Bye Bye Dolar AS, ASEAN dan Negara Lain Kian Kompak Gunakan Mata Uang Lokal

7 September 2023 15:45 WIB
Bye Bye Dolar AS, ASEAN dan Negara lain Kian Kompak Gunakan Mata uang Lokal
Bye Bye Dolar AS, ASEAN dan Negara lain Kian Kompak Gunakan Mata uang Lokal ( )

Penulis : Wahyudi Samadi

Sonora.ID - Indonesia, Thailand dan Malaysia semakin mengurangi penggunaan mata uang Dolar AS dalam transaksi lintas negara. Ketiga negara di Asia Tenggara ini menyepakati penggunaan mata uang lokal (Local Currency Transactions/LCT) dalam berdagang dan berinvestasi langsung.

Kesepakatan itu tertuang dalam Nota Kesepahaman (MoU) antara Bank Indonesia, Bank Negara Malaysia, dan Bank of Thailand di sela-sela Pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN (AFMGM) ke-10 di Jakarta (25/08).

Titis Nurdiana, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kontan

Terkait hal ini, Titis Nurdiana, Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kontan, dalam wawancara dengan Radio Sonora Kamis (07/09), mengatakan LCT akan memberikan dampak positif terhadap perekonomian suatu negara, termasuk Indonesia.

“Hal ini positif ya. Mata uang lokal akan lebih stabil dan tidak tergantung fluktuasi dolar AS yang selama ini digunakan sebagai mata uang global”, katanya.

Jadi, bila ada ada pelaku ekonomi dari Indonesia dan Thailand melakukan transaksi dagang maka pelaku ekonomi dari Indonesia dapat membayar dengan Rupiah. Sebaliknya pelaku ekonomi Thailand dapat menggunakan mata uang Bath. Jauh sebelum kesepakatan antar ketiganya diresmikan, praktik penggunaan mata uang antar ketiganya sudah dilaksanakan sejak tahun 2017. MoU ini menjadi tonggak utama dalam memperkuat mata uang lokal serta memberikan kontribusi positif bagi stabilitas pasar keuangan.

Menimbang dampak positif LCT tersebut, Indonesia mengajak agar semakin banyak negara anggota ASEAN untuk menerapkan LCT dengan memanfaatkan momentum keketuannya di ASEAN tahun ini. Hal ini juga merespons trend global di mana saat ini semakin banyak negara-negara di dunia yang mulai mengurangi penggunaan dolar AS.

Uni Eropa misalnya yang sudah menggunakan mata uang Euro sejak tahun 1999. China dan beberapa negara mitranya juga sudah menerapkan penggunaan uang lokal. Terbaru, negara-negara BRICS yang terdiri dari Brazil, Rusia, India, China dan Afrika Selatan juga sudah mulai menerapkan LCT. Apakah ini merupakan fenomena Dedolarisasi?

Titis menjelaskan, meskipun ada upaya dari banyak negara untuk mengurangi penggunaan dolar AS tapi hegemoni dolar AS masih cukup sulit digantikan. “Saat ini, dolar AS masih digunakan 59% dalam transaksi global”, jelasnya.

Disinggung apakah mungkin ASEAN akan memiliki mata uang sendiri seperti Euro bagi Uni Eropa, Titis menyatakan hal tersebut masih cukup sulit diterapkan.

“Meskipun China tumbuh sebagai kekuatan baru ekonomi dunia saat ini, tapi tidak bisa serta-merta Yuan dapat dijadikan mata uang untuk sebuah kawasan” ujar Titis.

Titis menambahkan, untuk menentukan sebuah mata uang tunggal yang berlaku di sebuah kawasan ada banyak syarat yang harus dipenuhi, melalui proses yang kompleks dan panjang.

Indonesia sendiri sudah meresmikan Satuan Tugas (satgas) Nasional Penggunaan Mata Uang Lokal melalui penandatanganan Nota Kesepahaman antara 10 kementerian dan lembaga di depan Presiden Joko Widodo, di sela-sela penyelenggaraan KTT ASEAN di Jakarta (06/09).

MoU tersebut melibatkan Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, Lembaga Penjamin Simpanan, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Maritim dan Investasi, Kementerian Investasi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Keuangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian BUMN.

Titis menjelaskan bahwa Satgas ini akan merumuskan kebijakan LCT di Indonesia yang salah satunya akan memberikan insentif bagi pelaku ekonomi lintas negara yang menggunakan mata uang lokal.

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News

Penulis
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm