Find Us On Social Media :
Diskominfo Surabaya] Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan menemukan sajam saat operasi gabungan, Selasa (06/12/2022) malam. (Sonora.ID/Budi Santoso)

Cegah Kelompok Remaja Bersajam, Wali Kota Surabaya: Kita Jaga Perbatasan dan Patroli Rutin

Budi Santoso - Kamis, 8 Desember 2022 | 18:55 WIB

Surabaya, Sonora.ID - Akhir-akhir ini Kota Surabaya digegerkan dengan munculnya fenomena baru, yakni adanya kelompok remaja yang membawa senjata tajam (sajam).

Dengan kemunculan kelompok itu, masyarakat dibuat resah dengan tingkah mereka yang kerap kali menimbulkan gejolak sosial.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi pun dibuat geram oleh tingkah para pemuda dan remaja yang sedang mencari eksistensi itu.

Karenanya, Pemkot Surabaya bersama Forkopimda dan seluruh elemen masyarakat melakukan patroli gabungan untuk menertibkan keberadaan kelompok tersebut pada Sabtu-Minggu dini hari (3-4/12/2022).

“Jadi sebetulnya dari pantauan Pak Kapolrestabes Kombes Pol Akhmad Yusep Gunawan,(mereka) melalui media sosial mengundang dari luar datang. Awalnya kumpul-kumpul setelah itu membentuk kelompok, akhirnya ada persaingan. Lalu satu muncul, satunya ikut menarik dirinya untuk menunjukkan eksistensinya,” kata Eri Cahyadi, Selasa (06/12/2022) malam.

Baca Juga: Melebihi Kapasitas, Pemkot Surabaya Siapkan Panti Werdha Baru

Ia menjelaskan, lama-kelamaan para pemuda dan remaja itu melakukan tindakan kekerasan dan kedapatan membawa senjata tajam (sajam).

Seperti gejolak sosial yang muncul akhir-akhir ini, di antaranya adalah peristiwa pembacokan satpam di kawasan Pakuwon City, hingga penyerangan warung kopi (Warkop) di Jalan Keputih.

“Harga diri Kota Surabaya harus dikembalikan sehingga warga merasa ini (Surabaya) rumah kita. Karena apapun akan saya lakukan untuk warga Surabaya agar merasa aman dan nyaman di kotanya sendiri,” jelas dia.

Wali Kota Surabaya mengungkapkan, bahwa mayoritas anggota kelompok mereka adalah para remaja.

Menurutnya, kecepatan informasi melalui media sosial membuat para remaja ini terkontaminasi dengan cara unjuk diri di daerah lain. Selain itu, lewat media sosial pula para remaja ini dengan mudah merekrut anggota untuk masuk ke kelompok mereka.

“Sebetulnya ini bukan gangster, tapi anak-anak remaja yang mencari eksistensi. Surabaya mengkontaminasi daerah lain, daerah lain mengkontaminasi Surabaya. Ini menjadi tugas kita kepala daerah lainnya, termasuk Surabaya Raya, bagaimana menjaga anak-anak muda ini ke depannya karena mereka adalah calon pemimpin bangsa,” ungkap dia.