Ikhtiar Merawat Sejarah Asrama Lompobattang Lewat Reuni Emas

17 April 2024 20:15 WIB
Para penghuni Asrama Lompobattang Makassar dari masa ke masa
Para penghuni Asrama Lompobattang Makassar dari masa ke masa ( Dok Pribadi)

Makassar, Sonora.ID - Ada banyak cara dapat dilakukan untuk melestarikan dan merawat sisa sejarah masa lalu yang masih ada hingga kini. Salah satunya, menggelar reuni emas seperti yang dilakukan para penghuni maupun mantan penghuni Asrama Lompobattang di Makassar. Sebagai informasi, Asrama Lompobattang yang juga dikenal sebagai Tangsi Belanda, merupakan sebuah landmark sejarah yang berdiri di Jalan Rajawali, Desa Pannambungan, Kecamatan Mariso, Kota Makassar. Asrama Lompobattang memiliki luas bangunan mencapai 16.705m² dan luas lahan 102.595m². Bangunan ini memancarkan aura kebesaran yang mencerminkan era pemerintahan Belanda pada tahun 1915.

Dikutip dari lama Dinas Kebudayaan Kota Makassar, Asrama Lompobattang dibangun dengan menggunakan bahan utama batu bata, semen, dan plesteran pasir. Warna cat di Asrama Lompobattang didominasi hijau yang memberikan nuansa khas pada arsitektur militernya. Sejarah kepemilikan Asrama Lompobattang mencakup era pemerintahan Belanda.

Kala itu, bangunan ini menjadi markas tangsi militer. Setelah Indonesia merdeka, kepemilikan diserahkan kepada Pemerintah dan dikelola oleh Kodam VII Wirabuana (sekarang Kodam XIV Hasanuddin). Dengan peranannya yang berubah dari masa ke masa, asrama ini menjadi saksi bisu perjalanan waktu, dari masa kolonial hingga kemerdekaan.

Baca Juga: Revitalisasi Gedung Warenhuis, Lestarikan Bangunan Bersejarah & Dorong Perkembangan Ekonomi

Sejarah panjang perjalanan Asrama Lompobattang tersebut menjadi dasar digelarnya kegiatan reuni emas, belum lama ini. Ketua Panitia, Dwi Setiawan kepada Sonora mengatakan, reuni emas bertujuan untuk membangkitkan kembali atmosfir masa silam, utamanya bagi penghuni yang tumbuh besar di lingkungan Asrama Lompobattang. "Jadi hadir para penghuni asrama dari tahun 50 an, 60 an sampai 90 an," ujar Dwi.

Reuni Emas itu, kata Dwi, juga diharapkan mampu menjalin hubungan lebih baik antara sesama warga yang masih berdomisili di asrama maupun mantan penghuni yang kini berdomisili di luar asrama. "Reuni ini ada untuk tetap mengingat masa lalu yang penuh keceriaan di asrama pada masa lampau," ucapnya.

Asrama Lompobattang bukan sekadar bangunan bersejarah, tetapi juga menawarkan pandangan jelas ke dalam sejarah militer di Sulawesi Selatan. Meskipun menghadapi tantangan dalam pemeliharaan, kehadiran Asrama Lompobattang tetap memberikan daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin menggali lebih dalam tentang jejak sejarah dan perubahan sosial di Makassar.

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm