Find Us On Social Media :
Sonora.ID - Berikut ini contoh tausiah tentang Ramadhan tahun 2024 yang bisa dijadikan referensi. ()

10 Tausiah Ramadhan Singkat Terbaru 2024, Penuh Makna dan Inspirasi

Dita Tamara - Kamis, 21 Maret 2024 | 12:00 WIB
 
Sonora.ID - Berikut ini contoh tausiah tentang Ramadhan tahun 2024 yang bisa dijadikan referensi.

Tausiyah sendiri merupakan salah satu kegiatan agama Islam dengan menyiarkan pesan yang baik kepada khalayak umum.

Dalam bahasa Arab, tausiyah artinya nasihat. Sehingga tausiah berisi pesan-pesan dalam hal kebenaran dan kesabaran.

Nah, salah satu kegiatan yang dilakukan di bulan Ramadhan yaitu menghadiri atau mendengarkan tausiyah yang penuh makna dan menginspirasi.

Pada artikel kali ini menyajikan 10 contoh tausiyah Ramadhan singkat mengenai Ramadhan.

Dilansir dari beberapa sumber, simak ulasannya berikut ini:

 
1. Tausiah Ramadhan: Keutamaan Tarawih
 
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
 
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Wabihi nasta'inu ala umuriddunya waddin. Wassholatu wassalamu ala nabiyyina muhammadin sallallahu ‘alaihi wassalam. Amma ba’du.
 
Puji beserta syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya, kita masih bisa berkumpul di acara ini. Shalawat serta salam marilah kita sampaikan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.
Selain puasa, salah satu ibadah spesial di bulan Ramadhan selain puasa (shaum) adalah shalat tarawih. Shalat sunnah qiyamul lail ini hanya ada di bulan suci Ramadhan.
 
Ibadah shalat tarawih sangat disayangkan jika dilewatkan begitu saja. Ada banyak sekali keutamaan dan keistimewaan ketika kita menegakkan shalat. Apa saja keistimewaannya?
 
Pertama, shalat tarawih bisa menjadi ladang mencari pahala. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW bersabda:
 
“Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan (shalat tarawih) karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.”
 
Pengampunan dosa dalam hadits tersebut dapat mencakup dosa besar dan dosa kecil berdasarkan tekstual hadits. Namun ada pendapat lain yang mengatakan yang dimaksud pengampunan dosa adalah khusus untuk dosa kecil.
 
Meski begitu, mengingat banyaknya dosa yang kita lakukan, semoga shalat tarawih yang kita lakukan bisa menggugurkannya. Membersihkan dosa-dosa kita.
 
Kedua, sunnah muakkad yang dilakukan oleh Rasulullah SAW. Shalat tarawih adalah ibadah yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.
 
Diriwayatkan dari Ibnu Syihab, Urwah menyampaikan kepadanya bahwa Aisyah telah melaporkan jika pada suatu malam bulan Ramadhan, Rasulullah berangkat ke masjid dan mendirikan shalat di sana.
 
Setelah itu, beredar cerita mengenai Rasulullah yang menjalankan shalat tarawih. Keesokan harinya, orang-orang pun berbondong-bondong ikut shalat tarawih hingga jamaah semakin banyak. Masjid pun tidak bisa lagi menampung saking banyaknya para jamaah yang hadir.
 
Lalu, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Sesungguhnya aku tahu kemampuan kalian. Akan tetapi aku ragu bila shalat tarawih itu diwajibkan atas kalian,dan kalian tidak mengerjakannya.”
 
Jadi, meski sunnah, kita jangan sampai melewatkan ibadah yang sangat dianjurkan ini. Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhiroti hasanah, waqina adzabannar.
 
Sekian yang bisa disampaikan, mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
 
2. Tausiah Ramadhan: Kebahagiaan di Bulan Ramadhan
 
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
 
Alhamdulillahi robbil ‘alamin. Wabihi nasta'inu ala umuriddunya waddin. Wassholatu wassalamu ala nabiyyina muhammadin sallallahu ‘alaihi wassalam. Amma ba’du.
 
Puji beserta syukur kehadirat Allah SWT atas nikmat dan karunianya, kita masih bisa berkumpul di acara ini. Shalawat serta salam marilah kita sampaikan kepada junjungan alam, Nabi Muhammad SAW.
 
Hadirin yang dimuliakan Allah SWT, kali ini kita akan menyapa kembali bulan suci Ramadhan. Kedatangannya disambut beragam oleh orang-orang.
 
Pertama, ada yang menyambutnya dengan biasa-biasa saja. Baginya, Ramadhan tidak lebih dari rutinitas tahunan. Dan baginya pula, Ramadhan tidak memberikan pengaruh apa-apa selain kenyataan bahwa harus berpuasa selama satu bulan penuh.
 
Hanya menahan lapar dan haus tanpa diimbangi dengan ibadah lainnya. Bagi orang seperti ini apa yang dilewatkan selama Ramadhan ini tak akan membekas makna dan pengaruh setitik pun.
 
Kedua, orang yang menanggapi secara sinis. Orang ini merasa berat hati ketika datangnya bulan suci. Merasa malas ketika melaksanakan ibadah.
 
Baginya, puasa itu menyebalkan. Mereka menganggap seperti itu karena selama Ramadhan tidak bisa lagi makan-makan secara bebas dan berbuat sesuka hati.
 
Ketiga, orang yang antusias begitu menyambutnya. Golongan ini merasa sangat senang dan antusias begitu bulan Ramadhan datang dan menjalankannya dengan gembira.
Orang-orang yang merasa antusias pun bermacam-macam, ada yang merasa ingin meningkatkan pahalanya dengan cara tadarus atau shalat tarawih, menikmati nuansanya seperti sahur atau berbuka bersama, maupun sebagai ajang pesta petasan.
 
Termasuk golongan manakah kita? Semoga kita termasuk dalam golongan orang yang antusias dalam menyambut Ramadhan. Pada gilirannya, semoga kita juga bisa mengisi Ramadhan ini dengan banyak kebajikan. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.
 
Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhiroti hasanah, waqina adzabannar. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.
 
3. Tausiah Ramadhan: Keutamaan Sedekah di Bulan Ramadhan
 
Assalamu'alaikum wr. wb.,

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Pada kesempatan kali ini, mari kita bahas tentang keutamaan sedekah dalam agama Islam. Sedekah merupakan salah satu amalan mulia yang sangat dianjurkan oleh Allah SWT dan Rasulullah SAW. Mari kita lihat beberapa ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah yang membahas tentang pentingnya sedekah.

Allah SWT telah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 261

مَثَلُ الَّذِيْنَ يُنْفِقُوْنَ اَمْوَالَهُمْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ اَنْۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِيْ كُلِّ سُنْۢبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللّٰهُ يُضٰعِفُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ ۗوَاللّٰهُ وَاسِعٌ عَلِيْمٌ ٢٦١

Yang memiliki arti "Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah adalah seperti (orang-orang yang menabur) sebutir biji (benih) yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan (pahala) bagi siapa yang Dia kehendaki. Allah Maha Luas lagi Maha Mengetahui."

Dalam ayat ini, Allah SWT menggambarkan betapa besar dan berlipat-lipatnya ganjaran bagi orang yang bersedekah di jalan-Nya. Sedekah tidak hanya bermanfaat bagi penerima sedekah, tetapi juga membawa berkah dan kebaikan bagi orang yang memberi.

Sedekah juga disebutkan dalam hadits dari Hudzaifah, ia mengatakan bahwa Nabi SAW telah bersabda, "Setiap yang baik itu sedekah." (Hadits shahih, diriwayatkan Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah.

Ma'asyiral Muslimin rahimakumullah

Dari hadits ini, kita dapat memahami bahwa Allah SWT sangat memuliakan amalan sedekah. Sedekah adalah salah satu bentuk ibadah yang dapat mendatangkan kebaikan dan ampunan dari Allah SWT.

Mari kita tingkatkan kebiasaan sedekah kita, baik dengan harta maupun dengan kebaikan dan senyum kepada sesama. Semoga Allah SWT senantiasa menjadikan kita sebagai umat yang dermawan dan penuh kasih sayang. Amin.

Para hadirin sekalian, semoga semua selalu diberi kelimpahan dan kemudahan dalam berbagi antar sesama. Demikian ceramah pada hari ini, Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 
4. Tausiyah Ramadhan: Keistimewaan Nuzulul Quran
 
Assalamu'alaikum wr. wb.,

Segala puji hanya milik Allahu Rabbi

Pada kesempatan yang mulia ini, mari kita bersama-sama mengingat keistimewaan Nuzulul Quran, yaitu turunnya Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman bagi umat manusia. Al-Quran merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat dan hidayah bagi seluruh umat manusia.

Sebagaimana Firman Allah dalam Surat al-Baqarah ayat 185:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: "(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, Maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu.

Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur."

Dalam ayat ini, Allah SWT menggambarkan Al-Quran sebagai kitab yang sempurna, tanpa cela, dan sebagai petunjuk yang jelas bagi umat manusia. Keistimewaan Al-Quran terletak pada kemampuannya sebagai pedoman hidup yang menyeluruh, memberikan petunjuk dalam segala aspek kehidupan.

Nuzulul Quran merupakan momen yang sangat istimewa dalam sejarah umat Islam. Turunnya Al-Quran menjadi landasan utama bagi ajaran Islam, mengatur segala aspek kehidupan mulai dari ibadah, akhlak, hukum, dan sebagainya. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan Al-Quran sebagai sumber petunjuk dan pedoman hidup yang utama dalam menjalani kehidupan ini.

Dengan mengamalkan ajaran Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari, kita akan mendapatkan berbagai keberkahan, rahmat, dan petunjuk dari Allah SWT. Semoga kita senantiasa diberikan kekuatan untuk menghafal, memahami, dan mengamalkan Al-Quran dalam setiap langkah kehidupan kita.

Salam Ramadhan untuk kita semua, semoga bulan penuh berkah ini memberikan kesempatan bagi kita untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan meningkatkan kebaikan dalam segala hal. Demikian dari saya, Wassalamualaikum wr. wb.

5. Tausiyah Ramadhan: Malam Lailatul Qadr

Assalamu'alaikum wr. wb.,

Hadirin yang dimuliakan oleh Allah SWT. Pada malam yang penuh berkah ini, marilah kita bersama-sama merenungkan keutamaan dan keistimewaan Malam Lailatul Qadr. Malam yang didalamnya diturunkan Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia. Mari kita lihat apa yang Allah SWT dan Rasulullah SAW katakan mengenai malam yang penuh berkah ini.

Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Qadr ayat 1-5

إِنَّا أَنْزَلْنَهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَئِكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

"Inna anzalnahu fi lailatil qadr. Wa maa adraaka maa lailatul qadr. Lailatul qadri khairun min alfi shahr. Tanazzalu al-mala'ikatu warruhu fiha bi-idhni rabbihim min kulli amr. Salamun hiya hatta matla'i alfajr."

yang memiliki arti "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Quran) pada malam Lailatul Qadr. Dan tahukah kamu apakah malam Lailatul Qadr itu? Malam Lailatul Qadr lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Sejahtera (malam itu) hingga terbit fajar."

Dalam ayat ini, Allah SWT menunjukkan keagungan malam Lailatul Qadr yang lebih baik dari seribu bulan. Malam ini merupakan malam di mana Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk bagi umat manusia. Oleh karena itu, sangatlah penting bagi kita untuk memperbanyak amalan ibadah dan doa di malam tersebut.

Saudara-saudara yang dirahmati oleh Allah,

Ketika kita membicarakan tentang waktu kemunculan Lailatul Qadar, hal itu seolah menjadi suatu misteri yang hanya sedikit hamba yang dapat mengungkapnya. Rasanya Lailatul Qadar menjadi sesuatu yang tersimpan sebagai rahasia Allah SWT, dan hanya hamba-hamba pilihan-Nya yang dapat mengetahuinya. Tidak ada ketetapan pasti mengenai kapan malam Lailatul Qadar datang dalam bulan Ramadhan, sehingga setiap orang menanti-nantikan dengan harapan dan doa, merasa bahwa malam tersebut adalah suatu keistimewaan yang luar biasa.

Maka, marilah kita manfaatkan malam Lailatul Qadr dengan sebaik-baiknya. Perbanyaklah ibadah, dzikir, shalat, membaca Al-Quran, dan bermunajat kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kita kekuatan dan hidayah untuk menjalankan ibadah dengan baik di malam Lailatul Qadr. Amin.

Demikianlah ceramah singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu'alaikum wr. wb.

 
6. Tausiyah Ramadhan: Orang-orang yang Diperbolehkan Tidak Berpuasa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala nikmat-Nya yang tiada henti. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan teladan terbaik bagi umat manusia.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Pada bulan Ramadhan, ada sebagian umat Islam yang diberikan keringanan untuk tidak berpuasa, seperti wanita hamil, menyusui, musafir, dan orang sakit. Meskipun diberikan keringanan, mereka tetap diharapkan memiliki akhlak mulia dan menjalankan ketaatan kepada Allah SWT dengan cara yang terbaik.

Salah satu yang menjadi dalil dasar adalah firman Allah pada Surah Al-Baqarah ayat 184:

فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَر

fa mang kāna mingkum marīḍan au 'alā safarin fa 'iddatum min ayyāmin ukhar

Artinya "Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain."

Ayat ini menunjukkan bahwa puasa diwajibkan kepada umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mencapai taqwa. Namun, Allah juga memberikan keringanan kepada orang-orang tertentu untuk tidak berpuasa, namun tetap diharapkan menjalankan ibadah lainnya dengan baik.

Dalam menjalankan keringanan tersebut, Allah SWT memberikan petunjuk agar mereka menjalankan amal ibadah lainnya, seperti membayar fidyah, menunaikan puasa pada hari lain setelah Ramadhan, atau melakukan amal kebajikan lainnya sebagai pengganti puasa yang tidak dilakukan.

Sikap dan akhlak orang-orang yang diperbolehkan tidak berpuasa menjadi sangat penting dalam menunjukkan ketaatan dan kecintaan kepada Allah SWT. Mereka diharapkan tidak menjadikan keringanan tersebut sebagai alasan untuk melalaikan ibadah dan ketaatan kepada-Nya.

Oleh karena itu, mari kita ambil pelajaran dari keringanan yang diberikan oleh Allah SWT kepada kita. Jadikan kesempatan ini sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas ibadah dan akhlak kita. Mari kita tunjukkan kepada Allah bahwa kita bersyukur atas segala nikmat-Nya dengan menjalankan ketaatan-Nya dengan penuh keikhlasan dan akhlak yang mulia.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua. Amin.

Demikianlah ceramah singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 
7. Tausiah Ramadhan: Hukum Membayar Fidyah

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

Pada kesempatan yang berbahagia ini, marilah kita mendalami hukum membayar fidyah di bulan Ramadhan, sebuah kewajiban yang ditetapkan Allah SWT untuk memudahkan umat-Nya yang tidak mampu berpuasa. Fidyah adalah pembayaran yang diberikan sebagai pengganti puasa bagi orang yang tidak dapat berpuasa karena alasan tertentu.

Allah berfirman dalan surat Al Baqarah ayat 184, yang berbunyi

اَيَّامًا مَّعْدُوْدٰتٍۗ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَّرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ اَيَّامٍ اُخَرَ ۗوَعَلَى الَّذِيْنَ يُطِيْقُوْنَهٗ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِيْنٍۗ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهٗ ۗوَاَنْ تَصُوْمُوْا خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ

(Yaitu) beberapa hari tertentu. Maka, siapa di antara kamu sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), (wajib mengganti) sebanyak hari (yang dia tidak berpuasa itu) pada hari-hari yang lain. Bagi orang yang berat menjalankannya, wajib membayar fidyah, (yaitu) memberi makan seorang miskin. Siapa dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan,51) itu lebih baik baginya dan berpuasa itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Dalam ayat ini, Allah SWT memberikan keringanan kepada umat-Nya yang sakit atau sedang dalam perjalanan untuk tidak berpuasa. Mereka diperintahkan untuk mengganti puasa yang ditinggalkan dengan memberi makan seorang miskin atau dengan membayar fidyah.

Pembayaran fidyah merupakan bentuk keringanan yang diberikan Allah SWT kepada umat-Nya yang tidak mampu menjalankan ibadah puasa dengan sempurna. Ini adalah bentuk rahmat dan kemurahan-Nya agar umat Islam yang berhalangan dapat tetap menjalankan ketaatan kepada-Nya.

Namun, penting untuk diingat bahwa membayar fidyah bukanlah jalan keluar bagi mereka yang sehat dan mampu berpuasa. Puasa adalah salah satu rukun Islam yang wajib dilaksanakan kecuali bagi mereka yang memiliki uzur (alasan tertentu) yang diakui syariat.

Mari kita menjaga kesehatan tubuh dan juga ketaatan kita kepada Allah SWT dengan memahami hukum fidyah secara benar dan melaksanakannya dengan penuh keikhlasan dan kesadaran akan tanggung jawab kita sebagai umat Muslim.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan taufik dan hidayah kepada kita semua. Amin.

Demikianlah ceramah singkat ini, semoga bermanfaat bagi kita semua. Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

 
8. Tausiah Ramadhan: Keutamaan Menyiapkan Mahan Sahur
 
Asalamualaikum wa rahmatullah wa barakatuh

الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَنْزَلَ فِي شَهْرِ رَمَضَانَ الْقُرْآنَ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي خُلُقُهُ الْقُرْآنُ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ ذَوِي الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ. أَمَّا بَعْدُ

Hadirin yang dimuliakan Allah

Ibadah puasa harus dijalankan dengan penuh ketulusan. Sebagai bentuk ketulusan tersebut, kita harus mempersiapkan ibadah dengan sebaik-baiknya. Persiapan ini dapat berarti persiapan sebelum memasuki bulan puasa. Atau ketika sudah berada di bulan puasa.

Islam mengajarkan agar kita menyiapkan diri sebelum menjalankan ibadah puasa dengan melakukan makan sahur. Makan sahur tidak hanya merupakan persiapan yang bersifat lahiriah, untuk menyimpan energi selama menjalankan puasa.

Tetapi, ada nilai keutamaan tersendiri di luar manfaat jasadiyah. Nilai-nilai itu telah dijelaskan dalam sejumlah hadis Nabi SAW dan penjelasan para ulama terhadap hadits tersebut.

Jamaah yang dimuliakan Allah

Dalam konteks menjelaskan nilai keutamaan sahur ini, Rasulullah SAW menyabdakan:

تَسَخَّرُوا؛ فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

"Makan sahurlah. Karena, dalam makan sahur terdapat keberkahan." (HR. al-Bukhari).

Hadits ini diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari dalam kitab Shahih al-Bukhari. Karenanya, kesahihan hadis tersebut tidak perlu dipertanyakan. Berdasarkan perintah dalam hadis tersebut, para ulama bersepakat disunnahkannya makan sahur. Imam al-Nawawi dalam kitab Syarah Shahih Muslim, jilid 7 halaman 206, mengatakan;

أَجْمَعَ الْعُلَمَاءُ عَلَى اسْتِحْبَابِهِ وَأَنَّهُ لَيْسَ بِوَاجِبٍ

"Para ulama bersepakat akan kesunnahan makan sahur, dan bahwa makan sahur bukan perkara yang diwajibkan."

Bapak Ibu yang Dirahmati Allah

Arti keberkahan dalam hadis adalah ia mengandung banyak sekali kebaikan. Di antara bentuk kebaikan makan sahur adalah ia dapat membuat orang kuat menjalankan ibadah puasa dan membuat lebih bersemangat. Dengan seperti itu, berpuasa menjadi terasa lebih ringan dijalankan.

Ketika 10 puasa terasa ringan, ada keinginan untuk berpuasa lagi. Berbeda dengan orang yang tidak makan sahur, ia akan merasa berat menjalankan puasa. Mungkin ia akan menganggapnya sebagai ibadah yang berat. Demikian penjelasan Imam al-Nawawi dalam Syarah Shahih Muslim.

Jamaah Hafidzakumullah

Imam Ibnu Hajar al-Asqalani menulis beragam bentuk keberkahan makan sahur:

البركة في السحور تَحْصُلُ بِجَهَاتٍ مُتَعَدِّدَةٍ ، وَهِيَ : اتَّبَاعُ السُّنَّةِ ، وَمُخَالَفَةٌ أَهْلِ الْكِتَابِ ، وَالتَّقوّي بِهِ عَلَى الْعِبَادَةِ ، وَالرِّيَادَةُ فِي النَّشَاطِ ، وَمُدَافَعَةُ سوء الخُلْقِ الَّذِي يُثِيرُهُ الجُوعُ ، وَالتَّسَببُ بِالصَّدَقَةِ عَلَى مَنْ يَسْأَلُ إِذْ ذَاكَ ، أَوْ يَجْتَمِعُ مَعَهُ عَلَى الْأَكْلِ ، وَالتَّسَبُّبُ لِلذِّكْرِ وَالدُّعَاءِ وَقْتَ مَظِنَّةِ الْإِجَابَةِ ، وَتَدَارُكُ نِيَّةِ الصَّوْمِ لِمَنْ أَغْفَلَهَا قَبْلَ أَنْ يَنَامَ

"Berkah dalam sahur dapat diperoleh dengan beberapa bentuk; mengikuti sunnah Nabi, menyelisihi ahli kitab, mengambil kekuatan untuk ibadah, menambah semangat, menolak perilaku buruk yang timbul akibat rasa lapar, mendorong sedekah kepada orang yang meminta sahur pada waktu sahur, berkumpul untuk makan sahur bersama, mendorong dilaksanakannya dzikir dan doa pada waktu yang mustajab, membaca niat bagi orang yang lupa membaca niat sebelum tidur." (Fath al-Bari Syarah Shahih al-Bukhari, jilid 4, halaman 140)

Hadirin yang dimuliakan Allah

Ada poin yang menarik dalam penjelasan Imam Ibnu Hajar di atas. Yaitu, sahur menjadi sebab kita berbagi sedekah kepada orang lain yang membutuhkan makan sahur pada waktu sahur. Poin ini penting, tidak hanya bagi orang yang bersahur, tetapi bagi orang yang mau menyediakan makan sahur bagi orang lain.

Poin ini sering dilupakan masyarakat kita. Memberi atau menyiapkan makan sahur untuk orang lain adalah suatu amalan yang utama. Amalan menyiapkan makan sahur untuk orang lain sering dianggap remeh. Padahal, ia merupakan amalan sosial yang utama.

Karena, amalan tersebut merupakan ibadah sosial yang dilakukan di bulan Ramadhan untuk membantu orang yang akan menjalankan kewajiban agama. Dalam sebuah kaidah fikih dikatakan, al-muta'addi afdhalu min al-qashir. Artinya, ibadah yang dapat bermanfaat untuk orang lain lebih utama dibanding ibadah yang hanya kembali kepada pelakunya.

Menyiapkan makan sahur adalah bentuk saling tolong-menolong dalam kebaikan. Al-Qur'an mengatakan, wa ta'awanu 'ala al-birri wa at-taqwa (saling tolong menolonglah dalam kebaikan dan ketakwaan). Tidak diragukan lagi bahwa menolong orang lain yang akan menjalankan ibadah puasa Ramadhan adalah bentuk tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan. Dalam riwayat Imam al-Tirmidzi disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah mengatakan, afdhalu as-shadaqah shadaqah fi Ramadhan. Artinya, sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan. Berbagi makan sahur atau menyiapkan makan sahur merupakan bentuk sedekah di bulan Ramadhan.

Sampai di sini, dapat kita pahami bahwa makan sahur memiliki banyak kebaikan. Salah satu kebaikan itu adalah memberi kesempatan orang berbuat baik kepada orang lain dengan cara berbagi atau menyiapkan makan sahur.

 
9. Tausiah Ramadhan: Amalan Terbaik di Bulan Ramadhan
 
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
 

Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan ampunan dari Allah SWT. Selama bulan Ramadhan, terdapat banyak amalan yang bisa kita lakukan untuk mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT. Namun, ada satu amalan yang dianggap sebagai amalan terbaik di bulan Ramadhan, yaitu puasa.

Sebagaimana dijelaskan dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Amalan terbaik umatku adalah puasa.” Hal ini menunjukkan betapa pentingnya amalan puasa dalam Islam dan betapa besar pahala yang bisa kita dapatkan dari amalan ini.

Dalam hadits riwayat Abu Daud, Rasulullah SAW bersabda, “Puasa dan sholat akan datang pada hari kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pelakunya.” Hal ini menunjukkan betapa besar keberkahan dan pahala yang bisa kita dapatkan dari amalan puasa.

Selain itu, amalan terbaik lainnya yang bisa kita lakukan di bulan Ramadhan adalah berinfaq. Dalam Surat Al-Baqarah ayat 261, Allah SWT berfirman:

“Perumpamaan orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir terdapat seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.”

Dalam ayat tersebut, Allah SWT menegaskan betapa besar keberkahan dan pahala yang bisa kita dapatkan dari berinfaq di jalan-Nya. Oleh karena itu, marilah kita manfaatkan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk berinfaq dan melakukan amal kebaikan lainnya di bulan Ramadhan.