Bagikan :
:quality(50)/photo/2025/04/25/img-20250425-wa0118jpg-20250425084015.jpg)
Sonora.ID – Dalam beberapa tahun terakhir, popularitas olahraga maraton meningkat secara signifikan.
Banyak orang dari berbagai latar belakang ikut ambil bagian dalam lomba ini, mulai dari pelari profesional hingga mereka yang baru mulai tertarik pada olahraga lari.
Bahkan, tak jarang peserta datang dari kota atau pulau lain hanya untuk mengikuti ajang maraton.
Namun, penting untuk dipahami bahwa maraton bukan sekadar ajang lari biasa, melainkan sebuah tantangan besar yang membutuhkan kesiapan menyeluruh, khususnya bagi para pemula.
Baca Juga: 10.500 Pelari Ramaikan Bank Jateng Borobudur Marathon 2024: Ajang Lari dan Sport Tourism Kelas Dunia
Pelari asal Indonesia, Diego Yanuar, memberikan panduan penting terkait hal ini. Menurutnya, seseorang yang baru mulai berlari selama beberapa bulan, atau bahkan setahun, sebaiknya tidak langsung terjun ke dalam perlombaan maraton.
Ia berbagi pengalaman pribadinya yang pernah melakukan kesalahan serupa, yaitu mengikuti maraton tanpa bekal latihan dan pengetahuan yang cukup.
Dari pengalamannya tersebut, Diego kini menekankan pentingnya persiapan secara bertahap dan menyeluruh sebelum mencoba lari sejauh 42 kilometer.
Sebagaimana dikutip dari Kompas.com, asal-usul maraton berasal dari Yunani kuno. Dahulu, masyarakatnya menggunakan kemampuan berlari jarak jauh untuk berburu atau menyampaikan pesan.
Salah satu cerita paling terkenal adalah kisah Pheidippides, prajurit Yunani yang berlari dari kota Marathon ke Athena pada tahun 490 SM untuk mengabarkan kemenangan atas pasukan Persia.
:quality(50)/photo/2025/08/13/ft-1167113-580x326jpg-20250813015540.jpg)
:quality(50)/photo/2025/08/13/hq720-67jpg-20250813014221.jpg)
:quality(50)/photo/2025/08/13/img-20250813-wa0003jpg-20250813013329.jpg)
:quality(50)/photo/2025/08/13/kunci-jawaban-bahasa-inggris-kel-20250813122659.jpg)