Baca Juga: Biografi Bung Tomo: Riwayat Keluarga, Perjuangan hingga Akhir Hayatnya
Untuk bisa mengalahkan perlawanan Pangeran Diponegoro, Belanda memberikan sayembara penangkapan sang pangeran dengan hadiah uang sebesar 20.000 gulden.
Namun, usaha ini sia-sia karena tidak ada satupun pengikut Pangeran Diponegoro yang membelot dan membantu Belanda dalam penangkapan.
Belanda pun mengerahkan 23.000 serdadu perang untuk melawan Pangeran Diponegoro yang membuat posisinya melemah di tahun 1827-1829.
Menyadari kekuatannya sudah melemah, Pangeran Diponegoro setuju untuk bertemu dengan utusan dari Jenderal De Kock, yaitu Kolonel Jan Baptist Cleerens.
Pertemuan ini tidak menghasilkan persetujuan sama sekali yang membuat Jenderal De Kock pun memerintahkan Letnan Kolonel Louis du Perron dan Mayor A.V Michiels untuk mempersiapkan alat perang guna menangkap Pangeran Diponegoro.
Akhirnya, Pangeran Diponegoro beserta pengikutnya pun berhasil terdesak di Magelang pada tanggal 28 Maret 1830.
Pangeran Diponegoro pun ditangkap dan diasingkan ke Gedung Karesidenan Semarang yang terletak di Ungaran sebelum dipindahkan ke Batavia pada tanggal 5 April 1830.
Sang pangeran pun dipindahkan ke kawasan yang lebih jauh, yaitu Makassar dan terus diasingkan di Benteng Rotterdam sampai meninggal pada tanggal 8 Januari 1855.
Baca berita update lainnya dari Sonora.ID di Google News.