4 Contoh Cerpen Singkat Terbaik Beserta Unsur Intrinsiknya, Lengkap!

2 Maret 2023 16:00 WIB
Ilustrasi contoh cerpen beserta unsur Intrinsiknya
Ilustrasi contoh cerpen beserta unsur Intrinsiknya ( Freepik.com)

“Yang hafal Pancasila belum tentu bisa mengamalkannya. Dan warga negara yang baik nggak cuma menghafal, tetapi juga mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Contohnya, bisa aja Ridwan sudah hafal Pancasila, tapi, dia masih males ibadah dan berbohong Nah, hal kayak gitu yang tidak melaksanakan nilai Pancasila untuk sila yang pertama.”

Tono mengangguk mengerti, lalu teman-teman sekelasnya pun ikut mengangguk juga. Lantas dia pun embali ke tempat duduk dan mengikuti pelajaran sampai waktu belajar selesai.

Ketika jam sekolah usai, Tono mengajak Ridwan segera keluar kelas. Mereka tidak buru-buru pulang, tapi ke mushola sekolah untuk menunaikan sholat dzuhur. Bu Retno yang melihat mereka dari kejauhan pun tersenyum bangga.

Unsur Intrinsik:

Tema: Pendidikan karakter anak

Tokoh: Tono, Bu Retno, Ridwan

Penokohan: Tono (polos, pelupa, ingin tahu banyak hal), Bu Retno (Baik hati, sabar, dan ramah), Ridwan (agak bandel, tapi penurut)

Latar: di dalam kelas, pagi hari

Alur cerita: maju

Sudut pandang: orang ketiga karena ditandai dengan menggunakan kata ganti seperti ‘ia’ dan ‘dia’

Amanat: Pendidikan Pancasila harus ditanamkan sejak dini serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila adalah cara menjadi warga negara yang baik.

Contoh 3

Haji Goni marah-marah lagi. Kali ini, seorang pemuda tertikam kalimatnya yang tajam. Matanya jalang. Urat-uratnya muncul di sela-sela pelipisnya yang basah karena keringat.

“Lu kalo kencing jangan sembarangan! Ini bukan WC umum!”

“Maaf, Aji. Tadi saya kebelet,” Dani menunduk. Jari-jarinya basah.

“Elu tahu, ini kamar mandi fasilitas buat orang yang tinggal di kontrakan gue. Bukan buat elu!”

Haji Goni di usianya yang menginjak hampir kepala tujuh semakin menjadi-jadi saja.

Lima tahun menduda dengan anak-anak yang juga sudah masing-masing mandiri membuatnya jadi kesepian dan pemarah. Itulah asumsi warga setempat.

Sementara Dani merupakan pemuda berumur dua puluh lima tahun asal Purwodadi yang sedang merantau ke Jakarta.

Ia baru tinggal di RT 6 ini tidak lebih dari dua bulan lamanya. Adalah wajar bagi Ia tak mengenali watak dari Haji Goni.

Masuk akal bila Ia tanpa ada rasa takut langsung nyelonong memakai toilet di kontrakan milik Haji Goni. Kenalah dia.

Setiap harinya selalu ada saja yang bisa membuat Haji Goni emosi. Kalau kumat tak pandang bulu.

Orang dewasa sampai anak-anak yang main di dekat rumah atau pun kontrakannya pasti kena. Penduduk RT 6 pun jadi was-was tiap kali melewati area milik Haji Goni.

Padahal dulu saat masih muda ia terkenal sebagai orang yang begitu dikagumi dan disegani di kampung ini. Bukan karena harta dan gelar hajinya namun karena memang sifat dan sikapnya yang patut menjadi acuan semua orang.

Kala itu Haji Goni rajin memimpin kerja bakti di lingkungannya. Orang-orang pun secara sukarela mau mengikuti arahannya.

Selain memimpin, tak lupa sekedar makanan kecil untuk ngopi mereka yang bekerja pasti disajikan oleh orang dari rumahnya.

Ia mau mengerjakan semua itu meskipun Ia tidak menjabat apa-apa di lingkungan tempat tinggalnya. Tidak harus memiliki jabatan untuk bisa memimpin, katanya.

Bukan tidak pernah pula warga menunjuknya untuk jadi ketua RT saja. Tapi Haji Goni selalu menolak. Alasannya satu, khawatir tidak amanah.

Unsur Intrinsik:

Tema: Konflik lahan di perkotaan

Tokoh dan penokohan: Haji Goni, karakter yang kuat dalam mempertahankan tanah warisan leluhurnya

Latar: Pinggiran kota, siang hari, masa dimana terdapat banyak penggusuran tanah dan penggantian fungsi lahan dari tempat penduduk menjadi perkantoran

Alur dan plot: maju

Sudut pandang: sudut pandang orang ketiga

Amanat: pertumbuhan perekonomian harus dibatasi dan berprikemanusiaan

Gaya bahasa: formal dan santai

Baca Juga: 15 Contoh Berbalas Pantun Berbagai Tema yang Lucu, Seru dan Menghibur!

Contoh 4

Selama berbulan-bulan ini aq bingung mencari kerja. Berkas lamaran kerja yang sudah aku masukkan ke beberapa perusahaan masih belum ada jawaban.

Hari-hariku terasa hambar, tiap hari hanya luntang lantung tidak jelas. Setiap hari aku kebingungan, mau mencoba usaha, tetapi modal belum ada.

Pada suatu hari yang cerah, aku janjian dengan teman lamaku untuk menceritakan permasalahanku ini.

Ketika aku sedang dalam perjalanan ke rumah temanku, samar-samar aku melihat dompet berwarna hitam di samping jalan, tepatnya di trotoar.

Karena penasaran, aku pun memastikannya dan ternyata memang benar sebuah dompet berwarna hitam. Kemudian aku pun membuka isi dari dompet itu.

Alangkah terkejutnya diriku mendapati dompet tersebut berisikan SIM, KTP, surat-surat penting, kartu ATM, kartu kredit serta sejumlah uang yang lumayan banyak. “Wah rejeki nomplok nih.” Ujarku dalam hati.

Akan tetapi aku berubah pikiran dan berinisiatif untuk mengantarkan dompet itu ke pemilik dalam KTP tersebut. Setelah itu aku pun melanjutkan perjalanan ke rumah temanku dan menceritakan semua problem masalahku.

Setelah urusan dengan temanku selesai, aku langsung berangkat menuju alamat dalam KTP tersebut untuk mengembalikan dompet.

Aku pun mencari-cari alamat serta nama dari pemilik dompet sesuai dengan KTP.

Setelah sampai dengan alamat yang dimaksud dalam KTP aku pun memberanikan diri untuk masku dan bertanya ke dalam. “Permisi pak, mau nanya. Apa benar ini rumahnya pak Handy?” Tanyaku pada orang di halaman rumah itu.

“Iya benar mas, anda siapa ya dan ada keperluan apa?” Jawab tukang kebun dan ditimpali pertanyaan buatku

“Oh perkenalkan, saya Angga, saya ingin bertemu dengan bapak Handy, ada urusan yang sangat penting dengan beliau” Jawabku setelah memperkenalkan diri.

Kebetulan sekali ternyata pak Handy ada di rumah dan aku diminta untuk masuk ke dalam rumah. Lalu aku pun duduk sambil sedikit kagum dengan keindahan rumahnya.

Kemudian aku mengatakan maksud dan tujuanku sambil menyerahkan dompet yang aku temukan di jalan, lengkap dengan isinya.

Karena penasaran denganku beliau pun bertanya: “Kamu tinggal dimana nak? Lalu kerja dimana?”

“Saya tinggal di komplek Sido Makmur pak dan kebetulan saya masih menganggur. Masih menunggu panggilan kerja tetapi sudah beberapa bulan gak ada kabar pak. Jawabku dengan jujur.

“Memangnya kamu lulusan apa?” Tanya pak Handy kepadaku

“S1 jurusan Manajemen Bisnis Syariah pak” Jawabku.

“Kalau begitu, besok kamu datang saja ke perusahaan saya nak, kebetulan perusahaan sedang membutuhkan staff administrasi. Ini kartu nama saya, jika tertarik besok datang saja ke kantor dan bilang kalo saya yang nyuruh” Jawab Pak Handy

“Wah beneran ini pak?” Tanyaku yang seakan masih tidak percaya.

“Iya nak, saya sangat membutuhkan karyawan yang jujur dan juga penuh dedikasi seperti kamu, kalau kamu mau pasti uang dalam dompet saya sudah kamu ambil lalu tinggal buang dompetnya. Tetapi kamu lebih memilih mengembalikannya kepadaku”. Pungkas pak handy.

“Kalau begitu terima kasih banyak pak, kalau begitu besok saya akan datang ke perusahaan bapak dan menyiapkan surat-surat lamarannya.” Jawabku dengan haru.

Aku pun pamit pulang untuk menyiapkan segala kebutuhan untuk besok. Aku sendiri masih tidak percaya dan yakin kalau ini merupakan suatu keajaiban.

Unsur Intrinsik Cerpen:

Tema: Kehidupan bersosial

Tokoh: Angga dan Pak Handy

Alur: Maju

Latar: Trotoar, Rumah Pak Handy, Sedih, Bahagia

Gaya bahasa: Lugas

Sudut pandang: Orang Pertama

Amanat: Kejujuran merupakan suatu sifat yang sangat mulia dan orang yang jujur akan memperoleh balasan tersendiri

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Baca Juga: 10 Contoh Teks Anekdot Sindiran Lucu yang Singkat Tapi Menohok!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm