Find Us On Social Media :
dr. Susaniwati, Sp.P dan dr. Mulyadi, Sp.PD dari RSUD Soewandhie Surabaya (Sonora/Budi Santoso)

Pasien COVID-19 Meninggal di Surabaya Dominan Disertai dengan Komorbid

Budi Santoso - Selasa, 16 Juni 2020 | 19:40 WIB

Surabaya, Sonora.ID - Sebagian besar pasien COVID-19 di Surabaya meninggal disertai dengan komorbid atau penyakit penyerta.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya mencatat, data kumulatif hingga 15 Juni 2020, jumlah pasien confirm COVID-19 meninggal dunia sebanyak 328 orang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 300 orang meninggal disertai dengan komorbid.

Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, data kumulatif hingga 15 Juni 2020, pasien confirm COVID-19 di Surabaya meninggal sebanyak 328 orang. Rinciannya, 300 orang dengan penyakit penyerta, dan 28 orang murni COVID-19.

“Penyakit penyerta yang tertinggi itu diabetes mellitus (DM), hipertensi, komplikasi DM dan hipertensi, serta penyakit jantung,” kata Feny saat di rumah dinas wali kota, Jalan Sedap Malam Surabaya, Selasa (16/06/2020).

Baca Juga: Pulang Kampung, Pasien Sembuh Covid-19 di Kota Surabaya Disambut 'Terbangan'

Feny menjelaskan, untuk DM tanpa komplikasi itu terdapat 57 kasus. Sedangkan DM dengan komplikasi ada 62 kasus. Mereka rata-rata telah memasuki usia lanjut. Sedangkan persentase pasien confirm COVID-19 yang meninggal, yakni laki-laki 52,13 persen dan perempuan 55 - 64 persen.

“Jadi mereka harus berhati-hati, DM nya harus terkontrol, hipertensinya harus terkontrol. Kalau bisa mereka isolasi di rumah sendiri tidak keluar kalau tidak penting, apalagi yang usianya sudah lansia,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Surabaya ini.Baca Juga: Balai Kota Surabaya Dilengkapi Thermal Scanner Pendeteksi Suhu Tubuh

Sementara itu, Dokter Spesialis Penyakit Dalam RSUD dr Soewandhie Surabaya, dr. Mulyadi, Sp.PD mengatakan, pasien COVID-19 di Surabaya sebagian besar meninggal disertai dengan komorbid atau penyakit dalam. Komorbid yang tertinggi didominasi penyakit T2DM (Type 2 diabetes mellitus), kemudian hipertensi dan jantung.

Baca Juga: Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi Jawa Timur ke Kota Surabaya Masih 12,28 Persen