Find Us On Social Media :
Ilustrasi fabel Kancil dan Buaya ()

10 Contoh Cerita Fabel untuk Anak, Kaya Pesan Moral dan Nilai Kehidupan

Muhamad Alpian - Senin, 16 Januari 2023 | 16:00 WIB

Sonora.ID - Berikut ini kumpulan contoh cerita fabel untuk anak, kaya pesan moral dan nilai kehidupan.

Cerita fabel merupakan cerita yang didalamnya menggambarkan sebuah watak dan budi manusia namun diperankan lewat tokoh hewan.

Karena karakternya yang diperankan oleh hewan tak heran kalau cerita ini sangat populer dan menarik dibaca oleh anak-anak.

Tokoh fabel biasanya memiliki perilaku layaknya manusia, baik, jujur, sopan dan pintar.

Namun ada juga yang berperilaku tak baik seperti sombong, picik, penipu dan lainnya.

Beberapa cerita cerita fabel yang selalu menarik perhatian anak-anak dari dulu sampai saat ini adalah 'Si Kancil', 'Tiga Babi Kecil' dan 'Monyet yang Rakus'.

Namun kamu juga bisa membaca cerita fabel untuk anak di bawah ini yang bisa kamu bacakan untuk sang buah hati atau bahkan mungkin untuk tugas di sekolah.

Baca Juga: 5 Contoh Cerita Mite atau Mitos, Lengkap dengan Pembahasannya

Berikut ini 10 cerita fabel untuk anak

Cerita fabel 1

"Kura-kura dan Kelinci"

Pada suatu hari, hiduplah seekor kelinci yang tinggal di dalam hutan. si Kelinci terkenal sebagai hewat yang bisa berlari dengan cepat dibandingkan dengan hewan-hewan lainnya di hutan.
 
Suatu ketika, Kelinci yang merasa kemampuannya semakin hebat dalam balap lari, mengajak Kura-Kura untuk bertanding. Kura-Kura yang rendah hati pun menyambut dengan antusias ajakan dari Kelinci. Akhirnya keduanya mempersiapkan balap lari tersebut dan ditemani oleh hewan-hewan lainnya yang ada di hutan.
 
Kelinci yang merasa lebih hebat berhasil lari lebih kencang dibandingkan dengan Kura-Kura yang pergerakannya amat lambat. Meski berjalan dengan pelan, namun Kura-Kura masih tetap bersemangat untuk mengikuti balap lari ini.
 
Ketika mendekati garis finish, Kelinci memutuskan untuk beristirahat di bawah pohon yang rindang. Kelinci yakin kalau Kura-Kura tidak akan bisa menyusulnya.
 
“Ah dia kan jalannya saja lambat,” ujar si Kelinci.
 
Tanpa sadar, Kelinci malah tertidur di bawah pohon rindang tersebut. Kelinci tidak menyadari saat dia tertidur, Kura-Kura sudah berhasil melewatinya dan sekarang posisi Kura-Kura lebih dekat dari garis finish. Kelinci sudah berusaha untuk berlari dengan cepat, tapi dia tetap tidak bisa menyusul Kura-Kura yang tiba tepat waktu di garis finish.

Cerita fabel 2

"Kancil dan Buaya"

Pada suatu hari, si Kancil, binatang yang katanya cerdik itu, tengah berjalan-jalan di pinggir hutan. Berhubung di dalam hutan itu terlalu gelap karena pohon-pohonnya juga sangat lebat, maka dirinya hanya ingin mencari udara segar sambil melihat matahari yang cerah bersinar. Si Kancil ingin berjemur sebentar di bawah terik matahari. Tepatnya setelah sampai di pinggir sungai besar, dirinya merasa perutnya lapar sekali.

Krucuk…krucuk…” begitu kira-kira bunyi perut si Kancil yang tengah merasa lapar. Lantas, si Kancil membayangkan betapa enaknya kalau dirinya makan makanan kesukaannya yaitu timun. Namun sayangnya, kebun timun yang berbuah ranum itu ada di seberang sungai besar itu. Si Kancil diam dan berpikir akan bagaimana cara menyeberangi sungai besar ini ya…

Si Kancil terus berpikir mencari akal mengenai bagaimana cara dirinya dapat menyeberangi sungai besar ini tanpa harus menyentuh airnya yang dingin dan deras itu. Tiba-tiba, si Kancil memandang beberapa buaya yang asyik berjemur di tebing sungai. Memang sudah kebiasaan mereka untuk berjemur terutama ketika matahari tengah terik seperti ini. Tanpa menunggu waktu yang lama lagi, Si Kancil langsung menghampiri salah satu buaya yang tengah berjemur itu.

“Hai buaya, apa kabarmu hari ini?”

Buaya yang kala itu masih asyik menikmati cahaya matahari lantas membuka matanya dan mendapati ada Si Kancil yang tengah menyapa. “Kabar baik. Ada apa kamu kemari?”, tanya Buaya kepada Si Kancil.

“Aku kemari untuk membawakan kabar gembira untukmu dan para kawananmu”, jawab Si Kancil dengan wajah bahagia. Mendengar perkataan tersebut, tentu saja Buaya tidak sabar mendengar kabar gembira yang dimaksudkan oleh Si Kancil. “Segera ceritakan apa kabar gembira  tersebut!”

Si Kancil kemudian berkata, “Aku kemari karena diperintahkan oleh Raja Hutan kita supaya menghitung jumlah buaya yang ada di sungai ini, sebab Sang Raja Hutan hendak memberikan hadiah kepada kamu dan para kawananmu semua…”

Mendengar nama Raja Hutan tentu saja langsung membuat Buaya percaya dengan pembicaraan tersebut. “Baiklah, Kancil. Kamu tunggu di sini dahulu, aku akan turun ke dasar sungai untuk memanggil semua kawananku”, kata Buaya langsung merangkak secara cepat menuju dasar sungai. Sementara menunggu Buaya dan kawanan lainnya datang, Si Kancil tengah berangan-angan untuk segera menikmati timun favoritnya.

Tak lama kemudian, semua buaya yang awalnya berada di dasar sungai telah berkumpul di tebing sungai. Si Kancil lantas memulai pembicaraan kembali, “Hai buaya sekalian. Aku kemari karena telah diperintahkan oleh Sang Raja Hutan untuk menghitung kalian semua. Sebab, Sang Raja Hutan hendak memberikan kalian semua hadiah istimewa pada hari ini. Maka dari itu, berbarislah kalian semua dari tebing sebelah sini sampai ke tebing sebelah sana ya…”

Mendengar perintah yang berhubungan dengan Sang Raja Hutan, tentu saja langsung membuat para buaya melaksanakannya tanpa membantah. Mereka langsung berbaris dengan rapi sesuai dengan perintah Si Kancil. “Nah Kancil, sekarang hitung kami semua”, kata salah satu buaya yang paling besar.

Si Kancil kemudian mengambil sepotong kayu yang berada di sekitarnya lalu melompat ke atas tubuh buaya pertama di tepi sungai. Dirinya mulai menghitung dengan menyebut, “Satu dua tiga lekuk, jantan betina aku ketuk”, sambil mengetuk kepala buaya hingga dirinya berhasil menyeberangi sungai besar tersebut. Setelah sampai di tebing seberang sungai, si Kancil langsung melompat gembira dan berkata, “Hai para buaya, apakah kamu tahu bahwa aku sebenarnya tidak membawa berita baik dari Sang Raja Hutan? Sebenarnya aku telah menipu kalian semua supaya dapat menyeberangi sungai besar ini. Ha…ha…ha…”

Melihat si Kancil yang tertawa-tawa sambil berkata demikian, para buaya merasa marah sekaligus malu karena telah diperdaya oleh Si Kancil. “Dasar kamu Kancil nakal nan licik. Awas kamu ya… Kalau bertemu lagi, akan kumakan kamu!” kata salah satu buaya.

Si Kancil sama sekali tidak takut dengan ancaman tersebut dan langsung berlari kegirangan meninggalkan para buaya untuk segera menuju kebun timun yang ranum. Dirinya segera menghilangkan rasa lapar di dalam kebun timun tersebut.

Baca Juga: 5 Contoh Cerita Fantasi 4 Paragraf beserta Strukturnya, Lengkap!

Cerita fabel 3

Alkisah di sebuah hutan, hiduplah satu keluarga babi yang bahagia. Mereka terdiri dari ayah, ibu, dan tiga anak babi.
 
Pada suatu hari, sang ibu sengaja memanggil semua anaknya untuk berkumpul. Ketiga babi kecil itu diminta untuk mulai hidup mandiri. Mereka diperintahkan oleh ibunya untuk belajar hidup di rumah masing-masing. Mereka diharuskan mencari bahan bangunan dan membangun rumahnya sediri. Bukan hanya itu, ibu mereka juga berpesan untuk selalu berhati-hati dari Serigala.
 
 
Setelah mendapat perintah dari ibu, ketiga babi kecil mulai mencari bahan untuk membangun rumah.
 
Anak babi pertama memilih untuk membangun rumah dari jerami kering. Karena kemalasannya, ia tidak ingin mencari bahan bangunan di tempat yang jauh. Anak babi pertama langsung mengambil jerami yang mudah ditemukan di belakang rumah orang tuanya.
 
Anak babi kedua memilih untuk membangun rumah dari ranting pohon atau kayu yang tidak terpakai. Anak babi kedua ini tidak ingin pula bersusah payah mencari bahan bangunan. Dia hanya perlu mengitari hutan dan meminta kepada warga binatang lainnya.
 
Anak babi ketiga adalah anak babi yang paling berbeda sikapnya. Ia merupakan anak yang rajin dan sabar. Tidak seperti dua kakaknya, anak babi ketiga benar-benar membangun rumahnya agar dapat berlindung dari serangan serigala. Dia sengaja mencari batu bata lalu dengan sabar menyusunnya satu per satu untuk membangun rumah.
 
 
Kedua kakaknya menertawakan anak babi ketiga. Mereka mengatakan bahwa anak babi ketiga terlalu berlebihan.
Pada suatu waktu, hutan dihebohkan oleh kabar Serigala yang kelaparan. Semua penghuni hutan tidak berani berada di luar rumah, termasuk ketiga anak babi.
 
Serigala ternyata benar-benar datang mencari mangsa. Rumah anak babi pertama menjadi rumah yang ia datangi pertama kali.
 
Dengan hanya meniup, rumah jerami anak babi pertama langsung roboh. Anak babi pertama berlari ketakutan menuju rumah anak babi kedua. Mereka berdua berpelukan saat mendengar suara tawa Serigala mendekat.
 
Di luar rumah, Serigala dengan sangat mudah juga ikut menghancurkan rumah anak babi kedua hanya dengan meniupnya. Mereka berdua yang ketakutan, berlari sangat kencang dan akhirnya berlindung di rumah anak babi ketiga.
Di sana, serigala kembali tertawa dan bersiap untuk meniup rumah anak babi ketiga.
 
 
Namun, usahanya menjadi sia-sia karena batu bata itu sangat kuat dan tidak bisa dihancurkan dengan tiupan. Karena kelelahan, Serigala pun menyerah dan pergi meninggalkan ketiga anak babi yang berada di dalam rumah dari batu bata itu.
 
Anak babi pertama dan kedua menyesal karena telah meremehkan rumah anak babi ketiga. Merekapun meminta maaf dan berjanji untuk tidak akan malas lagi.
 

Cerita fabel 4

"Belalang Sembah"