Kisah Pait ABK Indonesia, Makan 'Umpan Ikan' & Minum Air Laut

8 Mei 2020 12:00 WIB
Kisah Pait ABK Indonesia, Makan 'Umpan Ikan' & Minum Air Laut
Kisah Pait ABK Indonesia, Makan 'Umpan Ikan' & Minum Air Laut ( )

Sonora.ID - Belakangan ini heboh pemberitaan dilarungnya seorang jenazah anak buah kapal atau ABK yang bekerja kepada sebuah kapal China Long Xing 629.

Dari video tersebut kemudian terungkap sebuah fakta yang cukup memilukan hati.

Pasalnya para ABK asal Indonesia mendapatkan perlakuan yang dirasa kurang pantas, bahkan tak jarang di anak tirikan oleh pihak kapal China Long Xing 629.

Baca Juga: 43 ABK KM Lambelu di Makassar Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Hal tersebut diceritakan sendiri oleh ABK kepada BBC News Indonesia pada sebuah wawancara.

Atas kasus ini pemerintah Indonesia bergerak cepat dan meminta pemerinta China untuk mengusut tuntas kasus ABK Indonesia.

Selain itu kasus ini juga tengah diselidiki oleh aparat kepolisian dari Korea Selatan.

Baca Juga: Sebanyak 106 ABK KM Lambelu di Makassar Jalani Tes Swab Kedua

Dilansir dari Kompas.com para ABK asal Indonesia tersebut ternyata memiliki fakta-fakta miris lainnya, saat bekerja di kapal China.

1. Tidur Hanya 3 Jam

Menurut pengakuan salah satu ABK mereka dipaksa terus menerus kerja tanpa waktu setiap harinya.

"Bekerja terus, buat makan (hanya dapat waktu) sekitar 10 menit dan 15 menit. Kami bekerja mulai jam 11 siang sampai jam 4 dan 5 pagi," ujarnya dalam wawancara melalui video online, Kamis (7/5/2020).

"Setiap hari begitu." Rekannya, MY (20), mengatakan hal serupa.

Baca Juga: 43 ABK KM Lambelu di Makassar Dinyatakan Sembuh dari Covid-19

Pria lulusan SMK di Kepulauan Natuna, Riau ini, juga mengungkapkan bahwa mereka hanya diizinkan tidur selama 3 jam.

"hanya tidur tiga jam", tutur MY.

Sisanya para ABK asal Indonesia diharuskan membanting tulang mencari ikan.

"Kalau kita ngeburu kerjaan (mencari ikan), kadang kita tidur cuma tiga jam," ungkapnya.

Mereka mengatakan, kapten kapal mengharuskan kepada ABK Indonesia mencapai "target" ikan dalam jumlah tertentu setiap harinya.

"Mau protes, susah sekali, kita di tengah laut," kata BR.

Baca Juga: 24 ABK Positif Covid-19 di KM Lambelu Dirujuk Ke RSK Dadi Makassar

2. Tidak Memiliki Jam Kerja Pasti

Sejumlah ABK mengatakan, kontrak kerjanya tidak mengatur soal jam kerja. RV (27) asal Ambon, Maluku, adalah salah satunya.

"Tidak tertulis soal jam kerja, jadi baru diatur oleh kapten kapal saat di laut," ujar RV.

Namun, ada juga ABK Indonesia, yang diberangkatkan agen lain, yang jam kerjanya diatur dalam kontrak.

Beberapa sempat menanyakan soal jam kerja, tetapi tidak berlanjut karena mengaku "takut dipulangkan".

Meski bekerja membanting tulang, sejumlah ABK itu mengaku gaji mereka belum dibayar.

Baca Juga: Dapat Lampu Hijau, Citilink Buka Layanan Penerbangan Domestik Hari Ini

3. Makan Umpan Ikan

Tidak hanya masalah jam kerja yang di luar batas, NA (20), anak buah kapal Long Xin 629 asal Makassar, Sulsel, mengaku "dianaktirikan" soal makan dan minum.

Menurut dia, ABK yang non-Indonesia mendapat jatah makanan yang "lebih bergizi" ketimbang mereka.

"Kita dibedain dengan orang dia." tutur NA

Di dalam kapal penangkap ikan itu, awalnya ada 20 ABK WNI dan sekitar enam orang adalah ABK asal China.

KR (19), asal Manado, menambahkan, "Mereka makan enak-enak, kalau kami sering kali makan ikan yang biasanya buat umpan itu."

Baca Juga: Bela Anies, Wakil Ketua DPRD DKI Sindir Keras Menkeu Sri Mulyani

4. Minum Sulingan Air Laut

Selain masalah makan rupanya pemilik kapal China tersebut juga melarang para ABK asal Indonesia untuk minum air mineral.

Para ABK hanya diizinkan untuk minum air sulingan dari laut.

Sementara untuk ABK yang merupakan warga negara China minum dengan air mineral botolan.

"Air minumnya, kalau dia minum air mineral, kalau kami minum air sulingan dari air laut," ungkap NA

Baca Juga: Meski Tutup Permanen, Mcdonalds Sarinah Pastikan Karyawan Tidak Di PHK

5. Minta pemerintah gugat

RV, BR, KR, MY, dan NA sepakat bahwa Pemerintah Indonesia harus melakukan gugatan hukum kepada pemilik kapal asing.

"Agar kejadian ini tidak terulang lagi," ujar mereka. Sementara itu, MY dan NA berharap pengalaman buruk mereka di atas kapal Long Xin 629 tidak dialami warga Indonesia yang tertarik untuk "melaut".

Untuk itulah, mereka mengharapkan agar perusahaan yang mengirimkan calon ABK agar lebih memperhatikan soal hak-hak mereka sebagai ABK.

"Kita kan sudah ada perjanjian, dan ada pelanggaran kayak gini. Kita maunya perusahaan (yang mengirimkan mereka) bersikap lebih tegas," kata MY.

Baca Juga: Salah Satu Ajudan Pribadi Donald Trump Positif Virus Corona 

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah ABK Indonesia di Kapal China, Tidur Hanya 3 Jam dan Makan "Umpan Ikan”

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm