Find Us On Social Media :
Filosofi Kue Wajik Ketan Bagi Masyarakat yang Tinggal Tanah Jawa ()

Filosofi Kue Wajik Ketan Bagi Masyarakat yang Tinggal Tanah Jawa

Maria Maya Angela S - Kamis, 21 Januari 2021 | 21:30 WIB

Semarang, Sonora.ID - Bagi masyarakat khususnya Jawa Tengah dan Jawa Timur, mendengar kata wajik pastilah tidak asing. Asal kata wajik sendiri biasa dikaitkan dengan kartu wajik, karna bentuknya yang mirip seperti wajik atau kotak.

Wajik merupakan makanan atau kue yang terbuat dari campuran beras ketan, gula merah atau gula pasir yang dicampur parutan kelapa, yang kemudian dipotong-potong segi empat atau kotak-kotak.

Wajik sendiri ternyata termasuk dalam kategori makanan atau cemilan pada zaman majapahit.

Baca Juga: 9 Cara Alami Memanjangkan Rambut dengan Cepat dan Tepat

Hal ini tertulis dalam kitab nawaruci yang merupakan karya sastra yang berbahasa Jawa Tengah yang yaitu bahasa yang muncul pada masa kejayaan majapahit.

Kitab nawaruci atau Sang Hyang Tattawanjnana ditulis antara tahun 1500-1619 masehi oleh Empu Siwamurti.

Kitab Nawaruci ini merupakan karya sastra religious yang terpengaruh ajaran mistik hindu.

Lahirnya kitab nawaruci itu bersamaan dengan masa penyebaran dan perkembangan agama islam di kalangan masyarakat jawa.

Baca Juga: Bukan Tak Laku, 7 Zodiak Ini Lebih Suka Sendirian Ketimbang Punya Pacar

Kue wajik terbuat dari beras ketan dan campuran gula merah yang memiliki tekstur lengket dan terasa manis.