Bagikan :
Banjarbaru, Sonora.ID – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalimantan Selatan (Kalsel), Ramlan, didapuk menjadi pembicara pada saat peluncuran program Paman Mahaga Stunting (Paman dan Mahasiswa Cegah Stunting), di gedung Ideham Chalid Banjarbaru, pada Kamis (30/11).
Dalam kurun waktu sekitar 20 menit, ia membeberkan fakta-fakta penyebab masih tingginya kasus stunting di banua, dan bagaimana cara pencegahannya.
Menurut Ramlan, salah satu penyebab kasus stunting di Kalsel adalah masih adanya perkawinan anak yang secara usia belum siap untuk bereproduksi.
Dijelaskan Ramlan, jika menikah di usia muda, terjadi perebutan nutrisi antara calon ibu dan anak yang masih dalam kandungan. Akibatnya, asupan gizi calon jabang bayi akan berkurang, dan pada akhirnya anak akan mengalami stunting.
“Calon ibu muda itu kan masih dalam masa pertumbuhan, jadi akan terjadi perebutan nutrisi dengan anak yang dikandung. Jadi kami titip pesan ya kepada mahasiswa KKN ini untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya menikah di usia muda,” beber Ramlan.
Baca Juga: Paman Mahaga Stunting, Program Baru Pencegahan Stunting di Kalsel
Selain kawin muda, penyebab masih tingginya kasus stunting di Kalsel juga dikarenakan kesalahan pada pola asuh anak.
“Sampai anak 2 tahun asupan gizi anak harus terpenuhi, tidak perlu mahal seperti telur itu kan tinggi sekali protein hewani nya,” ucap Ramlan.
Selain itu pola asuh, pemenuhan air bersih, sanitasi dan lingkungan tempat tinggal yang kurang diperhatikan, disebut Ramlan juga berperan terhadap timbulnya kasus stunting di Kalsel.
“Kita terus berupaya menyadarkan masyarakat untuk memperhatikan keterpenuhan hak-hak anak misalnya gizi dan pengasuhannya,” jelasnya lagi.
Ia pun mengapresiasi andil Pemprov Kalsel dalam upaya pencegahan stunting, seperti peluncuran program Paman Mahaga Stunting, dan juga pembagian telur gratis kepada masyarakat.
“Kami sangat mengapresiasi upaya-upaya pencegahan stunting yang dilakukan Pemprov Kalsel,” tutupnya.
