Senja berlukiskan kelabu
Awan bertuliskan sendu
Mengingatkan semua kenangan ini
Rintihan tangis menyayat hati
Inilah keping-keping luka
Telah menjadi cahaya lara
Berhiaskan kerlip rembulan Merasakan tetes kepahitan
Kutumpahkan setiap tetes mutiara Kutahan setiap perih siksa
Meronta dalam dekapan doa
Merintih dengan cinta
Salahnya diriku memandang
Kenangan pagi yang telah hilang
Bagai pelangi dimakan hujan
Hilang tanpa goresan
Melankolia
Tatkala hati risau akan keras nya dentuman cobaan, pair jantungku terisak.
Kukuh aku menyakini diri akan teguhnya hati.
Namun, lontaran konyol selaksa, hingga muak dibuatnya.
Kalimat-kalimat bohong untuk berteguh hanya akan menikam perlahan demi waktu.
Dapatkah risau terobati oleh lelap abadi?
Menghilang seolah-olah agar terhindar oleh pikiran yang selalu meracau merisak.
Menghilang seolah-olah memenangkan melankolia.
Jika suatu saat cahaya temaram akan bersinar,
Jalan pasti terbuka.
Namun bila akan sirna,
Halai-balai aku terjatuh.