW dan Kaum Quraisy Saat Hendak Memasuki Mekah

30 Agustus 2022 13:45 WIB
Isi Perjanjian Hudaibiyah (ilustrasi)
Isi Perjanjian Hudaibiyah (ilustrasi) ( Instagram @islamify)

Sonora.ID - Isi perjanjian Hudaibiyah merupakan sejarah penting yang harus diketahui seluruh umat Islam.

Perjanjian Hudaibiyah merupakan perjanjian yang dilakukan antara kaum muslimin yang dipimpin oleh Nabi Muhammad SAW dengan kaum Quraisy saat hendak memasuki Mekah untuk melakukan ibadah pada abad ke-6 Hijriyah atau tahun 628 M.

Dilansir Grid, kala itu Nabi Muhammad SAW mengajak seluruh sahabatnya untuk umrah ke Mekah dan telah mempersiapkan hewan kurban.

Setelah melakukan persiapan yang matang, Nabi dan sahabat (salah satu riwayat menyebut ada 1.400 orang orang) pergi menuju Mekah pada hari Senin awal bulan Dzulqaidah.

Di tengah perjalanan, Nabi Muhammad SAW dan rombongan dicegat oleh sekelompok musyrik Quraisy, tepatnya di daerah Hudaibiyah, wilayah yang berjarak 20 kilometer dari kota Mekah.

Mereka menanyakan maksud dan tujuan mendatangi Mekah. Nabi Muhammad SAW pun menjawab akan melakukan ibadah, bukan untuk berperang.

Jawaban tersebut tak langsung dipercaya oleh kelompok musyrik Quraisy. Terlebih saat itu kaum Quraisy baru saja kalah dalam perang Khandaq.

Kaum Quraisy berusaha menahan kaum muslim agar tidak masuk ke Mekah karena bangsa Arab sangat bersiaga terhadap kekuatan Islam yang kala itu tengah berkembang.

Negosiasi pun dilakukan oleh Nabi Muhammad agar tidak terjadi pertumpahan darah. Beberapa kali kedua belah pihak terlibat pembicaraan, namun berujung buntu.

Kemudian diutuslah Suhail bin Amr dan Mukriz oleh para pemuka Mekah untuk membuat kesepakatan apapun dengan Nabi Muhammad SAW dan rombongannya.

Keduanya boleh bersepakat soal apapun kecuali mengizimkan umat Islam masuk ke Mekah.

Negosiasi pun berjalan alot hingga tercapailah perjanjian yang disebut Shulhul Hudaibiyah (Perjanjian Hudaibiyah) yang dilakukan di Hudaibiyah pada Maret tahun 628 M (Dzulqaidah 6 H).

Perjanjian ini menjadi salah satu simbol diplomasi perdamaian yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Baca Juga: Umat Islam Wajib Tahu, Ternyata Buah Kesukaan Rasululah Ini Bisa Tangkal Sihir dan Santet Kata dr Zaidul Akbar, Ini Penjelasannya


Isi Perjanjian Hudaibiyah

Adapun inti dari isi perjanjian Hudaibiyah ada lima butir seperti yang dilansir dari NU Online berikut:

  1. Gencatan senjata antara Mekkah dengan Madinah selama 10 tahun. Tidak boleh ada permusuhan dan tindakan buruk terhadap masing-masing pihak selama masa tersebut.
  2. Siapa yang datang dari kaum musyrik kepada Nabi, tanpa izin keluarganya, harus dikembalikan ke Makkah. Namun jika ada kaum Muslim yang mendatangi kaum Musyrik, maka ia tidak akan dikembalikan.
  3. Diperkenankan siapa saja di antara suku-suku Arab untuk mengikat perjanjian damai dan menggabungkan diri kepada salah satu dari kedua pihak. Ketika itu, suku Khuza’ah menjalin kerja sama dan mengikat perjanjian pertahanan bersama dengan Nabi Muhammad saw. dan Bani Bakar memihak kaum musyrik.
  4. Tahun ini Nabi Muhammad SAW dan rombongan belum diperkenankan memasuki Mekah. Namun harus ditunda sampai tahun depan dengan syarat hanya bermukim tiga hari tanpa membawa senjata kecuali pedang yang tidak dihunus. Kaum Quraisy akan keluar dari Mekah.
  5. Perjanjian ini diikat atas dasar ketulusan dan kesediaan penuh untuk melaksanakannya, tanpa penipuan atau penyelewengan.

Perjanjian Hudaibiyah disaksikan oleh pihak muslim dan kaum Quraisy.

Dari pihak muslim, ada Abu Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Muhammad bin Salamah, dan Abdurrahman bin Suhail. Ali bin Abi Thalib bertugas sebagai sekretaris.

Sementara di pihak kaum musyrik ada Suhail bin Amr dan Mikraz bin Hafzh.

Sebenarnya beberapa sahabat, termasuk Umar dan Ali merasa keberatan dengan isi perjanjian Hudaibiyah (khususnya untuk butir kedua dan keempat).

Namun mereka menerimanya setelah mendapat penjelasan dari Nabi Muhammad SAW.

Setelah 19 atau 20 hari berada di Hudaibiyah, Nabi Muhammad SAW dan umat Islam kembali ke Madinah.

Sebelum kembali ke Madinah, Nabi Muhammad SAW meminta rombongan untuk memakai ihram dan bertakhallul (mencukur rambut). Kemudian dilanjutkan dengan menyembelih unta.

Menurut riwayat, ada 70 ekor unta yang disembelih.

Baca Juga: 3 Ciri Orang Munafik Menurut Islam Disertai Hadits yang Menjelaskannya

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm