Find Us On Social Media :
Seorang pria digotong setelah terkena tembakan polisi di Mandalay, Myanmar, pada Sabtu (20/2/2021). Polisi mulai menggunakan peluru karet dan peluru tajam untuk membubarkan massa anti-kudeta (Kompas.com)

Militer Myanmar Ancam Pendemo Bisa Tewas Jika Ikut Aksi Mogok Massal

Sienty Ayu Monica - Senin, 22 Februari 2021 | 15:10 WIB

Sonora.ID – Militer Myanmar memperingatkan para pendemo anti-kudeta, bahwa mereka bisa saja tewas jika mereka ikut mogok nasional pada hari Minggu (21/2/2021).

Pemogokan massal yang sedianya digelar pada Senin (22/2/2021) dilakukan untuk memprotes kudeta militer.

Peringatan keras tersebut diumumkan setelah aksi demo besar-besaran akhir pekan lalu. Demo tersebut diwarnai penembakan polisi terhadap para demonstran di Mandalay, Myanmar.

Sedikitnya ada dua demonstran Myanmar yang tewas akibat kejadian penembakan tersebut.

Baca Juga: Viral Wanita Lakukan Senam Aerobik dengan lagu 'Ampun Bang Jago' Dilokasi Kejadian Kudeta Myanmar

Saluran televisi milik negara, MRTV, pada Minggu malam waktu setempat menyiarkan pernyataan dari junta militer yang memberi peringatan terhadap rencana pemogokan umum.

"Para pengunjuk rasa sekarang menghasut rakyat, terutama remaja dan pemuda yang emosional, ke jalur konfrontasi di mana mereka akan kehilangan nyawa," ungkap Dewan Administrasi Negara, nama Junta Militer yang sekarang mengontrol Myanmar.

Associated Press mewartakan, pernyataan itu juga menganggap pengunjuk rasa melakukan kekerasan, sehingga mau tidak mau aparat keamanan harus membalasnya.

Gerakan protes di Myanmar sebenarnya berlangsung damai dan hanya sesekali terlibat dalam konfrontasi dengan polisi dengan melemparkan botol ke arah polisi ketika diprovokasi.