Inovasi Neurobuddy Pendeteksi ADHD Jadi Juara dalam Hackhaton AI For Accessibilty 2025
Sonora.ID - Kompetisi Hackathon AI for Accessibility (AI4A) 2025 merupakan ajang tahunan yang mengajak para inovator muda di Asia Tenggara untuk menciptakan solusi berbasis kecerdasan buatan (AI) untuk memecahkan tantangan penyandang disabilitas dalam kehidupan sehari-hari, pendidikan, komunikasi, hingga ketenagakerjaan.
Presiden Direktur Microsoft Indonesia, Dharma Simorangkir, berharap inovasi yang lahir dari kepedulian terhadap aksesibilitas dapat membawa manfaat luas bagi semua.
“Karena setiap individu itu unik, teknologi pun harus mampu beradaptasi secara inklusif untuk memenuhi beragam kebutuhan. Kompetisi Hackathon AI for Accessibility (AI4A) 2025 menjadi ruang untuk mewujudkan misi itu, dengan dukungan layanan yang berkomitmen pada inklusivitas,” ujar Dharma.
Semangat perluasan manfaat teknologi bagi para disabilitas ini sejalan dengan komitmen UI dalam membangun lingkungan pendidikan yang inklusif.
Baca Juga: Siswa Indonesia Raih Prestasi Gemilang di Jepang
UI secara konsisten menghadirkan berbagai inisiatif, mulai dari pendirian Unit Layanan Mahasiswa Disabilitas di sejumlah fakultas seperti Fakultas Kesehatan Masyarakat dan Fakultas Psikologi hingga penyediaan layanan pendampingan belajar dan proses seleksi masuk yang inklusif.
Menurut Dekan Fakultas Teknik UI, Prof. Kemas Ridwan Kurniawan, S.T., M.Sc., Ph.D, UI memiliki banyak inovator muda berbakat yang siap menciptakan solusi teknologi demi mendukung inklusivitas.
Ia meyakini bahwa inovasi-inovasi yang lahir dari ajang seperti Hackathon AI for Accessibility ini dapat memicu perubahan menuju dunia yang lebih ramah dan setara bagi semua kalangan, termasuk penyandang disabilitas.
NeuroBuddy Mampu Deteksi Dini Disleksia hingga ADHD pada Anak NeuroBuddy, inovasi karya tim mahasiswa UI “The Leporidaes”, mampu mendeteksi potensi neurodivergensi pada anak, seperti disleksia, Autism Spectrum Disorder (ASD), dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD). Alat yang dibuat dalam bentuk permainan berbasis Artificial Intelligence (AI) ini bertujuan untuk melihat interaksi anak saat bermain, sebagai bahan evaluasi dalam deteksi dini potensi disabilitas.