Waspada Aktivitas Gempa di Jateng Meningkat dalam Lima Tahun Terakhir, BMKG Beri Rekomendasi Ini ke Pemda

22 April 2021 20:00 WIB
( )

Semarang, Sonora.ID - Aktivitas gempa di Jawa Tengah meningkat dalam 5 tahun terakhir dalam periode tahun 2008 sampai tahun 2020.

Kepala Stasiun Geofisika Banjarnegara, Setyoajie Prayoedhie meungkapkan, pada tahun 2015 tercatat ada 99 gempa di Jawa Tengah.

Apabila melihat lebih jauh ke lima tahun sebelumnya, jumlah gempa yang terjadi relatif sedikit hanya tercatat antara puluhan hingga seratusan lebih kejadian saja.

Tetapi mulai di tahun 2016, grafik jumlah gempa di Jateng sendiri meningkat dengan tajam, terhitung ada 663 gempa di tahun 2016, lalu 553 kejadian di tahun 2017, 660 di tahun 2018, 624 di tahun 2019, dan 523 di tahun 2020 ucap Ajie dalam Webminar “Menguak Jejak Gempa Megathrust dan Sesar Aktif di Banyumas Raya” yang diselenggarakan oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Purwokerto, Selasa (20/4/2021).

Baca Juga: Gubernur Khofifah Tinjau Lokasi Dampak Gempa di Blitar

Ajie mengatakan bahwa terdapat 295 sesar aktif di seluruh Indonesia. Ada 7 sesar yang perlu diwaspadai yang diantaranya berada di Jawa Tengah yaitu, Baribis Kendheng, Ajibarang, Merapi Merbabu, Muria, Pati/Lasem, Ungaran 1 dan 2. Adapun potensi magnitude gempa yang dapat dihasilkan sekitar 6.6.

Wilayah Kabupaten Banyumas dan sekitarnya (Banyumas Raya), termasuk wilayah dengan dampak yang cukup besar, pungkasnya. Seperti gempa yang terjadi pada 13 Agustus 1863 yang menyebabkan pabrik gula rusak berat, lalu pada 27 Maret 1871 mengakibatkan bangunan pemerintah dan rumah-rumah rusak. Kemudian pada 14 Februari 1976, epicenter di Purwokerto.

Baca Juga: Peringatan Dini BMKG: Beberapa Kota/Kabupaten di 27 Provinsi Berpotensi Cuaca Ekstrem

Mengingat potensi terjadinya gempa bumi meningkat, pihaknya merekomendasikan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) agar upaya mitigasi perlu segera ditingkatkan.

Pihak BMKG sendiri sudah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan mitigasi bencana gempa bumi.

BMKG sendiri rajin menggelar Sekolah Lapang Geofisika yang bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang siaga bencana, termasuk ancaman gempa bumi dan tsunami.

Pihaknya pun sedang mengembangkan alat penyebarluasan informasi dalam bentuk suara melalui frekuensi radio sebagai upaya mitigasi bencana.

Ini cukup bermanfaat bagi masyarakat di daerah rawan yang terkendala sinyal atau jaringan internet.

Baca Juga: Pengungsi Gempa Mamuju Dapat Bantuan Fasilitas MCK dan Sarana Air Bersih

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm