Sonora.ID - Setelah 13 musim yang sarat prestasi, Luka Modric dipastikan akan meninggalkan Real Madrid.
Pengumuman ini disampaikan langsung oleh klub pada Kamis malam (22/5), dengan perpisahan resmi dijadwalkan usai Piala Dunia Antarklub 2025.
Gelandang asal Kroasia ini akan tampil untuk terakhir kalinya di kompetisi tersebut, yang dimulai pada 18 Juni mendatang.
Pertandingan terakhir Modric di Santiago Bernabeu dalam kompetisi domestik akan berlangsung pada Sabtu (24/5), saat Real Madrid menjamu Real Sociedad.
Dalam laga tersebut, klub akan memberikan penghormatan khusus untuk sang maestro lini tengah, menandai akhir dari salah satu karier paling berpengaruh dalam sejarah klub.
Dari Zona Konflik ke Panggung Dunia
Lahir di Zadar, Kroasia, pada 9 September 1985—sebuah wilayah yang kala itu dilanda konflik bersenjata—Modric tumbuh dalam kondisi sulit.
Kehilangan kakeknya di tengah perang dan kehidupan keluarganya yang sempat mengungsi menjadi bagian dari masa kecilnya. Kondisi inilah yang membentuk ketangguhan mental seorang Modric sejak dini.
Baca Juga: Gekrafs Kalbar Resmi Terbentuk, Ini Pesan Wagub Kalbar
Karier profesionalnya dimulai di Dinamo Zagreb, kemudian ia sempat menjalani masa peminjaman di Zrinjski Mostar, Bosnia, saat masih berusia 18 tahun.
Meski liga tersebut dikenal keras, Modric justru bersinar.
Penampilannya menarik perhatian Tottenham Hotspur, yang merekrutnya ke Premier League pada tahun 2008. Empat tahun kemudian, Real Madrid memboyongnya dengan nilai transfer sekitar 30 juta euro.
Fondasi Kejayaan Madrid
Di Madrid, Modric menjelma menjadi tokoh sentral dalam lini tengah bersama Toni Kroos dan Casemiro.
Kombinasi ini menjadi kunci dominasi Real Madrid di Eropa dan dunia. Selama berseragam Los Blancos, Modric tampil dalam 590 pertandingan dan menyumbangkan 43 gol.
Koleksi trofinya mengesankan—29 gelar berhasil ia raih, termasuk enam Liga Champions, empat La Liga, lima gelar Piala Dunia Antarklub, dan dua Copa del Rey.
Ia menjadi salah satu dari sedikit pemain yang pernah menjuarai Liga Champions sebanyak enam kali.
Prestasinya di tingkat individu juga luar biasa. Ia memenangkan Ballon d'Or pada 2018, menjadi Pemain Terbaik FIFA dan UEFA, serta beberapa kali masuk dalam FIFA FIFPro World XI.
Simbol Bangsa Kroasia
Di level internasional, Modric tidak kalah menginspirasi. Ia mencatatkan 186 caps untuk tim nasional Kroasia, terbanyak dalam sejarah negaranya.
Ia memimpin Kroasia ke final Piala Dunia 2018 dan meraih Golden Ball sebagai pemain terbaik. Di Piala Dunia 2022, ia kembali mengantar timnya meraih posisi ketiga dan membawa pulang Bronze Ball.
Warisan Sang Legenda
Kepergian Modric menandai berakhirnya era penting di Real Madrid. Dari seorang pemain bertubuh mungil yang sempat diragukan, ia menjelma menjadi simbol keunggulan dan konsistensi.
Kedatangannya di Madrid mungkin diliputi ekspektasi, tetapi kepergiannya penuh pujian dan rasa hormat.
Saat klub bersiap menatap masa depan bersama pelatih baru Xabi Alonso, nama Modric akan tetap menggema di tribun Bernabeu.
Ia bukan hanya dikenang karena trofi, tapi juga karena perjalanan hidupnya yang menggambarkan kekuatan harapan dan tekad.
Dari reruntuhan masa perang hingga panggung kejayaan global, Luka Modric telah menulis kisah luar biasa yang akan dikenang sepanjang masa.
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: 3 Shio Hoki yang Bakal Kelabakan Nerima Uang dan Peluang di Bulan Juni