Find Us On Social Media :
Lukisan "Penangkapan Pangeran Diponegoro" karya Raden Saleh. (Dok. Istana Negara)

Mempertanyakan Nasionalisme Raden Saleh dalam Lukisan 'Penangkapan Pangeran Diponegoro'

Sonora Semarang - Rabu, 21 Februari 2024 | 16:10 WIB

Penulis: Khizbulloh Huda

Sonora.ID - Raden Saleh, pelopor seni rupa modern Indonesia beraliran romantisme, adalah tokoh penting dalam sejarah seni Indonesia.

Lahir dari keluarga priyayi Semarang pada 1811, pria bernama lengkap Raden Saleh Syarif Bustaman ini adalah keturunan Arab-Jawa.

Dirinya lahir di Semarang, besar di Eropa, dan wafat di Buitenzorg (kini Bogor).

Salah satu karyanya yang paling populer adalah "Penangkapan Pangeran Diponegoro (1857)," yang juga turut ditampilkan dalam film populer Indonesia "Mencuri Raden Saleh (2022)." Karya ini dikenal sebagai respon pada lukisan “Penyerahan Pangeran Diponegoro kepada Jenderal De Kock (1830)” ciptaan Nicolaas Pieneman.

Walau setting dan komposisi kedua lukisan ini nyaris serupa, Raden Saleh membelokkan kesedihan dan suasana kekalahan dalam lukisan Pieneman menjadi keberanian Diponegoro yang dipandang beberapa pengamat sebagai bukti nasionalisme Raden Saleh.

Baca Juga: Meneladani Frans Seda Pahlawan Nasional Dari Nusa Tenggara Timur

Namun, Bachtiar, salah satu penulis biografi Saleh mengatakan bahwa Saleh tidaklah sama sekali nasionalis. Kira-kira kenapa ya, Sahabat Sonora?

Latar belakang priyayi keluarga Raden Saleh

Raden Saleh lahir dari keluarga priyayi Semarang. Ki Bustam alias Ki Ngabehi Kertoboso adalah buyut Raden Saleh dari sisi ibunya.