Mendukbangga Wihaji Kukuhkan Forum GenRe Indonesia Periode 2024-2026

24 Januari 2025 11:17 WIB
Mendukbangga Wihaji mengatakan remaja Indonesia adalah ujung tombak dari keberhasilan bonus demografi serta kunci keberhasilan dari Indonesia Emas 2045.
Mendukbangga Wihaji mengatakan remaja Indonesia adalah ujung tombak dari keberhasilan bonus demografi serta kunci keberhasilan dari Indonesia Emas 2045. ( )

Sonora.ID - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga) Wihaji mengatakan remaja Indonesia adalah ujung tombak dari keberhasilan bonus demografi serta kunci keberhasilan dari Indonesia Emas 2045. Jumlah remaja di Indonesia berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023 sebesar 64,16 juta jiwa atau setara 23,18% total penduduk Indonesia.

“Bonus demografi ini momentum, waktu yang tidak bisa mundur, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya, para remaja harus tatap masa depan, apa yang bisa kita kerjakan, kerjakanlah, hari ini berikan yang terbaik, GenRe harus menjadi contoh, memberi informasi, saya percaya anak GenRe itu anak hebat yang akan memberi kontribusi untuk negara, minimal untuk diri kita sendiri”, ujar Mendukbangga, Wihaji saat memberi sambutan usai mengukuhkan pengurus Forum GenRe Indonesia Periode 2024-2026.

Indonesia memasuki era bonus demografi sejak tahun 2015 dan puncaknya berada di kisaran tahun 2020-2035, di mana hampir 70 persen penduduk Indonesia berada di usia produktif.

Dalam kesempatan yang sama, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad mengatakan bonus demografi ini harus dimanfaatkan dengan baik, agar bonus demografi menjadi bonus untuk kita bukan bencana untuk kita”.

Menurut Raffi, cara memanfaatkan bonus demografi adalah dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin, salah satunya dengan membekali para remaja dengan skill yang berguna terutama di dunia kerja dan industri dimasa depan,

“Di masa depan berdasarkan encourage pekerjaan yang dibutuhkan dimasa depan itu berfokus pada teknologi, data dan kesehatan, itu dia yang harus membuat kita harus bisa berevolusi, harus bisa adaptasi dengan yang terjadi dengan jaman sekarang," ujarnya.

"Menurut laporan Word Economy Forum pada tahun 2030 transformasi pasar diproyeksikan menciptakan 170 juta pekerjaan baru dan menggantikan 92 juta pekerjaan, salah satunya pekerjaan yang sifatnya repetitif yaitu seputar administrasi. Pekerjaan baru misalnya seperti data scientist karena saat ini kita mengenal data is the new go, data sangat penting di era digitalisasi, selain itu ada keamanan cyber, dan juga pengembangan software," tambah Raffi.

Selain keterampilan tersebut, dirinya menyebut bahwa generasi muda juga harus mempelajari softskill. Soft skill ini yang membedakan dengan robot.

Soft skill yang harus dikuasai generasi muda salah satunya komunikasi, kemampuan adaptasi dan multitaskin penting, kemampuan berfikir kritis dan kreatif itu penting dan kepemimpinan.

Baca Juga: Kemensos dan Kementan Sinergi Dukung Ketahanan Pangan Indonesia

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm