5 Kultum di Sepuluh Hari Terakhir Ramadhan 2024, Singkat 7 Menit

1 April 2024 18:20 WIB
Ilustrasi kultum akhir ramadhan singkat
Ilustrasi kultum akhir ramadhan singkat ( )

Selain itu, sedekah juga memiliki manfaat sosial yang besar. Dengan memperbanyak sedekah akhir Ramadhan, kita dapat membantu mereka yang membutuhkan, mengurangi penderitaan mereka, dan menjadi sumber keberkahan bagi mereka. Sedekah juga dapat mempererat tali silaturahmi antara sesama muslim, meningkatkan solidaritas sosial, dan memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT.

Oleh karena itu, mari kita manfaatkan akhir Ramadhan dengan memperbanyak sedekah. Kita bisa memberikan sedekah dalam bentuk uang, makanan, atau bantuan lainnya kepada mereka yang membutuhkan. Kita juga bisa memperbanyak sedekah secara fisik, seperti memberikan senyum, memberikan nasihat yang baik, atau memberikan bantuan dalam bentuk tenaga atau waktu kita. Ingatlah, sedekah tidak harus selalu dalam bentuk harta, tetapi bisa juga dalam bentuk lain yang bisa kita berikan.

Saudara-saudara sekalian, mari kita ikuti contoh Rasulullah dan para sahabat yang sangat dermawan dalam bersedekah, terutama akhir Ramadhan. Semoga dengan memperbanyak sedekah, kita bisa menghapuskan dosa-dosa kita, meraih keberkahan, dan memperkuat solidaritas sosial dalam masyarakat. Semoga Allah SWT menerima sedekah kita dan membalasnya dengan pahala yang berlipat ganda. Amin.

Wallahu a'lam bish-shawab.

Baca Juga: 50 Ucapan Idul Fitri 2024 Islami dalam Bahasa Inggris dan Artinya!

Kultum 2: Menggapai Lailatul Qadar
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Hadirin Rahimakumullah!

Sejak kecil, ada satu kalimat yang tidak asing dan selalu terdengar di bulan Ramadan, terutama di penghujung bulan tersebut.. Ya, tentunya kita tidak asing dengan kata Lailatul Qadar. Malam yang mulia ini hanya ada di bulan Ramadan, Satu malam yang sangat diidamkan oleh seluruh umat Islam di dunia. Betapa tidak? Malam Qadar adalah satu malam yang lebih dari seribu bulan, setara dengan 83 tahun lamanya. Ada satu surah yang tentu sangat kita hafal sejak kecil, Q.S. Al-Qadr: 3-5 sebagai berikut:

"(3). Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (4). Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. (5). Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar."

Mengenai ayat 3 ini, As-Syaikh Wahbah Az-Zuhaili menulis dalam kitabnya, Tafsir Al-Wajiz sebabai berikut: "Malam lailatul qadar yaitu malam dimana amal shalih ketika itu lebih baik daripada amal selama seribu bulan di waktu selain lailatul qadar. Jarir mengatakan dari Mujahid yang berkata: "Salah satu laki-laki dari Bani Israil ada yang melaksanakan shalat di waktu malam sampai pagi, kemudian berperang memerangi musuhnya di waktu siang sampai sore, dan dia melaksanakan hal itu selama seribu bulan, kemudian Allah menurunkan ayat (Lailatul qadri khairum min alfi syahr) sebagaimana yang diamalkan oleh laki-laki itu."

Dan pada malam tersebut, bumi disesaki oleh para malaikat yang dipimpin oleh Jibril. Para malaikat mendoakan orang-orang yang beribadah di malam tersebut. Masih dalam kitab yang sama, Asy-Syaikh Wahbah melanjutkan penafsiran ayat 4 dan 5 sebagai berikut: "Malaikat berbondong-bondong turun ke bumi beserta Jibril di antaranya pada malam ini atas perintah Tuhan mereka untuk menunaikan setiap perkara yang hendak dipenuhi oleh Allah di tahun berikutnya, dan memberikan kebaikan untuk orang-orang yang taat, di antaranya adalah ada yang mendoakan keselamatan mereka, memohonkan ampun dan mendoakan mereka. Malam ini adalah malam (yang penuh) kesejahteraan dan penuh kebaikan mulai permulaannya sampai terbitnya fajar."

Hadirin Rahimakumullah!

Menurut hadis sahih, Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menggapai malam tersebut pada malam-malam ganjil di 10 hari terakhir bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda:

"Dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Carilah Lailatul Qadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari Ramadan". (HR. Al-Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan Ahmad).

Lalu bagaimana cara menggapai malam terbaik tersebut? Ya tentu banyak caranya. Diantaranya adalah dengan memperbanyak iktikaf di 10 malam terakhir. Bangunkan anak dan istri kita untuk memperbanyak ibadah sebagaimana hadis Rasulullah SAW:

"Dari Ali bahwa Nabi SAW biasa membangunkan keluarganya pada sepuluh hari terakhir dari bulan Ramadlan." (HR. At-Tirmidzi).

Sekalipun tidak bisa iktikaf sepanjang malam, kita bisa memperbanyak membaca Al-Qur'an atau berzikir di rumah kita. Jangan sampai karena alasan tidak iktikaf, kita habiskan malam kita dengan sesuatu yang kurang bermanfaat. Perbanyak pula membaca doa berikut ini, terutama di 10 malam terakhir sebagimana hadis berikut:

"Dari Aisyah ia berkata; wahai Rasulullah, apabila aku mengetahui malam apakah lailatul qadr, maka apakah yang aku ucapkan padanya? Beliau mengatakan: "Ucapkan; Allaahumma innaka 'afuwwun kariimun tuhibbul 'afwa fa'fu 'annii (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemberi ampunan dan Maha Pemurah, Engkau senang memberikan ampunan, maka ampunilah aku). (HR. At-Tirmidzi).

Hadirin Rahimakumullah!

Lalu bagaimana dengan orang-orang yang memang harus bekerja di malam hari dan tidak sempat ber'itikaf seperti para sekuriti, sopir bis malam, atau pegawai yang mendapatkan jadwal piket malam hari? Apakah mereka bisa mendapatkan lalilatul qadar? Ya tentu bisa, selagi pada malam itu mereka beribadah. Jika mereka tidak sempat qiyamullail, mereka bisa bekerja sambil memperbanyak zikir. Zikir apa? Banyak, bisa dengan salawat. Tahlil, tasbih, tahmid atau istighfar. Jangan sampai mengabaikan begitu saja hanya karena alasan pekerjaan. Dan terlebih lagi, jangan sampai bermaksiat di malam lailatul qadar. Ingatlah bahwa pada malam itu para malaikat berdesakan turun ke bumi untuk mendoakan hamba-hamba Allah.

Hadirin Rahimakumullah!

Demikian mauizah singkat yang dapat saya sampaikan. Semoga Allah memperkenankan kita untuk memperoleh lailatul qadar, malam yang nilaimya lebih baik dari beribadah selama 83 tahun atau seribu bulan.

Wal'afwu minkum. Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh.

Kultum 3: Zakat dan Kepekaan Sosial
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Jamaah yang dimuliakan Allah

Di penghujung bulan Ramadan nanti, sebagai seorang muslim kita diperintahkan untuk menunaikan zakat yang disebut sebagai zakat fitrah. Kewajiban zakat ini bukan hanya perintah yang harus dilakukan sebagai ibadah saja, namun juga dilakukan untuk kepentingan sosial. Karena salah satu fungsi dari diperintahkannya zakat adalah untuk memberikan maslahat kepada manusia, khususnya bagi orang-orang yang membutuhkan. Dengan demikian, zakat dan kepekaan terhadap kehidupan sosial memiliki hubungan yang erat.

Di dalam Islam, ada 2 jenis zakat yang wajib ditunaikan, yaitu zakat fitrah dan zakat mal (zakat harta). Zakat fitrah adalah zakat yang ditunaikan untuk menyucikan jiwa. Sedangkan zakat harta ditunaikan untuk menyucikan harta. Meski secara definisi memiliki tujuan yang berbeda, kedua zakat ini memiliki orientasi yang sama dalam kehidupan sosial. Yakni agar kemaslahatan di muka ini merata. Sehingga pada perayaan hari raya idul fitri misalnya, bukan hanya orang kaya saja yang bisa merayakan hari raya dengan suka cita beserta hidangannya tetapi juga dirasakan oleh orang-orang yang kurang mampu karena adanya zakat fitrah.

Jamaah yang berbahagia

Di dalam Al-Qur'an dan Hadis, Allah dan Rasulullah memberi tahu bahwa penunaian zakat sangat berguna dalam pemerataan ekonomi dalam kehidupan sosial. Terdapat beberapa ayat dan hadis yang menceritakan hal tersebut.

Pertama, Surah al-Hasyr ayat 7, yang menceritakan bahwa zakat berguna agar kekayaan di muka bumi merata

Apa saja (harta yang diperoleh tanpa perorangan) yang dianugerahkan Allah kepada Rasul-Nya dari penduduk beberapa negeri adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan. (Demikian) agar harta itu tidak hanya beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. (QS. Al-Hasyr [59]:7)

Kedua, Surah at-Taubah ayat 60 juga menjelaskan bahwa distribusi zakat berguna untuk orang yang kurang mampu.

Ada delapan golongan yang berhak menerima zakat atau biasa disebut dengan mustahiq zakat.

Sesungguhnya zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir, orang miskin, amil zakat, yang dilunakkan hatinya (mualaf), untuk (memerdekakan) hamba sahaya, untuk (membebaskan) orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai kewajiban dari Allah. (QS. At-Taubah [9]:60)

Ketiga, Sebagian Harta Orang Kaya adalah Hak Orang Miskin

Dari Ibn Abbas ra. Bahwasanya Nabi SAW mengutus Mu'adz ra ke Yaman... lalu menuturkan isi haditsnya, dan di dalamnya disebutkan, sesungguhnya Allah mewajibkan kalian zakat di dalam harta kalian yang diambil dari orang kaya di antara mereka lalu memberikannya kepada orang miskin di antara mereka (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadirin yang dimuliakan Allah

Di dalam kitab al-Fiqh al-Muyassar tujuan-tujuan umum yang menjadi alasan Allah mensyariatkan kepada hamba-Nya zakat, Abdullah al-Thayyar, Abdullah bin Muhammad dan Muhammad bin Ibrahim juga menyebutkan:

(Tujuan ketiga pensyariatan zakat adalah) membantu orang-orang dhu'afa dan mencukupi kebutuhan orang yang memiliki hajat/kebutuhan.

Hadirin yang dirahmati Allah

Berdasarkan beberapa keterangan tersebut, dapat kita simpulkan bahwa orientasi dari perintah zakat bukan hanya sebagai bentuk penghambaan saja, melainkan juga berfungsi untuk meratakan maslahat kepada seluruh hamba Allah. Sehingga zakat sejatinya memiliki kepekaan yang sangat tinggi terhadap kehidupan sosial.

Hadirin, demikianlah korelasi antara zakat dan kepekaan sosial yang tidak bisa terlepas. Semoga dalam menunaikan kewajiban zakat, kita bukan hanya menggugurkan kewajiban sebagai hamba saja, namun juga mewujudkan orientasi zakat agar kemaslahatan dapat dirasakan oleh berbagai strata sosial. Semoga barokah dan manfaat, kurang lebihnya mohon maaf.

Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarakatuh.

Baca Juga: Cara Bayar Zakat Fitrah dengan Uang, Bisa Secara Langsung dan Online!

Kultum 4: Pentingnya Menjaga Hati di Akhir Ramadhan
Assalamualaikum warahmatullah wabarakatuh.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah yang telah memberikan anugerah dan karunia yang sangat besar kepada kita. Sehingga kita bisa hadir dalam masjid yang mulia ini untuk melaksanakan shalat fardhu Isya dan Tarawih secara berjamaah.

Shalawat dan salam kita kirimkan kepada nabi junjungan kita, Baginda Rasulullah Muhammad SAW. Nabi yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang benderang seperti yang kita rasakan saat ini.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm