Palembang, Sonora.ID – Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terus mendorong peningkatan ekspor kopi unggulan melalui pendekatan Closed Loop, yakni sistem pertanian berkelanjutan yang mencakup pembiayaan, produksi, pengolahan, distribusi, hingga ekspor dalam satu ekosistem terpadu.
Hal ini disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Sumsel, H. Edward Chandra, saat membuka Forum Group Discussion “Penguatan Ekosistem Closed Loop” di Kantor OJK Sumsel, Selasa (1/7/2025).
Edward menyebut bahwa meskipun produksi kopi Sumsel mencapai lebih dari 209 ribu ton atau 25,94 persen dari total nasional, produktivitasnya masih tergolong rendah — hanya sekitar 892 kg per hektar.
“Padahal potensi kita jauh lebih besar. Salah satu kendala utama adalah akses petani terhadap pembiayaan dan teknologi modern,” ujarnya.
Melalui sinergi bersama OJK dan lembaga keuangan, program Closed Loop dirancang untuk menjawab tantangan tersebut dengan memberikan akses pembiayaan, kredit alsintan, hingga perlindungan asuransi bagi petani.
Ketua Dewan Komisioner OJK RI, Mahendra Siregar, menyebut bahwa skema ini sudah berjalan dalam bentuk nyata seperti penyaluran kredit usaha tani, asuransi gagal panen, dan kredit alsintan.
“Ini bukan konsep semata, tetapi aksi nyata untuk meningkatkan daya saing kopi Sumsel di pasar global,” kata Mahendra.
Sekda berharap forum ini dapat menghasilkan kebijakan konkret yang mendukung kebutuhan riil petani, khususnya dalam pembiayaan dan inovasi pertanian.
Kegiatan ditutup dengan penandatanganan komitmen pembiayaan alsintan dan persetujuan ekspor kopi Sumsel sebagai langkah awal mewujudkan sektor kopi yang tangguh dan berkelanjutan.
Penulis: Achmad Aulia
Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News
Baca Juga: Herman Deru Dorong NU Aktif dalam Seluruh Aspek Pembangunan Sumsel