Sonora.ID - Memiliki tingkat risiko yang tinggi membuat investasi tidak dapat dengan mudah untuk dilakukan.
Pertimbangan seperti untung dan rugi menjadi highlight bagi para calon investor untuk mulai berinvestasi.
Sebenarnya, investasi tidak melulu tentang untung dan rugi saja karena pada setiap kesempatan, kegiatan tanam modal ini selalu mengalamu fluktuasi.
Baca Juga: Atasi Rasa Cemas dengan 3 Tips Bagi Pemula yang Ingin Investasi Saham
Layaknya rezeki, investasi bukan suatu hal yang dapat ditebak dan diperkirakan akibat perubahan pesat di pasaran saham.
Oleh karena itu, satu-satunya cara agar investor aman selama berinvestasi adalah mengikuti protokol investasi yang dijelaskan Mohammad Teguh, Financial Expert, dan Eko Pratomo, Ahli Perencanaan Ekonomi ketika hadir di acara Smart Financial Wisdom milik Smart FM.
Protokol investasi ini merupakan cara-cara aman yang harus diperhatikan oleh para investor, sehingga mereka tidak hanya berkubang di untung dan rugi saja.
Apa saja protokol investasi tersebut? Berikut ulasan lengkapnya!
1. Pahami Risiko
Seperti yang sudah diketahui bahwa investasi merupakan kegiatan yang memiliki risiko tinggi.
Ini membuat para calon investor harus terlebih dahulu mengetahui risiko-risiko dari instrumen investasi yang dipilih.
Pasar saham tidak memiliki ketentuan pasti kapan akan untung dan rugi, sehingga para investor hanya bisa memahami risiko-risiko yang ada dari investasi.
Risiko-risiko tersebut dapat dicegah melalui risk profile yang dimiliki oleh tiap investor. Risk profle adalah sebuah evaluasi diri untuk mengetahui bagaimana cara seseorang menghadapi risiko yang ada.
Baca Juga: 5M Protokol Investasi Saham yang Perlu Kamu Ketahui, Ini Penjelasan Pakar Finansial
Terdapat 3 jenis risk profile yang wajib diketahui, yaitu:
a. Aggressive risk tolerance, ini menandakan investor memiliki tingkat tolerasi risiko yang tinggi.
b. Moderate risk tolerance, investor yang memiliki profile ini berada di level tengah tolerasik risiko.
c. Conservative risk tolerance, investor memiliki kecenderungan untuk menghindari risiko atau mencari aman.
2. Memiliki Keinginan Belajar
Ketika berinvestasi, para investor dituntut untuk selalu memiliki keinginan belajar. Ini lantaran para investor harus mengetahui bagaimana cara investasi yang aman.
Saat ini, banyak sekali investasi bodong yang menghantui kehidupan masyarakat dan berujung rugi sampai milyaran.
Untuk mencegah hal ini, maka investor harus selalu belajar investasi secara lebih detail agar tidak mudah ditipu dengan penawaran-penawaran yang tidak masuk akal.
3. Mulai dengan Uang Sendiri
Jangan sesekali memulai investasi dengan uang pinjaman!
Berdasarkan penjelasan Teguh, investasi yang tidak memiliki jaminan untuk para investor menghadapi keuntungan atau kerugian bisa membawa mereka ke fase force sell.
Force sell terjadi karena para investor tidak lagi bisa menutupi modal awal yang rugi dari hasil meminjam. Sehingga, mereka akan menjual saham untuk menutupi kerugian tersebut dan menjadi semakin sulit.
Oleh karena itu, selalu tanamkan dalam diri bahwa modal dari uang sendiri yang sedikit jauh lebih baik daripada hasil meminjam.
Baca Juga: Bukan Mainan, Saham Perlu Dipahami dengan 2 Ilmu Ini! Simak Penjelasan Pakarnya
4. Mempelajari Perusahaan
Membeli saham memiliki arti bahwa investor juga membeli perusahaan.
Ini yang melandasi para investor untuk selalu mempelajari tentang perusahaan yang sahamnya mereka beli.
Dengan mempelajari perusahaan tersebut, para investor dapat dengan mudah menilai kinerja dari tempat saham yang mereka beli dan dijadikan bahan evaluasi ke depannya.
Kinerja perusahaan sangat menenutkan nilai saham yang dimiliki. Oleh karena itu, jangan sampai salah memilih perusahaan ketika berinvestasi saham!