Sonora.ID – Sebagian besar orang yang pernah tinggal bersama dengan orang lain seperti pada asrama atau kos-kosan mengaku makan bersama dengan teman akan membuat lebih lahap ketika menyantap makanan.
Berdasarkan studi di The American Journal of Clinical Nutrition mengatakan, fenomena makan lebih banyak saat bersama dengan teman atau keluarga disebut dengan fasilitasi sosial.
Baca Juga: Mitos atau Fakta, Makan Malam Bisa Bikin Gendut? Ini Kata Dokter
Dr. Helen Ruddock dari University of Birmingham yang memimpin studi ini telah meninjau lebih dari 40 studi yang menggunakan pendekatan eksperimental dan non-eksperimental untuk memeriksa asupan makanan.
Penelitian tersebut mengkonfirmasi hipotesis peneliti, yakni kita makan lebih banyak saat bersama teman atau keluarga, tapi cenderung mengubah cara makan saat bersama orang asing.
Baca Juga: Mandi Setelah Makan Berbahaya bagi Tubuh, Mitos atau Fakta?
Ini pun mengkonfirmasi riset sebelumnya yang mengungkap seseorang akan makan dengan porsi sebesar 28 persen saat sendirian dan meningkat jadi 49 persen saat makan dengan orang lain.
Ada faktor sosial lain yang terlibat seperti jenis kelamin, obesitas, dan tingkat keakraban dengan orang lain.
"Kami menemukan bukti kuat, orang akan makan lebih banyak saat bersama teman dan keluarga dibanding sendirian. Fenomena ini disebut fasilitasi sosial," ujar Ruddock dalam siaran pers, seperti di lansir Mother Nature Network (11/11/2019).
Baca Juga: Lagi Diet Tapi Pengin Makan Fast Food? Ini Dia Cara Mengakalinya
"Tapi fasilitasi sosial tak terlihat pada ketika seseorang makan dengan orang asing," imbuhnya.
Selain itu Ruddock menduga hal tersebut mungkin terjadi karena orang ingin menampilkan kesan positif ketika makan dengan orang asing. Karena itulah, mereka memilih makan dalam porsi kecil.
Ruddock bersama tim penelitinya percaya bahwa perilaku ini dialami oleh semua orang.
Baca Juga: Para Wanita, Catat Daftar Makanan yang Dapat Mencegah Kanker Payudara