5 Contoh Kultum 10 Malam Terakhir Ramadhan Terbaik Beserta Judulnya

30 Maret 2024 19:18 WIB
Ilustrasi kultum 10 malam terakhir Ramadhan.
Ilustrasi kultum 10 malam terakhir Ramadhan. ( Pixabay)

Sonora.ID - Umat muslim akan memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadhan atau secara umum dikenal sebagai malam Lailatul Qadar.

Sepuluh malam terakhir Ramadhan adalah waktu yang istimewa dengan kemungkinan pahala besar.

Rasulullah SAW juga mengajarkan umat muslim untuk mencari malam kemuliaan itu di 10 malam terakhir bulan Ramadan.

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya: "Carilah Lailatul qadar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir di bulan Ramadan." (HR Bukhari)

Untuk semakin memaksimalkan ibadah di bulan suci ini, Anda dapat mendengar kultum 10 malam terakhir Ramadhan.

Kultum 10 malam terakhir Ramadhan juga dapat memberikan arahan praktis soal cara memaksimalkan ibadah di 10 hari terakhir bulan puasa.

Berikut ini 5 contoh kultum 10 malam terakhir Ramadhan yang memberikan pemahaman tentang nilai dan keutamaan malam Lailatul Qadar.

Baca Juga: 6 Ringkasan Ceramah Ramadhan Beserta Nama Penceramah dan Judulnya

1. Amalan Penting di 10 Hari Terakhir Ramadan

“Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut. (HR. Muslim)

Penjelasan Hadis

Hadis ini menunjukkan keutamaan semangat beribadah di 10 hari terakhir Ramadan. Hadis ini menceritakan sosok baginda Nabi Muhammad SAW sebagai manusia yang paling giat dalam meraih ridha Allah SWT dengan bersungguh-sungguh memanfaatkan waktu-waktu penuh keutamaan dengan meningkatkan kualitas ketaatan, beribadah, bertaqarrub, beri’tikaf, dan mengajak anggota keluarga untuk beribadah.

Kesungguhan beliau beribadah di 10 hari terakhir Ramadan melebihi kesungguhan beribadah di waktu selainnya.

Kalimat “bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir” menunjukkan anjuran untuk tidak kendor dalam beribadah di akhir Ramadan sebagaimana fakta di masyarakat. Hadis ini menunjukkan keistiqamahan beliau dalam giat beribadah sepanjang Ramadan.

Semua hari di bulan Ramadan sangat istimewa dan semua muslim disarankan untuk melakukan ibadah dengan baik. Namun, 10 hari terakhir Ramadan sangat istimewa. Ada banyak keutamaan di sepertiga bulan terakhir itu hingga Rasulullah pun mengencangkan ibadahnya.

Setidaknya, kesungguhan beliau ini disebabkan beberapa faktor, antara lain:

Pertama, sepuluh hari terakhir merupakan penutup bulan Ramadan yang penuh berkah. Dan setiap amalan manusia dinilai dari amalan penutupnya.

Kedua, 10 malam terakhir adalah malam-malam yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW.

Ketiga, kerinduan akan keindahan lailatul qadar atau malam kemuliaan yang keutamaan beribadahnya melebihi beribadah sepanjang 1000 bulan.

Keempat, beliau memberikan contoh kepada umatnya agar tidak terlena dalam kesibukan mempersiapkan kebutuhan hari raya sehingga melupakan keutamaan beribadah di 10 hari terakhir.

Kalimat “melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut” sebagai anjuran dan keteladanan Rasulullah SAW dalam memotivasi umatnya untuk menambah giat beribadah di 10 hari terkahir Ramadan dengan mencontohkan beberapa amalan utama, antara lain:

1. Memperpanjang Shalat Malam

Pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur, lambung beliau dan para sahabat amat jauh dari tempat tidur. Beliau menghidupkan malam-malam tersebut untuk beribadah, shalat, zikir, dan lain-lain hingga waktu fajar.

Kebiasaan beribadah di 10 malam terakhir ditularkan kepada seluruh anggota keluarga beliau untuk sama-sama menikmati kesyahduan beribadah sepanjang malam. Sebagaimana penuturan Aisyah RA,

“Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

2. Memperbanyak Sedekah

Meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan utama di 10 hari terakhir sebagai ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan, serta sebagai penyempurna ibadah puasa dan ibadah-ibadah individu lainnya. Karena tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Sebagaimana firman Allah SWT,

“Lambung mereka jauh dari tempat tidurnya, mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan penuh harap, dan mereka menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (Qs. As-Sajdah: 16).

Bersedekah di 10 hari terakhir tidak hanya diterjemahkan dengan sedekah wajib berupa zakat fitrah dan zakal mal, tetapi juga dianjurkan memperbanyak sedekah sunnah dalam rangka berbagi kebahagiaan dan memberikan bekal makanan di hari raya Idul Fitri bagi dhuafa. Bersedekah dapat berbentuk harta, pangan, pakaian, paket sedekah untuk yatim dan dhuafa, dan lain sebagainya.

3. I’tikaf

I’tikaf berarti berdiam di masjid dalam rangka beribadah kepada Allah SWT. Tidaklah seseorang keluar dari masjid, kecuali untuk memenuhi hajatnya sebagai manusia. I’tikaf memiliki kekhususan tempat dan aktivitas yaitu masjid dengan aktivitas ibadah mendekatkan diri kepada Allah dengan berdzikir, berdo’a, membaca Al-Quran, shalat sunnah, bershalawat, bertaubat, beristigfar, dan lainnya. I’tikaf dianjurkan setiap waktu, tetapi lebih ditekankan memasuki sepuluh malam terakhir Ramadhan sebagaimana penuturan Abdullah bin Umar RA,

Rasulullah SAW beri’tikaf pada sepuluh hari terakhir bulan ramadan. (HR. Muttafaq ‘alaih)

Di masa pandemi Covid19 ini, kemungkinan sebagian umat Islam tidak dapat beri’tikaf di masjid, akan tetapi seluruh aktivitas i’tikaf dapat dilakukan di rumah. Jika ingin tetap melakukan i’tikaf secara individu di masjid, maka hendaklah dilakukan dengan memenui protokol kesehatan seperti berbadan sehat, membawa sajadah sendiri, memakai masker, berwudhu kembali di masjid, dan tidak bersalaman.

4. Tilawah Al Qur’an

Meningkatkan membaca Al-Qur’an menjadi salah satu ibadah utama di 10 hari terakhir Ramadan. Tidak sedikit umat Islam yang larut dalam tilawah Al-Qur’an sepanjang malam baik di masjid maupun di rumah. Tilawah Al-Qur’an adalah ibadah ringan dan memiliki keutamaan yang besar.Tradisi mengejar khataman Al-Qur’an di akhir Ramadhan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi pribadi muslim, khususnya mereka yang setiap hari bergulat dengan aktivitas pekerjaan, sehingga khataman Al-Qur’an sebanya satu kali menjadi target realistis. Apapun bentuk motivasinya, tilawah Al-Qur’an harus lebih digiatkan di 10 hari terakhir Ramadan.

Baca Juga: 4 Pidato Singkat tentang Bulan Ramadhan Penuh Berkah yang Menarik

2. Ini Amalan 10 Hari Terakhir di Bulan Ramadhan Menurut Rasulullah

Tak terasa kita telah memasuki penghujung bulan Ramadan. Perjalanan kehidupan yang terus berlalu telah menjadikan ramadan terasa begitu cepat. Ada kecemasan akan takutnya amal ibadah selama ramadhan tidak diterima. Waktu 10 Hari terakhir Ramadan menjadi saat-saat yang berharga, sehingga umat muslim seharusnya bisa memanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Karena belum tentu tahun depan bisa bertemu Ramadan lagi.

Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan kepada umatnya untuk meningkatkan intensitas ibadah di sepertiga akhir Ramadan. “Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW sangat bersungguh-sungguh (beribadah) pada sepuluh hari terakhir (bulan ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut. (HR. Muslim).

Thoat Stiawan Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) UM Surabaya memaparkan anjuran dan keteladanan Rasulullah SAW dalam memotivasi umatnya untuk menambah giat beribadah di 10 hari terkahir Ramadan dengan mencontohkan beberapa amalan utama.

Pertama adalah mencari Lailatul Qadar, perlu mempersiapkan strategi untuk mencari Lailatul Qadar. Oleh karena itu, penting untuk mempersiapkan strategi yang diusahakan agar mendapatkan lailatul qadar. Tentunya persiapan ini dimulai sejak 1 Ramadan atau bahkan mulai Rajab. "Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya)

“Kedua adalah memperpanjang shalat malam, pada 10 malam terakhir, Rasulullah SAW tidak tidur, beliau menghidupkan malam-malam tersebut untuk beribadah, shalat, zikir, dan lain-lain hingga waktu fajar. “Rasulullah SAW biasa ketika memasuki 10 Ramadan terakhir, beliau kencangkan ikat pinggang (bersungguh-sungguh dalam ibadah), menghidupkan malam-malam tersebut dengan ibadah, dan membangunkan istri-istrinya untuk beribadah.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim),”terang Thoat Rabu (27/4/22)

Selanjutnya adalah memperbanyak sedekah, meningkatkan sedekah menjadi salah satu amalan utama di 10 hari terakhir sebagai ungkapan syukur atas nikmat dipertemukan Ramadan, dan juga penyempurna ibadah puasa dan ibadah-ibadah individu lainnya. Karena tidaklah sempurna keimanan dan kualitas ibadah seseorang kecuali jika adanya keseimbangan antara ibadah ritual dan ibadah sosial. Sebagaimana firman Allah SWT.

Baca Juga: 2 Contoh Ceramah tentang Keistimewaan Bulan Ramadhan yang Penuh Makna

3. Tiga Amalan yang Dianjurkan pada 10 Hari Terakhir Ramadhan

Bulan Ramadhan merupakan bulan Istimewa. Bulan Ramadhan memiliki keutamaan dan keistimewaan yang besar di antara bulan-bulan lain, utamanya pada sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Dalam tulisannya yang berjudul “Ini Tiga Amalan Utama Sepuluh Akhir Ramadhan”, Dosen Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hengki Ferdiansyah, mengatakan bahwa keutamaan sepuluh malam terakhir Ramadhan dijelaskan dalam hadits riwayat ‘Aisyah sebagai berikut:

“Ketika memasuki sepuluh akhir Ramadhan, Nabi fokus beribadah, mengisi malamnya dengan ibadah, dan membangunkan keluarganya untuk ikut ibadah,” (HR Al- Bukhari).

Lantas, apa saja amalan utama yang dianjurkan untuk dilakukan pada waktu tersebut?

Menurut Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in terdapat tiga amalan yang mesti dilakukan pada sepuluh akhir Ramdhan.

Pertama, memperbanyak sedekah, mencukupi kebutuhan keluarga, dan berbuat baik kepada kerabat dan tetangga. Seseorang bisa menyediakan buka puasa semampunya bagi orang yang puasa, meskipun sekadar memberi segelas air.

Kedua, memperbanyak membaca Al-Qur’an. Membaca Al-Qur’an disunahkan kapanpun dan di manapun selain tempat dilarang membaca Al-Quran, seperti toilet.

Dalam penjelasan Imam An-Nawawi, membaca Al-Qur’an di akhir malam lebih utama daripada awal malam. Pendapat ini juga dikemukakan Abu Bakar Syatha yang mengatakan bahwa membaca Al-Qur’an di malam hari lebih baik daripada siang hari karena lebih fokus.

Sementara itu, membaca Al-Qur’an yang paling baik di siang hari adalah setelah shalat shubuh.

Ketiga, memperbanyak i’tikaf. Hal ini sesuai dengan kebiasaan Rasulullah yang meningkatkan ibadah dengan cara beri’tikaf di masjid pada sepuluh akhir Ramadhan.

Amalan Rasulullah di sepuluh malam terakhir Ramadhan

Dalam tulisan “Amalan Rasulullah pada Sepuluh Malam Terakhir Ramadhan” dijelaskan bahwa Rasulullah saw melakukan ibadah yang dilakukan khusus pada malam-malam tersebut.

Pertama, menghidupkan malam-malam Ramadhan. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Shahih Muslim, ‘Aisyah meriwayatkan:

ماعلمته صلى الله عليه وسلم قام ليلة حتى الصباح

“Aku selalu menyaksikan beliau beribadah selama Ramadhan hingga menjelang subuh,”

Kedua, Rasulullah saw selalu membangunkan keluarganya untuk shalat malam di malam sepuluh terakhir bulan Ramadhan hadits Abi Dzar menggambarkan hal ini dengan jelas:

قام بهم ليلة ثلاث وعشرين وخمس وعشرين ذكر أنه دعا أهله ونساءه ليلة سبع وعشرين خاصة

“Bahwasannya Rasulullah saw beserta keluarganya bangun (untuk beribadah) pada malam 23, 25, 27. Khususnya pada malam 29.”

Ketiga, Rasulullah mengencangkan ikat pinggang dalam arti menghindari tempat tidur pada sepuluh malam terakhir Ramadhan. Hal ini bersandar pada hadits:

في الصحيحين عن عائشة رضي الله عنها قالت: “كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا دخل العشر شد مئزره، وأحيا ليله، وأيقظ أهله”

Rasulullah saw ketika memasuki sepuluh terakhir malam Ramadhan beliau mengencangkan ikat pinggangnya, menghidupkan (beribadah) malam itu dan membangunkan keluarganya.

Keempat, Rasulullah saw pernah menyambung puasa tanpa berbuka hingga magrib yang akan datang (puasa wishal) pada satu malam dari sepuluh malam terakhir Ramadhan. Namun puasa wishal tidak dianjurkan untuk ditiru oleh pengikutnya.

وروي عنه من حديث عائشة وأنس أنه صلى الله عليه وسلم :”كان في ليالي العشر يجعل عشاءه سحوراً

Kelima, Rasulullah saw mandi dan membersihkan diri dan memakan wangi-wangian menjelang Isya’ selama sepuluh hari terakhir Ramadhan dengan harapan memperoleh laylatul qadar.

Keenam, Rasulullah saw selalu beri’tikaf di sepuluh malam terakhir Ramadhan.

Baca Juga: 10 Lagu Religi Ramadhan Terbaik Lengkap dengan Liriknya

4. Manfaatkan 10 Malam Terakhir Ramadhan

Bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh dengan keistimewaan, terutama di 10 malam terakhir.

Pada 10 hari pertama di Bulan Ramadan adalah Rahmat. Pada 10 hari itu, banyak sekali rahmat yang diturunkan Allah kepada kita. Oleh karena itu, sebaiknya di 10 hari pertama ini, kita banyak berdoa dan beribadah kepada Allah agar setiap hari kita berada di dalam rahmat-Nya.

Kemudian 10 hari kedua di Bulan Ramadhan adalah maghfirah. Pada 10 hari kedua banyak sekali dosa yg diampunkan bila kita bertaubat. Pada 10 hari kedua hendaklah kita memperbanyak sholat malam, berdoa dan dzikir, serta banyak-banyak bermuhasabah diri/bertaubat nasuhah. Karena pada sepuluh hari kedua ini adalah kesempatan kita untuk mengurangi dosa-dosa yang sudah kita perbuat. Dan hendaknya kita berdoa dan dzikir untuk memohon ampunan Allah agar diampuni dari dosa-dosa dan dijauhkan dari siksa api neraka.

Sementara sepuluh hari terakhir di Bulan Ramadhan adalah penghindaran diri dari siksa api neraka. Sepuluh hari terakhir inilah kesempatan kita untuk menyucikan diri kita dan banyak-banyak berdoa agar kita senantiasa dihindarkan dari api neraka. Pada 10 hari terakhir ini terdapat pula malam Lailatul Qadar, yaitu malam yang lebih mulia dari seribu bulan (QS. Al-Qadr). Oleh karena itu, hendaknya di 10 hari terakhir, kita benar–benar berjuang untuk mendapatkan lailatul Qadar.

5. 10 Keutamaan di 10 Hari Terakhir Bulan Ramadhan

Sebagai seorang Muslim, 10 hari terakhir Ramadhan merupakan momen penuh keharuan dan kekhawatiran. Keharuan akan istimewanya 10 hari terakhir Ramadhan yang terdapat malam lailatul qadar didalamnya, dan kekhawatiran apakah masih dapat bertemu lagi dengan Ramadhan tahun berikutnya dengan segala keterbatasan umur yang dimiliki.

Maka dari itu, 10 hari terakhir Ramadan ini banyak orang yang memanfaatkannya dengan beribadah lebih khusyuk dan lebih baik lagi. Banyak di antaranya yang melakukan i’tikaf di masjid selama 10 hari terakhir Ramadan, sesuai dengan suatu hadis yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu anha, “Rasulullah sangat bersungguh – sungguh beribadah pada 10 hari terakhir (bulan Ramadhan), melebihi kesungguhan beribadah di selain (malam) tersebut.” (HR. Muslim).

Dari hadis tersebut, terlihat keutamaan semangat beribadah Rasulullah SAW di 10 hari terakhir Ramadan. Bahkan sosok Rasulullah SAW yang sangat dijamin masuk surga oleh Allah SWT, justru lebih giat beribadah demi meraih ridha-Nya. Salah satu dari banyaknya keutamaan 10 hari terakhir bulan Ramadhan adalah turunnya malam Lailatul Qadar, malam yang mulia dan mempunyai nilai lebih dari 1000 bulan. Dalam hadisnya, Rasulullah SAW bersabda:

“Carilah Lailatul Qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan, pada malam yang ke sembilan tersisa, malam yang ke tujuh tersisa, malam yang ke lima tersisa,” (HR. Bukhari).

Karena itu, umat Islam sangat disarankan untuk beribadah, terutama ibadah malam pada 10 hari terakhir Ramadhan. Selain menjadi malam 1.000 bulan, beberapa keutamaan 10 malam terakhir bulan Ramadhan ini akan menambah keistimewaannya. Di antaranya yakni:

1. Malam diturunkannya Al-Qur’an

Dalam QS Al-Baqarah ayat 185, Allah SWT berfirman “Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah…”

2. Malam yang lebih baik dari seribu bulan

Maksudnya ialah saat mengerjakan amalan pada malam lailatul Qadar, nilainya lebih baik dari seribu bulan. Apabila melakukan amal kebaikan, akan dihitung seperti melakukan kebaikan selama seribu bulan. Dalam QS Al-Qadr ayat 2-3 Allah SWT berfirman: “Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.”

3. Malam penuh keberkahan

Disebut sebagai malam penuh keberkahan karena pada saat lailatul qadar, para malaikat di utus oleh Allah SWT untuk turun ke bumi dan membagi-bagikan rahmat serta keberkahan bagi manusia yang beribadah dengan sungguh-sungguh di malam itu.

“Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul.” (QS. Al-Dukhan: 3-5).

4. Malam kesejahteraan

Allah SWT berfirman dalam QS. Al-Qadar ayat 5 yang berbunyi, “Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” Lailatur qadar adalah malam yang sangat indah bagi umat muslim. Pada malam itu, umat muslim tidak hanya diliputi keberkahan tapi juga kesejahteraan.

5. Malam penuh ampunan

Disampaikan oleh Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Barangsiapa menegakkan shalat pada malam Lailatul Qadr atas dorongan iman dan mengharap balasan (dari Allah), diampunilah dosa-dosanya yang telah lalu.” (H.R Al Bukhari, An Nasa’i, dan Ahmad).

Seseorang yang bertaubat dan berdoa maka dosa-dosa di masa lalu akan diampuni oleh Allah SWT. Karena pada malam tersebut Allah SWT membukakan pintu ampunan dengan lebar.

6. Malaikat– malaikat turun ke bumi

“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS. Al- Qadar ayat 4). Pada malam lailatul qadar, malaikat Jibril dan malaikat lainya turun ke bumi membawa rahmat, keberkahan, serta kesejahteraan. Maka dari itu, mari perbanyak membaca doa di malam – malam ganjil sepuluh hari terakhir ramadhan. Sungguh, betapa beruntungnya orang yang memperoleh keberkahan di malam tersebut.

7. Malam penuh kebaikan

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya bulan Ramadhan ini telah menghampiri kalian. Dan di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan. Barangsiapa yang terhalang dari menjumpainya, maka sungguh dia telah terhalang dari seluruh kebaikan. Dan tidaklah terhalang dari menjumpainya kecuali orang-orang yang merugi.” (HR Ibnu Majah).

Dari hadist tersebut, Rasulullah SAW menunjukkan betapa berartinya malam lailatul qadar. Sebab pada malam tersebut seluruh kebaikan diperuntukan bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam beribadah. Sedangkan bagi yang menghiraukan malam tersebut menjadi orang-orang yang merugi karena tidak mendapatkan apa-apa.

8. Pintu langit dibuka

“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi, Allah Ta’ala wajibkan kalian untuk berpuasa padanya, dibukakan padanya pintu-pintu langit, ditutup pintu-pintu neraka Jahim, dan dibelenggu setan-setan yang membangkang. Pada bulan tersebut, Allah memiliki satu malam yang lebih baik dari seribu bulan (seseorang beribadah selama itu). Barangsiapa terhalang dari kebaikannya, sungguh ia orang yang terhalang (dari seluruh kebaikan)” (HR. An-Nasai).

Di bulan ramadhan, termasuk pada malam lailatul qadar Allah SWT akan membukakan pintu-pintu langit dan para malaikat juga akan turun bumi.

9. Pintu neraka ditutup

Keistimewaan lain dari bulan ramadhan yang didalamnya ada malam lailatul qadar yakni ditutupnya pintu neraka. Malam tersebut hanya dipenuhi kebaikan-kebaikan. Umat muslim yang menjalankan ibadah ikhlas karena Allah SWT akan disejukkan hatinya dan dipenuhi keberkahan.

10. Pahala dilipat gandakan

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Bukhar-Muslim).

Hadist tersebut menjelaskan bahwa segala amalan yang dikerjakan pada bulan ramadhan akan dilipat gandakan, bahkan hingga tujuh ratus kali lipat. Baik itu solat sunnah, membaca Al-quran dan perbuatan-perbuatan kebaikan lainnya. Kecuali puasa yang akan dibalas oleh Allah SWT.

Demikian 5 contoh kultum 10 malam terakhir Ramadhan dikutip dari berbagai sumber.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm