Sonora.ID – Direktur Operasional dan Pemeliharaan MRT Jakarta, Mega Tarigan menjelaskan 3 mandat PT MRT Jakarta (Perseroda) berdasarkan Perda No 3 tahun 2008 yaitu pembangunan infrastruktur, operasi dan pemeliharaan, serta bisnis dan kawasan berorientasi transit.
Dalam implementasinya, MRT Jakarta harus berupaya seminimal mungkin terjadinya antrean di gate in/ pintu masuk stasiun.
"Standar pelayanan minimum dari
Dinas Perhubungan, maksimum 6 meter antrean" Ungkap Mega di Kawasan Sudirman, Senin (29/04/2024)
Mega melanjutkan, peningkatan layanan MRT ke depan akan memperhatikan tren teknologi yang semakin digital dan kebutuhan pengguna agar dapat melakukan transaksi ticketing lebih cepat dan lebih mudah.
"Ke depan kita akan mengembangkan pembayaran secara digital, saat ini sebetulnya kita sudah punya aplikasi MyMRTJ, nah ke depan aplikasi ini akan dikembangkan menjadi server based" Lanjutnya
Dengan server based itu, lanjut Mega, pengguna MRT Jakarta akan terdata dan bisa dikolaborasikan dengan kebijakan pemerintah seperti subsidi tarif integrasi, sehingga reader tap in juga dapat diintegrasikan di satu mesin yang sama.
"MRT akan melakukan upgrading reader untuk fase 1 ini, dan itu nanti akan masuk ke dalam paket pengadaan fase 2"
"Upgrading fase 1, perangkat-perangkat ticketing fase 1 akan masuk di dalam paket itu. 2027 itu kita expect nanti semua reader itu sudah satu standarnya dan bisa membaca semua" Pungkas Mega
Diketahui saat ini masyarakat harus tap in di reader JakLingko, hal itu menimbulkan berbagai keluhan dari pengguna yang bisa dilihat melalui kolom komentar instagram MRT.
"Reader Jaklingko lama bgt ngebaca KUE, ga sat set kaya reader MRT" Tulis @a_journeyofmine
"Tidak estetik di pintu masuk itu banyak reader, harusnya bisa dibuat simple memudahkan masyarakat" Tulis @alex_donald_toper
"Mungkin bisa reader-nya pada dibikin madep atas min, saya capek tiap mau liat sisa saldo harus kayang dulu" Tulis @dafbur
