Klaten, Sonora.ID - Sebuah masjid bernama Masjid Nurul Firdaus yang terletak di Desa Bonyokan, Kecamatan Jatinom, Kabupaten Klaten, menampilkan keindahan dengan gaya arsitekturnya yang menyerupai Masjid Nabawi di Madinah, Arab Saudi.
Masjid yang berada di pinggiran jalan utama ini berdekatan dengan bangunan-bangunan pemerintahan dan pusat perekonomian masyarakat Jatinom.
Masjid Nurul Firdaus ini memiliki paying-payung besar yang diletakkan di sisi timur dan sisi lain mengelilingi bangunan masjid.
Fatoni, pengurus Masjid Nurul Firdaus, menjelaskan bahwa bangunan masjid tersebut telah ada sejak lama, tetapi belum lama ini mengalami pemugaran.
Masjid Nurul Firdaus ini sudah berdiri sejak tahun 1970, namun juga mengalami beberapa kali proses pemugaran.
Mengenai desain arsitektur masjid, Fatoni mengungkapkan bahwa ide awalnya adalah menciptakan konsep masjid yang unik dan berbeda.
"Arsiteknya bilang coba konsep Madinah ini, pakai payung permanen tidak dinamis," ujar Fatoni.
Baca Juga: 5 Tempat di Solo Ini Cocok untuk Buka Puasa Bersama Rombongan Besar
Ada 4 payung yang kemudian dipasang di sekeliling masjid tersebut, yang dapat menambah kesan keindahan pada bangunan tersebut.
Mengenai daya tahan, Fathoni menjelaskan bahwa pabrikan juga memberikan jaminan berupa garansi bahwa payung tersebut dapat bertahan hingga 25 tahun.
Untuk biaya pemugaran dari Masjid Nurul Firdaus sendiri mencapai Rp 1,5 miliar, dan biaya tersebut sepenuhnya ditanggung oleh seorang wakif atau pmemberi wakaf. Masjid Nurul Firdaus buka setiap hari selama 24 jam, sehingga pengunjung dapat mengunjunginya kapanpun.
Bangunan masjid yang berada di tepi jalan raya utama ini dikatakan Fatoni menjadi masjid ampiran, yang mana masjid ini kebanyakan jemaah kebanyakan para musafir yang mampir menunaikan salat hingga beristirahat sejenak di teras masjid.
"Karena masjid ini berada di pinggir jalan, konsepnya 24 jam. Jadi pagar dibuka terus. Kalau toko modern saja bisa buka 24 jam, kenapa masjid tidak?" kata Fathoni.
Upaya memakmurkan masjid terus dilakukan takmir. Selain ibadah wajib, masjid itu digunakan untuk berbagai kegiatan kajian. Selama Ramadhan berbagai kegiatan turut digelar di masjid tersebut.
Fatoni menjelaskan bahwa bangunan masjid yang terletak di pinggir jalan utama biasa disebut sebagai masjid ampiran, di mana mayoritas jemaahnya adalah para musafir yang singgah untuk melaksanakan salat kemudian beristirahat sebentar di teras masjid.
"Karena masjid ini berada di pinggir jalan, konsepnya 24 jam. Jadi pagar dibuka terus. Kalau toko modern saja bisa buka 24 jam, kenapa masjid tidak?" kata Fathoni.
Takmir masjid tersebut terus berupaya untuk memakmurkan Masjid Nurul Firdaus.
Masjid tersebut digunakan sebagai tempat ibadah rutin, selain itu beberapa kegiatan termasuk kajian juga dilakukan disana. Selama bulan Ramadhan, berbagai acara juga diadakan di masjid tersebut.
Penulis : Zulfa Abdat