Find Us On Social Media :
Bandara Ngurah Rai Terapkan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018, Potensi penghematan energi hingga akhir 2021 Capai Rp4,3 miliar. (AP I)

Bandara Ngurah Rai Terapkan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018

I Gede Mariana - Selasa, 10 Agustus 2021 | 12:39 WIB

Denpasar, Sonora.ID - Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, salah satu bandara kelolaan PT Angkasa Pura I (Persero), telah menerapkan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018. Hal ini merupakan salah satu wujud komitmen Angkasa Pura I untuk dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan hidup dalam melakukan operasi bisnisnya.

Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi mengatakan bahwa tahapan penerapan Sistem Manajemen Energi ISO50001:2018 oleh Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali telah dimulai sejak Februari 2021 di mana hal ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of underdtansing) antara Angkasa Pura I dengan Direktorat Konservasi Energi - Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) pada Oktober 2020 lalu.

Lebih lanjut, Fahmi menyampaikan bahwa Angkasa Pura I berkomitmen untuk dapat berkontribusi positif terhadap lingkungan hidup, di mana hal ini juga menjadi salah satu misi perusahaan.

Baca Juga: Periode Juli 2021, Bandara Ngurah Rai Layani 84.115 Penumpang Sesuai Syarat Perjalanan PPKM

Konservasi energi melalui penerapan sistem manajemen energi dan pemanfaatan energi terbarukan di bandara merupakan wujud dari implementasi misi perusahaan tersebut.

"Saat ini, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali menjadi bandara pionir di Angkasa Pura I yang telah menerapkan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018 dan diharapkan bandara kelolaan lainnya juga dapat menerapkannya," terangnya.

Menurut Fahmi, Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dipilih menjadi bandara Angkasa Pura I pertama yang menerapkan Sistem Manajemen Energi ISO 50001:2018 karena bandara ini merupakan salah satu bandara dengan aktivitas tersibuk. Meningkatnya operasional bandara berdampak pada peningkatan konsumsi energi, baik penggunaan energi listrik maupun energi bahan bakar minyak (BBM).