Find Us On Social Media :
Ki Hajar Dewantara diabadikan 11 Mareti 1959, sebulan sebelum meninggal. Arsip Kompas (Kompas, 2-5-1985, 1)

Ing Ngarso Sung Tulodho! Merenungi Kembali Gaya Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara

Sonora Semarang - Selasa, 9 Januari 2024 | 17:32 WIB

Semarang, Sonora.ID – Calon Presiden Prabowo Subianto beberapa kali menyebutkan istilah “Ing ngarso sung tulodho” dalam debat capres ketiga, Minggu (7/1/24).

Pernyataan ini dilontarkan Prabowo untuk merespon capres nomor urut 1, Anies Baswedan terkait Kerjasama Selatan-Selatan, untuk mengungkapkan bahwa menjadi pemimpin tak hanya berbicara saja.

“Kenapa negara-negara Selatan sekarang melihat ke Indonesia? Karena kita berhasil membangun ekonomi kita. Jadi tidak hanya omong-omong, kerjanya omong saja. Enggak bisa, tidak, tidak bisa. Ing ngarso sung tulodho,” ungkap Prabowo.

Rupanya kalimat “ing ngarso sung tulodho” adalah penggalan dari ungkapan populer dari seorang Bapak Pendidikan Indonesia, Sang Guru dan Pelita Pendidikan, Ki Hadjar Dewantara yang berasal dari Bahasa Jawa.

Ungkapan ini dipenggal dari kalimat “Ing ngarso sung tulodho, Ing madyo mangun karso, Tut wuri handayani,” yang kini lebih dikenal sebagai semboyan pendidikan Indonesia.

Lalu apa sih arti ing ngarso sung tulodho, Sahabat Sonora? Lalu bagaimana pemimpin yang ing ngarso sung tulodho?

Arti Semboyan Pendidikan Indonesia

1. Ing ngarso sung tulodho

“Ing ngarso” berarti di depan, “Sung” berarti saya, dan “Tulodho” berarti tauladan. Atau jika disatukan menjadi satu kalimat berarti “di depan memberi teladan.”

Baca Juga: Yusril Tegaskan Prabowo-Gibran Tetap Mendapat Legitimasi Hukum Politik yang Kokoh 

2. Ing madyo mangun karso