Acara tersebut dirangkaikan dengan pengucapan ikrar setia kepada NKRI dan Pancasila.
“Tiga gelombang sebelum G20. Ini gelombang keempat. Kemarin ada sebanyak 27 orang melaksanakan cabut baiat, keluar dari NII. Kemudian juga ikrar setia kepada NKRI dan Pancasila,” jelas Kombes Ketut.
Disinggung soal ancaman terorisme di Bali, Kombes Ketut mengatakan, saat ini ancaman terorisme dari dalam wilayah Bali tergolong rendah.
Kendati termasuk kategori rendah, ancaman terorisme terhadap Bali masih harus diwaspadai.
“Bali kalau segi potensi ancaman, rendah dibandingkan daerah lain. Tapi sebagai sasaran ancaman, itu tinggi. Artinya ancaman-ancaman dari luar wilayah Bali,” jelasnya.
Kombes Ketut menuturkan, program cabut baiat menjadi proses penting dalam pemberantasan jaringan terorisme.
Pasalnya, dengan cabut baiat dan berikrar setia kepada NKRI serta Pancasila, dinilai dapat menjadikan kelompok radikal menjadi moderat. Karena jika para teroris langsung dibui, mereka diduga dapat menyebarkan pahamnya kepada narapidana lainnya ketika mendekam di penjara.
Di akhir, Kombes Ketut mengatakan, pemberantasan jaringan terorisme juga perlu dilakukan oleh segenap elemen masyarakat.
“Densus bergerak sendiri nggak bisa, perlu dari Kepolisian wilayah dan masyarakat,” ucapnya.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.