Begini Proses Terjadinya Hujan, Lengkap dengan Penjelasannya

15 November 2022 23:23 WIB
ilustrasi Proses Terjadinya Hujan
ilustrasi Proses Terjadinya Hujan ( Pexels)

Sonora.ID – Indonesia adalah negara yang terletak di garis khatulistiwa dan memiliki dua iklim yaitu, musim hujan dan musim kemarau.

Meskipun belakangan cuaca sedang tak menentu, namun biasanya musim hujan mulai terjadi pada bulan Oktober sampai Maret.

Bicara mengenai hujan, kalian sudah tahu belum bagaimana proses terjadinya hujan?

Fenomena hujan termasuk dalam bagian dari proses terbentuknya air di bumi.

Proses ini dapat dijelaskan melalui siklus hidrologi atau proses perubahan bentuk air di bumi yang terjadi secara berulang.

Berikut adalah penjelasan tentang proses terjadinya hujan.

Baca Juga: Contoh Gaya Pegas dalam Kehidupan Sehari-hari, Materi IPA Kelas 4 SD 

Proses Terjadinya Hujan

Evaporasi

Tahapan pertama yang dilalui adalah evaporasi, yaitu proses penguapan air.

Panasnya suhu bumi dari matahari akan membuat air sungai, danau, dan laut menguap menjadi butiran atau uap air.

Uap air tersebut akan naik ke atmosfer, lantas menggumpal menjadi awan.

Apabila suhu udara semakin panas maka semakin banyak pula air yang akan menguap ke udara. Hal itu akan menyebabkan terjadinya hujan semakin deras.

Coba perhatikan saat kamu tak sengaja menumpahkan segelas air di suatu tempat, misalnya, di lantai atau di jalanan.

Dalam beberapa jam, air tersebut akan hilang. Bagaimana bisa? Ya, hal itu dapat terjadi karena air yang tumpah tersebut telah mengalami proses penguapan.

Proses penguapan bisa menjadi lebih cepat apabila terjadi saat suhu di suatu tempat panas akibat teriknya sinar matahari.

Evaporasi menjadi tahapan awal dari serangkaian proses terjadinya hujan. Energi panas matahari membuat air yang berada di laut, sungai, danau, dan banyak sumber air di permukaan bumi mengalami penguapan.

Apabila panas matahari semakin tinggi, maka akan semakin banyak pula air yang menguap dan naik ke atmosfer bumi.

Kondensasi

Tahap selanjutnya dari proses terjadinya hujan disebut sebagai kondensasi atau pengembunan.

Uap air yang telah mengalami proses evaporasi dan naik ke atmosfer akan mengembun dan ar akan berubah menjadi partikel-partikel es yang sangat kecil.

Partikel es dari uap air tersebut akan membentuk gumpalan putih yang bisa disebut sebagai awan setelah saling mendekat satu sama lain.

Proses partikel-partikel es yang saling mendekat itu kemudian disebut sebagai koalesensi.

Pada tahap tersebut, partikel es berukuran jari-jari sekitar 5-20 mm dan akan jatuh ke bumi dengan kecepatan 0,01 – 5 cm/s.

Baca Juga: 4 Sumber Energi Terbesar di Bumi dan Manfaatnya untuk Makhluk Hidup

Sementara, partikel itu tidak akan jatuh ke bumi apabila kecepatan aliran udaranya lebih tinggi.

Perbedaan suhu dan ketinggian awan di udara mempengaruhi uap air menjadi es. Suhu akan semakin dingin apabila awan terbentuk semakin tinggi pula.

Uap air akan naik ke atas pada proses kondensasi karena terkena panas matahari.

Setelah cukup tinggin uap air naik, maka akan terjadi pengembunan yang nantinya berubah menjadi tetesan air.

Namun, perlu dicatat bahwa air yang mengembun tidak semuanya akan membentuk awan.

Hal itu dikarenakan sebagian air mengembun di dekat tanah, sebagian lagi naik menjadi kabut dan akan naik ke langit membentuk awan.

Presipitasi

Proses yang ketiga adalah presipitasi. Presipitasi merupakan proses mencairnya butiran es di awan, kemudian turun menjadi titik-titik hujan ke bumi.

Awan yang telah terbentuk pada proses sebelumnya barangkali tertiup angin dan terbawa sehingga menjadi turun hujan di tempat lain dari proses sebelumnya.

Awan yang sudah terlalu padat dengan uap air dan tidak bisa lagi menahan beban air akan jatuh ke daratan, kemudian menjadi titik-titik hujan.

Ukuran titik-titik hujan bervariasi mulai dari 0,5 milimeter atau lebih besar. Sementara, hujan gerimis berukuran kurang dari 0,5 millimeter.

Ukuran tersebut biasanya bervariasi tergantung lokasi awan yang menurunkan hujan.

Gerimis diturunkan oleh awan dangkal, sementara hujan deras diturunkan oleh awan dengan tinggi menengah atau sangat tinggi.

Lantaran posisi hujan yang sangat tinggi, udara di tempat awan berada sangat dingin, kemudian biasanya hujan akan jatuh sebagai salju ataupun es.

Semakin menurun mendekati daratan, es itu akan mencair menjadi air hujan. Semakin mendekati daratan, suhu akan semakin menghangat, kemudian mencairkan titik-titik es.

Perlu diketahui, setiap belahan bumi memiliki curah hujan berbeda-beda.

Misalnya di wilayah padang pasir curah hujannya hanya kurang dari 10 milimeter hujan per tahun.

Berbeda halnya dengan negara tropis seperti Indonesia yang rata-rata memiliki curah hujan 2.000-3.000 milimeter per tahun.

Baca Juga: Dampak Pencemaran Tanah Bagi Kesehatan Makhluk Hidup dan Ekosistem

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm