Sonora.ID - Berikut ini adalah sinopsis film Conclave yang sedang tayang di bioskop Indonesia.
Conclave adalah film thriller politik tahun 2024 yang disutradarai oleh Edward Berger dan ditulis oleh Peter Straughan, berdasarkan novel tahun 2016 karya Robert Harris.
Film ini dibintangi oleh Ralph Fiennes, Stanley Tucci, John Lithgow, Sergio Castellitto, dan Isabella Rossellini.
Dalam film tersebut, Kardinal Thomas Lawrence (Fiennes) menyelenggarakan konklaf untuk memilih paus berikutnya dan mendapati dirinya menyelidiki rahasia dan skandal tentang kandidat utama.
Baca Juga: Sinopsis 'Skylines', Pertempuran Sengit Alien Melawan Manusia
Setelah ditayangkan perdana di Festival Film Telluride ke-51 pada tanggal 30 Agustus 2024, Conclave dirilis di bioskop-bioskop di Amerika Serikat oleh Focus Features pada tanggal 25 Oktober dan di Inggris Raya oleh Black Bear UK pada tanggal 29 November.
Film ini mendapat ulasan positif dari para kritikus, yang memuji penampilan, penyutradaraan, skenario, dan sinematografinya.
Film ini telah meraup lebih dari $104 juta di seluruh dunia dengan anggaran produksi sebesar $20 juta.
Simak sinopsis selengkapnya berikut ini.
Sinopsis Conclave
Setelah Paus wafat akibat serangan jantung, Dewan Kardinal berkumpul dalam konklaf untuk memilih penggantinya.
Empat kandidat utama muncul: Bellini, seorang progresif dari Amerika Serikat; Adeyemi, konservatif sosial dari Nigeria; Tremblay, moderat dari Kanada; dan Tedesco, tradisionalis dari Italia.
Namun, suasana pemilihan menjadi semakin tegang dengan munculnya Uskup Agung Benitez dari Kabul, seorang kardinal in pectore yang ditunjuk diam-diam oleh mendiang Paus.
Di tengah konklaf, berbagai intrik dan skandal mulai terungkap. Lawrence, dekan Dewan Kardinal, mendapati bahwa Tremblay diduga diperintahkan untuk mundur oleh Paus sebelum wafat, yang ia bantah.
Baca Juga: Sinopsis 'Novocaine', Usaha Cowok Menyelamatkan Pacarnya yang Diculik
Sementara itu, hubungan gelap antara Adeyemi dan seorang biarawati bernama Shanumi menggagalkan peluangnya. Bellini akhirnya memilih mendukung Tremblay, tetapi Lawrence kemudian menemukan bukti bahwa Tremblay terlibat dalam praktik simoni—membeli suara untuk kepausan.
Saat situasi memanas, sebuah ledakan mengguncang Kapel Sistina, bagian dari serangkaian serangan teror di Eropa. Ketika Tedesco menyerukan perang agama, Benitez menolak seruan itu dan menekankan nilai perdamaian.
Pada akhirnya, Dewan Kardinal memilih Benitez sebagai Paus yang baru, yang mengambil nama "Innocent". Namun, Lawrence segera menemukan bahwa Benitez memiliki kondisi biologis langka, yang bisa membatalkan kelayakannya sebagai Paus.
Cerita berakhir dengan Lawrence yang termenung di jendelanya, mendengar sorak-sorai umat yang menyambut Paus baru, sambil merenungkan semua peristiwa yang baru saja terjadi.