Sonora.ID - Banyak pemahaman yang menyatakan bahwa perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang profit atau pendapatannya terus bertambah.

Namun, ternyata pertambahan profit saja tidak dapat menjadi indikator perusahaan tersebut mencapai kesuksesan.

Hal penting lain yang juga harus dipertimbangkan dan menjadi poin utama dalam bisnis adalah value.

“Value sederhananya adalah kualitas dibagi harga. Ketika harga meningkat tapi kualitas tetap, berarti value-nya turun. Bagaimana untuk meningkatkan value dengan meningkatkan harga ya kualitasnya harus meningkat juga,” jelas Gunawan Lukito, Pemerhati Bisnis dan Teknologi.

Baca Juga: 'Dari Mulut ke Mulut', Teknik Marketing Paling Efektif untuk Datangkan Pelanggan Baru

Value yang diterapkan harus unik dan mengarah pada kualitas dan budaya perusahaan, serta dapat memungkinkan karyawannya untuk berkreasi dan berinovasi sampai akhirnya mendapatkan profit yang baik.

Penentuan value yang unik ini, bisnis yang sama sekali pun bisa memiliki profit atau pendapatan yang berbeda. Dengan kata lain, value sangat menentukan profit perusahaan.

Baca Juga: Peran Orang Tua dalam Memperkenalkan Perkembangan Teknologi pada Anak

Secara sederhana value adalah perpaduan antara kualitas dan harga sebelum akhirnya produk atau jasa yang ditawarkan bisa mendapatkan profit yang baik dengan beban perusahaan serendah mungkin.

Bisnis yang baik adalah bisnis yang punya standar, yaitu target yang intinya adalah untuk meningkatkan penjualan, dan menurunkan expenses atau beban perusahaan. Jika kedua hal ini bisa dilakukan dan di-manage dengan baik, maka perusahaan bisa tumbuh dengan seimbang.

“Tapi bisnis yang punya standar adalah prinsipnya cuma satu, sells harus naik, expenses harus turun. Nah selama itu bisa di-manage dengan baik, maka perusahaan itu bisa tumbuh dengan seimbang,” tambah Gunawan.

Baca Juga: Amankah Berhubungan Seksual Pada Saat Hamil? Simak Penjelasannya

Setelah menentukan value perusahaan, hal yang perlu dilakukan adalah memperhatikan karyawan, supplier, lingkungan, dan shareholder.

Shareholder ini berbeda dengan stakeholder, shareholder lebih kepada pribadi pemilik perusahaan terlepas dari badan hukum perusahaan tersebut.

Dalam memperhatikan pihak-pihak tersebut tidak hanya butuh teknologi yang canggih, tetapi juga butuh adanya human touch untuk mengimbangi teknologi yang canggih tersebut. Karena bagaimana pun juga sentuhan manusia adalah roh dari teknologi yang ditawarkan. (Prameswari S. Sasmita)

Baca Juga: Mobil Terasa Limbung Setelah Ganti Bush, Bagaimana Solusinya?