Perbedaan Resesi dan Krisis Ekonomi dan Tips Menghadapinya

5 Oktober 2022 14:00 WIB
(ilustrasi) Perbedaan Resesi dan Krisis Ekonomi
(ilustrasi) Perbedaan Resesi dan Krisis Ekonomi ( Freepik)

Menurut Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS), krisis ekonomi adalah Kondisi terjadinya penurunan beberapa indikator ekonomi, di antaranya seperti krisis finansial berarti yang turun adalah sektor keuangan, nilai tukar rupiah, hingga kinerja perbankan.

"Satu kuartal negatif juga bisa dikategorikan sebagai krisis," jelas Bhima.

Bima menyebutkan bahwa dampak yang terjadi dalam resesi bisa lebih besar dan luas dibandingkan dengan krisis. Selain itu, dari sisi waktunya pun lebih panjang.

"Kalau resesi ekonomi lebih merata di seluruh sektor ekonomi baik sektor finansial maupun sektor riil," imbuhnya.

Sementara itu, Vice President Economist PT Bank Permata Josua Parade mengatakan bahwa krisis ekonomi adalah keadaan yang mengacu pada penurunan kondisi ekonomi drastis yang terjadi di sebuah negara.

"Krisis ekonomi sendiri dipahami sebagai adanya shock pada sistem perekonomian di suatu negara yang menyebabkan adanya kontraksi pada instrumen perekonomian di negara tersebut, seperti nilai aset ataupun harga," jelas dia.

Tanda-tanda krisis ekonomi biasanya ditandai oleh:

  • penurunan kemampuan belanja pemerintah
  • jumlah pengangguran melebihi 50 persen dari jumlah tenaga kerja
  • penurunan konsumsi atau daya beli rendah
  • kenaikan harga bahan pokok yang tidak terbendung
  • penurunan pertumbuhan ekonomi yang berlangsung drastis dan tajam, dan
  • penurunan nilai tukar yang tajam dan tidak terkontrol.

Baca Juga: Apes Total! Ini 15 Negara yang Terancam Masuk 'Jurang' Resesi, Indonesia Siap-Siap Bangkrut?

Cara Mengatasi Resesi dan Krisis Ekonomi

Ulasan sebelumnya telah membahas mengenai perbedaan resesi dan krisis ekonomi.

Ada solusi yang bisa dicoba ketika terjadi resesi dan krisis ekonomi.

Berikut ulasannya.

Dilansir Kompas.com, salah satu solusi jika terjadi resesi ekonomi yaitu dengan mengandalkan belanja pemerintah untuk mendorong aktivitas ekonomi.

"Misalnya bantuan langsung tunai (BLT) diperluas dan pekerja informal juga harus dikasih uang tunai bukan sekedar yang formal dan punya BPJS Ketenagakerjaan," kata Bhima.

Serapan anggaran stimulus juga tidak boleh lambat. "Perlu digenjot mendekati 100 persen dengan realokasi dan remodeling pos yang serapannya macet seperti halnya subsidi bunga UMKM dan PPH 21 DTP," tambahnya.

Bhima juga menyarankan agar masyarakat tak tergiur untuk berbelanja yang tidak dibutuhkan dan hanya untuk mengikuti gaya hidup saja.

"Di tengah resesi, jangan ikut latah belanja karena gaya hidup, nanti utang sana sini malah makin terjepit," jelas Bhima.

"Siapkan dana darurat secukupnya kalau sakit atau di PHK mendadak," pungkasnya.

Demikian ulasan mengenai perbedaan resesi dan krisis ekonomi serta tips menghadapinya. Semoga bermanfaat.

Baca update lainnya dari Sonora.ID di Google News.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm