Sonora.ID - Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah menjadi salah satu bagian yang wajib diisi calon mahasiswa saat pendaftaran KIP 2025.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah sendiri merupakan ringkasan yang menjelaskan kondisi keluarga dengan sebenar-benarnya, seperti pekerjaan dan penghasilan orang tua.
Dalam deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah, siswa juga bisa menceritakan kondisi kesehatan orang tua, jumlah tanggungan, dan biaya hidup lainnya. Jika orang tua sudah meninggal, siswa juga dapat menjelaskannya.
Adapun deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah juga berfungsi memudahkan panitia menyeleksi peserta yang berhak menerima bantuan pendidikan.
Berikut ini 10 deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah yang dapat menjadi referensi dikutip dari berbagai sumber.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah 1
Saya Cantika Ayu Permata berusia 19 tahun asal Kota Semarang, Jawa Tengah. Saya merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Ayah saya bekerja sebagai pedagang ayam di pasar dengan penghasilan rata-rata per bulan Rp2,5 juta, sedangkan ibu bekerja serabutan sebagai buruh tani yang pendapatan tidak tentu sesuai musim.
Dua adik saya masih dibangku SMP dan SD dan satu lagi berusia 4 tahun. Saya mengajukan diri sebagai penerima KIP Kuliah 2025 supaya tetap bisa kuliah dan beban biaya kuliah bagi ayah berkurang karena tanggungan untuk adik-adik sangat banyak.
Saya sangat mengharapkan bantuan KIP Kuliah ini untuk kedepan bisa membantu keluarga saya lebih baik lagi jika saya bisa kuliah dan kerja lebih mapan.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah 2
Saya Fanni Ayu Rahmia berusia 18 tahun asal Magelang dan merupakan anak pertama dari lima bersaudara.
Ayah saya bekerja sebagai supir yang berpenghasilan sekitar Rp2,4 juta per bulan. Sementara itu, ibu merupakan asisten rumah tangga yang penghasilannya tidak pasti karena tidak bekerja setiap hari tergantung permintaan pemilik rumah.
Terkadang ibu saya hanya mendapat Rp30 ribu saja per hari atau bahkan tidak mendapat pemasukan sama sekali. Saya dan keluarga hanya bergantung pada penghasilan ayah yang hanya cukup memenuhi kebutuhan makan sehari-hari.
Sementara adik-adik saya dan kebutuhan lainnya masih belum bisa dipenuhi apalagi biaya kuliah. Oleh karena itu saya mengajukan diri menjadi penerima KIP Kuliah 2025 agar bisa melanjutkan kuliah dan meringankan beban orang tua.
Saya sangat mengharapkan bantuan ini agar bisa berkuliah kemudian mendapat pekerjaan yang lebih layak.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah 3
Saya Diandra Annisa berusia 18 tahun dan berasal dari keluarga kurang mampu. Ayah saya bekerja sebagai petani di tanah orang lain.
Penghasilan ayah saya tidak menentu setiap bulannya, sedangkan ibu tidak bekerja dan harus mengurus rumah tangga. Karena itu, saya dan kakak saya hampir tidak mampu memenuhi kebutuhan sehari-hari, salah satunya biaya sekolah.
Keluarga saya juga tidak menerima tunjangan PKH/KIS/KKS dari pemerintah, jadi saya menggunakan Surat Keterangan Orang Kurang Mampu (SKTM) dari desa untuk mendukung keadaan keuangan keluarga dan mengisi informasi kursus KIP.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah 4
Saya anak terakhir dari dua bersaudara. Ayah saya bekerja sebagai buruh di sebuah pabrik gula di wilayah Garut. Penghasilan bulanannya adalah Rp1,8 juta yang tidak cukup untuk membiayai studi saya di PTN/PTKIN pilihan saya.
Sekarang ibu saya hanya bekerja sebagai ibu rumah tangga dan tidak memiliki penghasilan sama sekali. Alhasil, sumber pendapatan utama keluarga kini hanya berasal dari sang ayah. Adik saya juga sedang belajar di sekolah swasta dengan biaya bulanan 250 ribu.
Karena kondisi keuangan yang kecil, saya berencana untuk mendaftar sebagai penerima KIP Kuliah 2025 agar dapat melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Jika tidak disetujui, ayah saya mungkin akan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai kuliah saya.
Saya berharap bisa diterima sebagai penerima KIP 2025 untuk bisa meringankan beban orang tua dan tetap memudahkan mereka untuk lulus bersama adik saya.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah 5
Saya adalah anak dari keluarga dengan perekonomian yang cukup sulit. Ayah saya telah meninggal sejak saya umur 13 tahun sehingga ibu menjadi tulang punggung keluarga dan harus menghidupi 3 anaknya.
Ibu saya bekerja sebagai buruh pabrik dengan penghasilan UMR Jawa Tengah sebesar Rp2,1 juta. Biaya tersebut mau tidak mau harus dicukupkan untuk ketiga anaknya yang tengah mengenyam pendidikan di perguruan tinggi.
Keterbatasan ekonomi pada keluarga kami selama ini tidak mendapatkan perhatian/bantuan dari pemerintah, seperti KKS, PKH, hingga KIS. Maka dari itu, saya mengajukan diri sebagai penerima KIP Kuliah 2025 dengan melampirkan beberapa dokumen pendukung.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah 6
Ayah saya adalah seorang petani yang bekerja di lahan orang lain dan hanya di beberapa petak kecil sawah. Penghasilannya didapatkan hanya 6 bulan sekali jadi untuk menambah keuangan ayah saya membantu membajak sawah orang lain.
Kondisi kesehatan fisik ayah saya cukup baik, tetapi ayah pernah menjalankan operasi karena kecelakaan sehingga membuat tidak boleh terlalu lelah.
Adapun ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga yang mengurus rumah. Namun, untuk membantu menambah penghasilan sehari-hari keluarga kami, ibu saya menjahit kasab orang lain.
Karena keadaan ekonomi keluarga saya tidak mendukung saya untuk melanjutkan kuliah, saya berniat mengajukan diri sebagai penerima KIP kuliah 2025. Saya berharap bisa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan meringankan beban orang tua saya.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah 7
Saya adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Ayah bekerja sebagai buruh harian lepas dengan penghasilan tidak menentu, rata-rata Rp1,7 juta per bulan.
Ibu tidak bekerja dan fokus mengurus rumah tangga saja. Penghasilan ayah hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sehingga sulit untuk membiayai pendidikan saya dan adik-adik.
Kami tidak menerima bantuan sosial dari pemerintah. Oleh karena itu, saya berharap mendapatkan KIP Kuliah untuk melanjutkan pendidikan dan meringankan beban keluarga.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah 8
Saya adalah anak kedua dari empat bersaudara. Ayah bekerja sebagai sopir angkutan umum dengan penghasilan rata-rata Rp2,8 juta per bulan, sedangkan ibu membuka warung kecil di depan rumah dengan pendapatan sekitar Rp500 ribu per bulan.
Dua adik saya masih bersekolah sehingga pengeluaran untuk pendidikan cukup besar. Kami juga tinggal di rumah kontrakan dengan biaya sewa Rpper bulan650 ribu per bulan.
Dengan kondisi ekonomi yang tidak cukup, orang tua kesulitan membiayai kuliah dan saya berharap mendapatkan bantuan KIP Kuliah untuk meringankan beban keluarga dan mencapai cita-cita.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah 9
Saya berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi rendah, bapak saya berkerja sebagai ojek online dengan penghasilan di bawah UMR Rp3,5 juta per bulan.
Adapun ibu saya hanya seorang pedagang kue yang hanya memiliki penghasilan bersih 20-30 ribu satu hari.
Penghasilan kedua orang tua saya sangat pas-pasan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan membiayai sekolah saya dan dua adik saya. Kami juga masih mengontrak rumah dan harus membayar Rp750 ribu setiap bulannya.
Beruntungnya kami masih mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan BPNT (Bantuan Pangan Non-Tunai) yang bisa membantu kebutuhan sehari-hari dan sekolah termasuk untuk melengkapi berkas KIP Kuliah 2025.
Deskripsi keadaan ekonomi KIP Kuliah 10
Saya merupakan siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu. Ayah saya bekerja sebagai buruh perkebunan di lahan orang lain yang penghasilannya tidak pasti setiap bulan paling tinggi Rp1,5 juta per bulan.
Sementara itu, ibu saya hanya ibu rumah tangga sehingga harus hidup secara pas-pasan mengingat orang tua saya memiliki tiga anak.
Meski penghasilan ayah saya tidak cukup, keluarga kami masih mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui Program Keluarga Harapan (PKH) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) yang sangat membantu saya dan adik saya menempuh sekolah termasuk untuk pendaftaran KIP kuliah.