Surabaya, Sonora.ID - Dari berbagai era dan zaman ternyata para ahli telah melakukan berbagai macam bentuk penelitian untuk mengembangkan kecerdasan buatan.
Barulah di tahun 1956 dalam sebuah konferensi yang dilakukan oleh para ahli dari berbagai belahan negara di dunia yang berlangsung di Dartmout, penggunaan istilah kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) untuk pertama kali diperkenalkan.
Bahkan kehabatan AI ini sebagai sebuah fenomena yang merubah kehidupan manusia diangkat dalam sebuah film drama fiksi ilmiah petualangan Amerika Serikat tahun 2001 yang disutradarai oleh Steven Spielberg dan diproduseri oleh Kathleen Kennedy, Steven Spielberg dan Bonnie Curtis.
Naskah film ini ditulis oleh Steven Spielberg, sementara ceritanya ditulis oleh Ian Watson berdasarkan cerita pendek Super-Toys Last All Summer Long karya Brian Aldiss. Film ini dibintangi oleh Haley Joel Osment, Jude Law, Frances O'Connor, Brendan Gleeson dan William Hurt.
Pertanyaannya adalah, bagaimana jika AI ini diterapkan dalam dunia pendidikan di Indonesia?
Apakah model AI seperti DeepSeek bisa digunakan untuk mengembangkan platform pembelajaran adaptif yang sesuai dengan kecepatan belajar siswa Indonesia?
Baca Juga: Rencana Pemindahan Puskesmas Parit Timur Tuai Reaksi Warga Sungai Ambawang
Prof. Dr. Ir. Esther Irawati Setiawan, S.Kom., M.Kom. selaku Kepala Program Studi S1 Informatika Program Profesional Institut STTS mengatakan, model AI seperti DeepSeek yang sifatnya open source memang dapat diakses oleh siapapun termasuk pelajar.
AI semacam ini dapat mempermudah pelajar dalam menyelesaikan sebuah tugas di bangku sekolah.
Namun yang perlu dipahami, bahwa keberadaan AI di dunia pendidikan hanya sebagai sarana pembantu bukan pengganti kemampuan berpikir secara logis dari setiap siswa dalam menyelesaikan tugas sekolah.