Banyak Data Palsu, Pemkot Surabaya Serius Validasi Data Covid-19

20 Juni 2020 12:05 WIB
Ilustrasi rapid test massal
Ilustrasi rapid test massal ( )

Temuan data tidak sesuai di lapangan ini hampir dialami semua daerah, karena ada beberapa pasien itu tidak jujur menerangkan alamatnya saat tes lab. Apalagi, tidak semua lab yang ada di Surabaya menerima data detail alamat pasien, termasuk yang tes mandiri.

"Karena ada data pasien yang tes mandiri itu juga terkirim semua ke pusat, makanya dia meminta warga untuk menerangkan alamat lengkapnya jika melakukan tes, supaya memudahkan tim tracing di lapangan," katanya.

Meski begitu, Rince memastikan data pasien positif yang tertahan itu masih dalam penanganan, baik itu berada di RS, ruang isolasi hotel, RS Darurat maupun isolasi mandiri di rumah. Karena asalnya juga dari hasil tracing.

Baca Juga: Selain Peningkatan Pasien Sembuh, Enam Kelurahan Surabaya Nol Kasus Covid-19

"Pasiennya tentu dalam penanganan, hanya saja data yang perlu dipastikan ini ikut daerah mana harus dikonfirmasi lagi," katanya.

Wakil Koordinator Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya M. Fikser mengatakan setelah data pasien confirm itu fix terkonfimasi, Pemkot Surabaya melakukan serangkaian penanganan mitigasi.

Seperti wilayah tempat tinggal pasien dilakukan penyemprotan disinfektan, rapid test dan swab massal, dan jika positif langsung dirawat di rumah sakit jika menunjukkan gejala, lalu diletakkan di hotel jika tidak menunjukkan gejal. Bahkan, mereka itu diberikan permakanan.

Baca Juga: Pemusnahan Narkoba saat Pandemi, Hasil Ungkap Enam Bulan Polrestabes Surabaya

“Jika memang diperlukan, kami juga melakukan blokir gang yang dikoordinasikan dengan tingkat RW. Hal ini untuk menyelamatkan yang lain supaya tidak ikut tertular. Jadi, setelah ada data itu, kami tidak tinggal diam, ada langkah-langkah yang kami lakukan, makanya data itu sangat penting bagi kami,” katanya.

Sementara itu, Pembina Pengurus Daerah Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (Persakmi) Jawa Timur yang sekaligus Ketua IKA FKM UNAIR, Estiningtyas Nugraheni, mengatakan pandemi ini merupakan masalah bersama dan harus dihadapi bersama-sama pula. Karena pengumpulan data itu ada di beberapa titik, maka sangat memungkinkan muncul perbedaan.

“Makanya, karena ini masalah bersama, harus disinkronkan bersama-sama, dan apabila ada yang tidak selaras, harus diselaraskan bersama-sama pula,” pungkasnya.

Baca Juga: Pemkot Surabaya Mulai Buka Data Alamat Pasien Covid-19

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm