Rukun Shalat Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW, Perhatikan!

31 Januari 2023 09:00 WIB
ilustrasi, Rukun Shalat Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW
ilustrasi, Rukun Shalat Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW ( Freepict.com)

Sonora.ID - Kali ini akan diulas tentang rukun shalat sesuai tuntunan Rasulullah SAW yang harus diamalkan oleh umat Islam.

Shalat merupakan salah satu rukun islam yang wajib dijalankan tanpa ada pengecualian.

Shalat menjadi amalan pertama yang akan dihisab oleh Allah SWT ketika seseorang telah meninggal.

Seorang muslim termasuk beriman jika telah menjalankan shalat fardhu sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat An-Nisa ayat 103:

فَإِذَا قَضَيْتُمُ ٱلصَّلَوٰةَ فَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِكُمْ ۚ فَإِذَا ٱطْمَأْنَنتُمْ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ ۚ إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ كَانَتْ عَلَى ٱلْمُؤْمِنِينَ كِتَٰبًا مَّوْقُوتًا

Artinya: Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.

Oleh karena itu, kita wajib menyempurnakan ibadah kita dengan memperhatikan rukun-rukun shalat.

Apa saja rukun shalat yang dimaksud? Simak ulasan selengkapnya berikut ini.

Baca Juga: Bacaan Takbiratul Ihram Beserta Tata Caranya dalam Sholat

Apa Itu Rukun Shalat? 

Rukun shalat adalah setiap perbuatan dan perkataan yang akan membentuk hakikat shalat.

Jika seorang muslim meninggalkan rukun shalat, maka shalat dianggap tidak sah.

Namun jika rukun shalat yang ditinggalkan karena lupa atau tidak tahu, maka ada tiga pendapat:

  1. Jika dapat mendapati rukun shalat, maka wajib melakukannya kembali. Hal ini sudah menjadi kesepakatan para ulama.
  2. Jika tidak mampu untuk memperoleh lagi, shalatnya batal (menurut ulama-ulama Hanafiyah), sedangkan menurut jumhur ulama atau mayoritas para ulama berpendapat bahwa raka’at yang tertinggal rukun tadi jadi hilang.
  3. Jika yang ditinggalkan adalah takbiratul ihram, shalatnya harus diulangi dari awal karena ia tak mengikuti shalat secara benar.

Rukun Shalat Sesuai Tuntunan Rasulullah SAW

Inilah rukun shalat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW:

1. Berdiri bagi yang Mampu

Salah satu rukun shalat yang harus dilakukan adalah berdiri untuk yang mampu. 

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang mengerjakan shalat sambil berdiri, itu lebih afdhol. Siapa yang mengerjakan shalat sambil duduk akan mendapatkan pahala separuh dari shalat yang berdiri. Siapa yang shalat sambil berbaring, akan mendapatkan pahala separuh dari shalat sambil duduk.” (HR. Bukhari no. 1065)

Dalam hadis lain, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatlah dalam keadaan berdiri. Jika tidak mampu, kerjakan dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu lagi, kerjakanlah dengan tidur menyamping.” (HR. Bukhari no. 1117, dari ‘Imron bin Hushain) 

2. Niat 

Rukun shalat selanjutnya adalah membaca niat bersamaan dengan takbiratul ihram.

Bacalah niat sesuai dengan shalat yang dilakukan dibarengi dengan takbiratul ihram saat mengawali shalat.

3. Takbiratul Ihram (mengucapkan ‘Allahu Akbar’ di awal shalat)

Rukun shalat selanjutnya adalah takbiratul ihram dengan mengucapkan allahu akbar di awal shalat. 

Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan suara saat melakukan takbiratul ihram agar dapat didengar oleh makmum.

"Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam mengeraskan suara beliau dengan ucapan takbir sehingga dapat mendengarkan(nya) untuk para makmum di belakang beliau.” (Diriwayatkan oleh Ahmad dan al-Hakim, dan dia menilainya shahih, serta disetujui pula oleh adz-Dzahabi)

4. Membaca Surah Al-Fatihah di Setiap Raka’at Shalat

Umat Islam juga diwajibkan membaca surat Al-Fatihah di setiap raka’at shalat.

Nabi Muhammad Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca (di dalamnya) surah al-Fatihah (ditambah ayat yang lain)” (diriwayatkan oleh al-Bukhari, Muslim, Abu ‘Awanah dan al-Baihaqi. Hadits ini di-takhrij dalam Irwa ‘al-Ghalil no. 302)

5. Rukuk dan Tuma’ninah

Rukun shalat selanjutnya adalah rukun dan tuma'ninah.

Posisi rukuk adalah dengan membungkukkan badan dengan posisi punggung tegak lurus dengan kaki, tidak miring dan tidak terlalu bungkuk. Adapun kepala sejajar dengan punggung dan tangan memegang lutut.

Adapun tuma'ninah adalah kondisi tenang yang mana setiap persendian di dalam tubuh ini juga tenang.

Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah sempurna shalat hingga salah seorang di antara kalian menyempurnakan wudhu … kemudian bertakbir, lalu melakukan rukuk dengan meletakkan telapak tangan di lutut hingga persendirian yang ada dalam keadaan thuma’ninah dan tenang.” [HR. Ad Darimi no. 1329. Syaikh Husain Salim Asad mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih]

Baca Juga: Waktu yang Dilarang untuk Shalat Istikharah Beserta Tata Caranya

6. I’tidal setelah Rukuk dan Tuma’ninah

7. Sujud Dua Kali dalam Satu Rakaat dan Thuma’ninah

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Aku diperintahkan bersujud dengan 7 bagian anggota badan: Dahi termasuk hidung (kemudian, beliau mengisyaratkan dengan tangannya), telapak tangan kanan dan kiri, lutut kanan dan kiri, serta ujung kaki kanan dan kiri.” [HR. Bukhari no. 812 dan Muslim no. 490]

8. Duduk di antara Dua Sujud disertai Tuma’ninah

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Kemudian, sujudlah dan thuma’ninalah saat sujud. Lalu, bangkitlah dari sujud dan thuma’ninalah saat duduk. Kemudian, sujudlah kembali dan thuma’ninah saat sujud.”

9. Tasyahud Akhir dan Duduk Tasyahud

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apabila salah seorang antara kalian duduk (tasyahud) dalam shalat, ucapkanlah “at tahiyatu lillah …”. “(HR. Bukhari no. 831 dan Muslim no. 402, dari Ibnu Mas’ud)

10. Membaca Tasyahud Akhir

Bacaan tasyahud akhir yaitu:

At tahiyaatu lillah wash sholaatu wath thoyyibaat. Assalaamu ‘alaika ayyuhan nabiyyu wa rahmatullahi wa barakaatuh. Assalaamu ‘alaina wa ‘ala ‘ibadhillahish sholihin. Asyhadu an laa ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu wa rosuluh.

Artinya:

“Segala ucapan penghormatan hanya milik Allah, begitu juga segala shalat dan amal sholih. Semoga kesejahteraan tercurah kepadamu, wahai Nabi, begitu juga rahmat Allah dengan segenap karunia-Nya. Semoga kesejahteraan terlimpahkan kepada kami dan hamba-hamba Allah yang sholih. Aku bersaksi bahwa tidak ada illah (sesembahan) yang berhak disembah dengan benar, selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasul Allah.” [HR. Bukhari no. 6265 dan Muslim no. 402]

11. Bershalawat kepada Nabi setelah Mengucapkan Tasyahud Akhir

Dalam sebuah riwayat, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seorang laki-laki berdoa dalam shalatnya yang mana orang tersebut tidak memuji dan menyanjung Allah Ta’ala serta tidak pula bershalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda, “orang ini terburu-buru”.

Kemudian, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memanggil sambil berkata kepadanya dan kepada yang lain juga, “Apabila salah seorang di antara kalian shalat, hendaklah ia memulai dengan memuliakan dan menyanjung Rabbnya Yang Mahaagung lagi Mahamulia, lalu bershalawat (dalam satu riwayat, ‘hendaklah ia bershalawat’) kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian ia berdoa dengan apa yang ia inginkan.” [Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Khuzaimah, dan al-Hakim dan dia menilainya shahih serta disetujui oleh adz-Dzahabi]

Kemudian, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mendengar seorang lelaki yang sedang shalat, orang itu memuliakan dan memuji Allah Ta’ala, serta bershalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka beliau bersabda, ‘berdo’alah, niscaya do’amu akan dikabulkan dan mintalah, niscaya permintaanmu akan diberikan’.” [Diriwayatkan an-Nasa’I dengan sanad shahih]

Adapun shalawat yang bisa dibaca adalah:

Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa ‘ala aali Muhammad, kamaa shollaita ‘alaa ibraahim wa ‘alaa aali Ibrahim, innaka hamiidun majiid. Allahumma baarik a’la Muhammad wa a’laa ali Muhammad, kamaa baarakta ‘ala Ibraahiim wa a’la aali Ibrahim innaka hamidun majiid. [HR. Bukhari no. 4797 dan Muslim no. 409, dari Ka’ab bin ‘Ujroh.]

12. Salam

Rukun shalat selanjutnya adalah salam. Ada empat model salam menurut pendapat dari ulama Syafi’iyah, Malikiyah, dan mayoritas para ulama:

  • Salam ke arah kanan sambil mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”, kemudian salam ke kiri sambil mengucapkan “Assalamu a’laikum wa rahmatullah”.
  • Salam ke kanan sambil mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah wa barakatuh”, kemudian salam ke kiri sambil mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”.
  • Salam ke kanan sambil mengucapkan “Assalamu ‘alaikum wa rahmatullah”, lalu salam ke kiri sambil mengucapkan “Assalamu a’laikum”
  • Salam hanya sekali ke kanan sambil mengucapkan “Assalamu a’laikum”.

13. Tertib

Rukun shalat yang terakhir adalah tertib, maksudnya sesuai urutan.

Demikian ulasan tentang rukun shalat yang sesuai dengan ajaran Rasulullah SAW. Semoga bermanfaat dan bisa diamalkan.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm