Nadiem Bolehkan Sekolah Tatap Muka, Disdikbud Kalsel Tunggu Covid-19 Terkendali

26 November 2020 18:10 WIB
Nadiem Bolehkan Sekolah Tatap Muka, Disdikbud Kalsel Tunggu CoVID-19 Terkendali
Nadiem Bolehkan Sekolah Tatap Muka, Disdikbud Kalsel Tunggu CoVID-19 Terkendali ( Smart Banjarmasin/ Jumahudin)

Banjarmasin, Sonora.ID – Baru-baru ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Nadiem Makarim, menyampaikan berita gembira, bahwa sekolah boleh melaksanakan pembelajaran tatap muka pada Januari tahun depan.

Hanya saja, tidak ada kewajiban bagi sekolah untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Dengan kata lain, kewenangan untuk mengakhiri Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) yang diterapkan selama pandemi CoVID-19 berlangsung diserahkan kepada pemerintah daerah (pemda) setempat, sekolah, dan orangtua.

Sehingga ketiga komponen inilah yang menjadi kunci diselenggarakannya pembelajaran tatap muka atau tidak.

Baca Juga: Simulasi Sekolah Tatap Muka di Banjarmasin Dihentikan, UAS Digelar Daring

Menyikapi lampu hijau yang diberikan Kemendikbud, Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan rupanya masih kekeuh mempertahankan belajar daring hingga penyebaran CoVID-19 benar-benar dapat dikendalikan.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Selatan, Muhammad Yusuf Effendi, mengungkapkan bahwa Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri yang menjadi acuan pembelajaran tatap muka, tidak mewajibkan seluruh daerah untuk kembali membuka sekolah.

“Memang ada regulasi yang memungkinkan pembelajaran tatap muka pada bulan Januari tahun depan. Tapi kan keputusan akhirnya tetap berada di tangan pemerintah daerah setempat,” jelas Yusuf.

Baca Juga: Pemprov Jateng Mulai Uji Coba Pembelajaran Tatap Muka di 34 Sekolah

Ditegaskannya, pembelajaran secara daring akan tetap dipertahankan, selama status penyebaran CoVID-19 masih membahayakan.

Hal itu untuk meminimalisir potensi timbulnya klaster baru penularan virus Corona.

"Kita mengkhawatirkan adanya klaster baru kalau tetap memaksakan buka sekolah di tengah pandemi yang masih berlangsung. Lebih baik bersabar," imbuhnya.

Namun jika memungkinkan atau kondisinya sudah kondusif, maka tidak menutup kemungkinan akan diberikan rekomendasi kepada sekolah khususnya yang berada di bawah naungan pemerintah provinsi untuk menggelar pembelajaran tatap muka.

Baca Juga: Bertahap, Pemkot Surabaya Tes Swab Pelajar SMP Jelang PBM Tatap Muka

"Jika sudah kondusif ya silakan bulan Januari nanti membuka sekolah," imbuhnya.

Itu pun menurut Yusuf harus ada persetujuan pemerintah daerah setempat dan izin orang tua siswa melalui komite sekolah, serta harus melaksanakan protokol kesehatan dengan ketat.

"Bangku sekolah harus disusun sedemikian rupa. Jika rombelnya 36 hanya 18 siswa yang masuk dan pastinya memakai masker," tegasnya.

Pihak sekolah menurutnya, harus menyediakan sarana penunjang penerapan protokol kesehatan di lingkungan sekolah. Seperti penyediaan sarana cuci tangan di depan ruang kelas, hand sanitizer dan lain sebagainya.

Baca Juga: Hari Guru Nasional, Pemprov Kalsel Apresiasi Dedikasi dan Perjuangan Guru

"Kami mengimbau kepada pihak sekolah untuk mempersiapkan sarana cuci tangan, menyediakan hand sanitizer dan lain-lain," pungkasnya.

Bertolak belakang dengan pernyataan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi, Sekretaris Komisi 4 DPRD Kalsel, Firman Yusi, menilai bahwa pembelajaran tatap muka sudah layak di terapkan di Kalumantan Selatan.

Tidak hanya di tingkat sekolah menengah pertama dan atas, pembelajaran luring juga bisa diterapkan di tingkat satuan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Sekolah Dasar (SD).

“Faktanya dalam kondisi sekarang aktivitas itu sudah jalan. Taman-taman dan tempat rekreasi sudah penuh termasuk di dalamnya anak-anak. Lalu apa bedanya dengan aktivitas anak-anak di sekolah?” terangnya.

Baca Juga: Sulsel Bersiap Sekolah Tatap Muka, Guru Wajib Lakukan Swab Test

Intinya menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera tersebut, pihak sekolah harus dapat memastikan pembelajaran tatap muka dengan menggunakan protokol kesehatan yang ketat.

Selain itu, orang tua siswa diharapkan dapat bekerjasama dengan pihak sekolah dalam hal membiasakan anak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dari rumah hingga pulang dari sekolah.

“Intinya penerapan protokol kesehatan dengan ketat,” tegasnya.

Ia menambahkan, pembelajaran daring yang selama ini diterapkan tidak terlalu efektif dalam mencapai tujuan pendidikan.
Salah satunya pembentukan karakter peserta didik yang sulit dicapai jika hanya mengandalkan pembelajaran daring.

“Secara pribadi dan orang tua saya menilai pembelajaran daring itu tidak efektif. Membentuk karakter itu susah lho dengan belajar daring,” tutupnya.

Baca Juga: Pembelajaran Tatap Muka Harus Utamakan Keselamatan Siswa

PenulisFakhrurazi
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
92.0 fm
98.0 fm
90.4 fm
102.6 fm
93.3 fm
97.4 fm
98.9 fm
101.1 fm
96.0 fm
96.7 fm
99.8 fm
98.9 fm
98.8 fm
90.8 fm
97.5 fm
91.3 fm
94.4 fm
91.8 fm
102.1 fm
98.8 fm
95.9 fm
88.9 fm
101.8 fm
97.8 fm
101.1 fm
101.8 fm
101.1 Mhz Fm
101.2 fm
101.8 fm
102.1 fm