Bagikan :
Pontianak, Sonora.ID – General Manager Pelindo Regional 2 Pontianak Hambar Wiyadi mengatakan Pelabuhan Internasional Kijing sangat potensi sekali untuk tujuan ekspor muatan ke 11 negara.
Hal tersebut dikatakannya saat ditemui pada kegiatan FGD Kolaborasi Bersama Mendukung Optimalisasi Operasional Pelabuhan Kijing Guna Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Kalbar, Kamis (14/12/2023) di Hotel Golden Tulip Pontianak.
“Sebenarnya Pelabuhan Kijing sudah bisa menjadi Pelabuhan Hub untuk muatan CPO di Kalimantan yang sebelumnya para pengusaha untuk penguatan ekspornya harus ke Dumai, ke Belawan, mereka cukup ke Kijing kemudian direfinery untuk tujuan ekspor dan ini tujuan kita ekspor ke 11 negara dan ini tentunya perlu disupport semua teman – teman stakeholder terkait pembangunan Kijing ini seperti apa ke depannya, “ ujar Hambar.
Dia menjelaskan Pelabuhan Kijing merupakan project strategis nasional yang saat ini terus diupdate operasional kegiatannya. Pelabuhan Kijing sudah beroperasi dengan menjalankan kegiatan bongkar muat, curah cair, curah kering, dan aktivitas kargo. Peningkatan yang signifikan, kata Hambar, berada pada muatan CPO khususnya.
Baca Juga: Transera Hotel Pontianak Gelar Media Gathering Sekaligus Perkenalkan Menu Sky Shimmering Night
“Saat ini sudah banyak beberapa perusahaan pelayaran yang berkunjung seperti CMA - CGM , ONE, COSCO. Seperti CMA – CGM sangat mengapresiasi dengan adanya infrastruktur dan peralatan yang tersedia di Pelabuhan Kijing, “ ungkapnya.
GM Pelindo Regional 2 Pontianak itu mengharapkan agar aktivitas atau kegiatan yang berjalan di Pelabuhan Kijing agar terus disupport oleh Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten, beserta stakeholder di pemerintahan. Misalnya saja akses jalan dan pergudangan, bagaimana Kijing ini sebagai project nasional bisa memberi manfaat dan dampak positif kepada Pemkab, Pemprov dan kepada masyarakat khususnya kepada dunia usaha.
Dia juga menerangkan bahwa pembanguna Pelabuhan Kijing tentunya melibatkan masyarakat setempat, di operasional pihaknya juga merekrut Tenaga Non Organik (TNO) dan Tenaga Organik dari masyarakat setempat.
