Find Us On Social Media :
Ilustrasi mall (properti.kompas.com)

Ketua Apindo Palembang Sebut Mal Tidak Harus Tutup di Tengah Pandemi

Jati Sasongko - Rabu, 15 April 2020 | 18:05 WIB

Palembang, Sonora.ID - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kota Palembang, Gordon Butar Butar mengatakan bahwa akibat covid-19, banyak pengusaha yang mengalami kesulitan, mereka berusaha melakukan efisiensi demi menyelamatkan usahanya.

“Covid ini datangnya tiba tiba, banyak pengusaha yang belum siap. Mereka umumnya melakukan efisiensi dengan cara mengurangi jumlah karyawan, sebagian merumahkan dan sebagian lagi membuat karyawannya kerja bergantian, “ ujarnya kepada Sonora.ID di Palembang baru-baru ini.

Ia menyebutkan sejauh ini sudah ada 2750 karyawan yang dirumahkan dan 250 orang diberhentikan akibat pandemi covid-19.

“Di sektor perhotelan, jika dalam beberapa bulan ini tidak selesai, terancam kurang lebih 2000 karyawan, akan mengalami PHK masal, belum lagi sektor sektor yang lain,” ujarnya.

Dirinya mengapresiasi langkah pemerintah memberikan keringanan pajak, serta menggratiskan listrik dan PDAM, namun hal tersebut dinilai belum cukup berdampak secara significan.

Baca Juga:  Dampak Covid-19, Pendapatan Pelaku Wedding Organizer Anjlok!

“Kita apresiasi langkah pemerintah namun tidak terlalu berdampak bagi pengusaha,” ujarnya.

Gordon menilai penerapan physical distancing sangat menyulitkan dunia usaha, pemerintah sebaiknya lebih fokus mengedukasi masyarakat agar melakukan physical distancing dan menggunakan masker.

“Pemerintah kalau perlu membentuk relawan untuk mengawasi masyarakat yang tidak disiplin, tidak harus menutup usaha atau membatasi, “ ujarnya.

Selain itu, ia juga menilai penutupan mall tidak terlalu efektif dalam mencegah penyebaran covid-19, menurutnya pasar tradisional lebih mungkin menjadi sumber penyebaran virus.
“Kita lihat kalau di pasar, banyak orang berkerumun, tidak pakai masker, kalau di mall tidak terlalu, mall ditutup kesannya sebagai sumber virus, kalau mall ditutup, dampaknya bisa besar,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan pengusaha sejauh ini berupaya membayar THR karyawannya, namun menyesuaikan kemampuan masing-masing.

“Pengusaha sebetulnya sudah menyediakan secara bertahap, setiap bulannya, sebagian pengusaha tidak ada masalah, tapi sebagian lagi pengusaha membayarnya tidak full, sesuai kemampuan, “ ujarnya.

Dirinya berharap krisis ini bisa berlalu, oleh sebab itu diperlukan dukungan seluruh pihak, baik masyarakat maupun pemerintah untuk memerangi ini.