7 Contoh Teks Anekdot Singkat Tentang Lingkungan, Lucu Tapi Menohok

16 Februari 2023 13:52 WIB
Ilustrasi Contoh Teks Anekdot Singkat Tentang Lingkungan
Ilustrasi Contoh Teks Anekdot Singkat Tentang Lingkungan ( Unsplash @Aaron Thomas)

Sonora.ID – Teks anekdot adalah cerita singkat yang menyentil atau mengandung kritikan tetapi dibungkus dengan bahasa atau cara penyampaian yang menarik, cerdas, dan memiliki kesan lucu.

Umumnya, anekdot menceritakan orang penting atau terkenal, bisa juga membahas soal fenomena yang terjadi di sekitar kita.

Sehingga tak hanya mengundang gelak tawa, kateri yang bahas dalam teks anekdot juga memiliki makna tersirat yang bertujuan sebagai kritik atau sindiran.

Contoh teks anekdot singkat bisa berupa berbagai topik dan juga terhadap suatu kebijakan, seperti pendidikan, ekonomi, politik, hukum, lingkungan dan lain sebagainya.

Nah, berikut 7 contoh teks anekdot singkat tentang lingkungan yang lucu tapi menohok.

Baca Juga: 10 Contoh Teks Anekdot Politik Lucu yang Singkat Tapi Nyelekit!

Contoh Teks Anekdot Singkat Tentang Lingkungan

Salah tapi Masih Ngeles

Ibu menyuruh adik menyapu halaman rumah karena sudah banyak debu dan daun kering berjatuhan.

Tiba-tiba dari dalam rumah, kakak melemparkan botol air putih bekasnya minum, hal ini membuat adik marah seketika.

“Kak, kalau mau buang sampah jangan sembarangan dong, yang itu baru saja kusapu!” Teriak sang adik.

Kemudian kakak keluar sambil tersenyum merasa tidak bersalah. Adik tersebut menghampiri kakaknya dan menasihatinya.

“Bisa nggak buang bekas botolnya langsung aja di tong sampah? Aku udah capek banget nyapu halaman!” Ucap adik dengan kesal.

“Hehe maaf ya dik, aku tidak bermaksud membuatmu marah,” Kata kakak.

“Haduh sudah salah masih saja ngeles,” ujar sang adik dengan nada marah. “Bukan begitu.

Besok kan kakak mau tanding basket, jadi tadi latihan masukin ke tong sampah di depanmu,” ucap kakak.

Karena sudah sangat kesal, sang adik meninggalkan kakaknya dengan tatapan sinis.

“Dasar, udah ketahuan juga, masih aja cari alasan pembenaran!” gumam adik dalam hati sambil geleng-geleng kepala.

Sampah dan Petugas Kebersihan

Suatu pagi Rano, seorang petugas kebersihan sedang menyapu sudut jalanan di sebuah kota. Tiba-tiba, dari arah belakang ada pengendara mobil yang melemparkan sampah ke luar kaca jendela mobil.

Karena kesal, Rano pun menghentikan kegiatan menyapunya dan berteriak dengan kencang “Wooyy.. Kalau buang sampah lihat-lihat dong. Jangan seenaknya sendiri. Hargai saya kalau lagi kerja!”

Mobil tersebut berhenti, dan keluarlah seorang pria yang berkemeja rapi serta berdasi. Rano pun menghampiri orang tersebut dan menasihatinya. “Pak, bisa nggak kalau buang sampah nggak di jalan? Saya udah capek-capek bersihinnya!”, ujar Rano dengan kesal. “Maaf pak, saya tidak bermaksud begitu,” sahut pria tersebut.

“Ngeles aja pak, padahal udah ketahuan juga”, ujar Rano masih dengan raut muka yang kesal dan marah. “Jadi begini pak, saya ini kan hobi main basket. Tadi saya lagi coba latihan untuk lempar sampah ke tong sampah di sana” ujar pria berkemeja tersebut sambil menunjuk tong sampah di depannya.

Rano pun lantas meninggalkan pembicaraan sembari bergumam “Orang-orang zaman sekarang makin aneh saja. Ada aja alasannya.”

Menajaga Sungai

Sungai adalah salah satu tempat yang memiliki potensi pencemaran paling banyak.

Banyak oknum tak bertanggung jawab membuang limbah rumah tangga maupun industri langsung ke sungai.

Sehingga mematikan biota air di dalamnya dan menciptakan pencemaran. AKhirnya wabah penyakit pun tak terhindarkan karena lingkungan yang tak sehat.

Padahal sungai sendiri banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

Misalnya pemenuhan air bersih, mengaliri sawah, mencuci, dan lain sebagainya. Inilah alasan mengapa saya ingin menulis contoh teks anekdot tentang lingkungan khususnya sungai.

“Apaan nih?? kok bau sekali???”.kata-kata yang terlontar saat aku sedang berenang disungai. “wah gimana nih kalo berenang kalau gini terus disungai?. Sungai kan harusnya bersih, jernih, dan alami karena menjadi bagian alam. Kok sekarang bisa jadi kayak gini sih? Kok manusia tega banget sih bikin jadi begini. sungai yang dulunya jernih dilalui perahu-perahu buat transportasi, tetapi kenapa sekarang malah dilalui oleh sejenis benda kuning aneh yang misterius”.

Pemerintah harusnya ikut bertanggung jawab dan andil dalam pelestarian sungai. Nggak cuma makan mendowan aja kerjaannya. sebaliknya rakyat juga harusnya lebih peka. masak iya mau buang benda-benda aneh disungai terus terusan.

Baca Juga: 10 Contoh Teks Anekdot Sindiran Lucu yang Singkat Tapi Menohok!

Penyuluhan Sampah Plastik

Di hari Minggu pagi yang cerah, di balai desa sedang ada penyuluhan terkait dengan kebersihan sampah yang ada di lingkungan desa tersebut.

Dalam penyuluhan tersebut, kepala desa memberikan sebuah arahan mengenai sampah plastik yang berdampak sangat buruk terhadap lingkungan.

“Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu, dalam membuang sampah jenis plastik alangkah baiknya dibuang pada tempat yang tepat.” ujar Kepala Desa. “Karena sifat dari sampah plastik ini tidak dapat terurai dengan mudah, maka saya sarankan Bapak dan Ibu sekalian perlu mendaur ulang dan memanfaatkannya secara langsung.”

Setelah acara usai, semua peserta diberikan hidangan berupa makanan dan minuman dengan wadah berbahan dasar plastik. Para warga pun kemudian berbondong-bondong mengumpulkan bekas sampah plastik tersebut dan dikemas ke tas milik kepala desa.

Kepala Desa pun kebingungan dengan aksi para warganya, dan bertanya “Kenapa bapak-bapak dan ibu-ibu sekalian memasukkan sampah tersebut ke dalam tas saya?”

Warga pun berujar, “Tadi kan bapak sendiri yang menyampaikan kalau sampah plastik sangat berbahaya dan tidak mudah terurai. Jadi, kami semua mengumpulkan semua sampah tersebut supaya bisa di daur ulang.”

Mendengar hal itu, Kepala Desa langsung pamit dan pulang.

Lingkungan Rumah dan Sekolah, Warisan dari Bapak untuk Keluarga

Pak Adi sedang terbaring lemah di rumah sakit karena kesehatannya semakin menurun.

Ia meminta tolong pada perawat agar memanggilkan anak istrinya yang sedang di luar kamar.

Setelah berkumpul, mereka semua mengelilingi tempat tidur Pak Adi. Sementara sang perawat berdiri di belakang mereka untuk berjaga-jaga jika Pak Adi membutuhkan pertolongan sewaktu-waktu.

Dengan suara bergetar, Pak Adi menyampaikan pesan kepada anak istrinya.

“Istriku yang baik dan setia, terima kasih karena bersabar merawatku selama sakit. Untukmu, aku meninggalkan perumahan elit CitraLand,” ucapnya.

“Untuk anak sulungku yang telah bekerja keras, aku memintamu untuk merawat kawasan Apartemen GrandLand,” jelasnya.

“Sedangkan kau anak bungsuku, aku menitipkan deretan Villa Orchid daerah pusat agar kau jaga,” lanjutnya.

Perawat yang mendengarnya merasa kagum dengan kebaikan pasiennya. “Wah, Pak Adi ini baik sekali ya bu. Beliau menitipkan peninggalan berharganya kepada istri dan anaknya agar tetap dapat hidup sejahtera,” ucapnya.

Sambil tersenyum tipis, Bu Adi menghela napas. “Suster, yang diwariskan itu adalah rute antar koran karena kami semua bekerja mengantarkan koran setiap pagi. Kalau tidak bekerja, ya susah dapat uangnya,” jelasnya.

Semprotan Pembasmi Kecoa

Di suatu rumah, hiduplah sepasang suami istri beserta kedua anaknya. Namun lingkungan rumahnya cukup banyak kecoa, sehingga mereka memiliki sebotol cairan pembasmi kecoa untuk membunuh hewan tersebut jika mengganggu.

Tiba-tiba kakak berlari menuju ibunya sambil tergersa-gesa. Dengan napas sedikit terengah-engah, anak sulung tersebut menyampaikan maksudnya.

Kakak : “Ibu, tolong bu. Adik baru saja menelan kecoa!”

Ibu : “Hah? Kok bisa sih kak adik menelan kecoa. Ayo kita segera bawa adik pergi ke dokter!”

Kakak : “Eh jangan bu, nanti takutnya malah gawat. Sepertinya adik akan baik-baik saja, kecoanya pasti akan mati.”

Ibu : “Bagaimana bisa?”

Kakak : “Tenang bu, aku sudah kasih adik serangga botol berisi cairan pembasmi kecoa. Tulisannya kan dapat membasmi kecoa sampai mati, bu” (sambil menunjukkan botol cairan pembasmi kecoa)

Ibu : “Aduh kakak, kamu sembarangan sekali!”

Kakak : (Kebingungan)

Ibu : “Ayah, tolong yah. Anak kita makan kecoa dan minum obat pembasminya!” (berlari menuju suaminya berada)

Hutanku, Paru-Paruku

Akhir minggu kemarin, saya baru saja mengikuti sebuah seminar tentang konservasi alam. Yang paling menarik menurut saya dari seminar tersebut selain narasumber yang cantik, tentu saja materi yang disampaikan.

Menurutnya, membahas Indonesia tidak akan dapat terlepas dari pesona dan indahnya alam yang dimiliki. Terlebih dengan berbagai tanaman yang hidup subur dan pohon-pohon di dalam hutan Indonesia yang begitu lebat.

Berdasarkan penuturan narasumber tersebut, hutan merupakan paru-paru dunia. Namun kalau hutan ditebang terus menerus, maka paru-paru dunia akan mati, dong?

Inilah yang mengancam Indonesia, karena banyaknya pembangunan yang memangkas hutan dan alih fungsi lahan yang merugikan bagi flora dan fauna yang ada di dalamnya.

Andai saja orang utan, gajah liar, atau bahkan hewan-hewan di dalam hutan bisa berbicara, tentu mereka tidak akan segan-segan untuk menuntut manusia terhadap Komnas HAH (Hak Asasi Hewan), hehe..

Baca berita update lainnya dari Sonora.id di Google News.

Baca Juga: 6 Contoh Teks Eksposisi Tentang Covid-19, Beserta Strukturnya Lengkap!

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.7 fm
98.9 fm
98.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm